Setiap orang pasti punya selera. Selera itu yang nantinya membuat munculnya pertanyaan, “do you like this?”. Begitu juga dengan saya, yang memiliki daftar “10 things likes and dislikes”. Kalau ada kesamaan, bukan disengaja, tetapi ditakdirkan oleh Tuhan. Supaya kita bisa bikin partai yang kelompoknya berdasarkan kesamaan selera.
1. Lebih suka Twilight Saga daripada Harry Potter.

“Ya ampun.. kamu tu cewek banget ya..” ujar seorang teman ketika mendengar pernyataan saya itu.
Ya, saya emang lebih suka kangmas Robert Pattinson daripada adik Daniel Radcliffe. Jadi, saya sudah tonton Harry Potter – Goblet of Fire, sebanyak 2x, karena kangmas Pattinson berakting di situ sebagai Cedric, meski akhirnya mati. *ikut emosi pingin bunuh Voldemort* Tapi untuk Twilight, New Moon, Eclipse, dan yang sedang saya tunggu-tunggu, Breaking Dawn. Jangan ditanya ah… Diputar 10x pun, saya tetap mau nontong kangmas Pattinson berakting, apalagi di sini dia enggak bakal bisa mati!
2. Lebih suka film Action daripada Kolosal.
Anna and The King penyebabnya! *ditendang sama Choy Yun Fat* Sekalipun film itu dianggap hebat dan masuk dalam nominasi Best Art Direction dan Best Costume Design. Tetapi film itu tidak sukses mengambil hati saya. Sehingga mulai saat itu, saya sama sekali tidak tertarik dengan film-film kolosal. Sebut saja The Lord of the Rings, Troy, ah… apa pula itu. Lebih baik nonton Mission Impossible, James Bond 007, atau film-film Action Superhero Superman, Spiderman, Batman, atau Fantastic Four.
3. Lebih suka film Drama daripada Horor.
Saya masih ingat ketika teman dengan sukses menipu saya.“Nik, kita nonton film drama romantis yuk.. Aku udah minjem DVDnya.”
Dan nyatanya apa sodara-sodara? Film horror “One Miscol”!! Dan mereka benar-benar mengurung saya untuk tidak beranjak meninggalkan ruangan. Alhasil hari itu menjadi salah satu hari menyeramkan saya. Dan mereka harus membayarnya dengan menraktir saya nonton film drama romantis dan drama komedi selama beberapa pekan, di bioskop. Yak, itu ganjaran untuk mereka yang telah menjebak saya menonton film horor. Jadi kalian, jangan coba-coba ya..
4. Lebih suka Sambal Terasi daripada Sambal Bawang.
Hidup di keluarga pecinta sambal membentuk saya untuk menyukai sambal. Rasanya hidup jadi enggak berasa kalau tanpa sambal. Coba mainlah ke dapur kami, pasti akan ditemukan terasi yang siap diuleg bersama dengan cabe-cabe rawit nan segar. Kalau sudah siap, hhmmm… sedapnyaa…. Siap dicocol dengan apa aja deh. Tapi, jauh-jauh deh sambal bawang. Baunya enggak tahan. Sekalipun sudah diminumin air segalon, tetep aja rasa di mulut enggak hilang-hilang. *bawang nangis di pojokan*
5. Lebih suka Ikan daripada Ayam.

Konon katanya, kenapa orang Jepang itu pintar-pintar, karena mereka hobi makan ikan. Konon juga, ikan itu mengandung protein dan macam-macam vitamin (entahlah apa itu namanya) yang berfungsi untuk kecerdasan otak. Jadi, saya jadi pintar begini (sekalipun pas-pas’an) berkat makan ikan. Coba deh kalau saya enggak makan ikan, bisa lulus aja untung-untungan! *dulu les privat sama ibu guru salmon*
6. Lebih suka Pepsi daripada Coca Cola.
“Pepsi man…. Dug dug dug dug…” Siapa yang tahu permainan itu? Permainan favorit saya di PS. Tuan Pepsi lari-lari menghindari kaleng-kaleng yang bertebaran dan jatuh-jatuh. Setelah sampai di garis finish, Tuan Pepsi akan mengambil 1 kaleng Pepsi di kulkas. Huaa.. Segar sekali. Yak, permainan favorit saya di PS ini sudah sukses juga mempengaruhi saya. Meski awalnya cuma mainan yang terkesan iklan, tapi nyatanya sukses juga. Saya lebih suka pepsi, apalagi yang blue. Dibandingkan coca cola yang red. Lebih gagah gitu, kalau minum pepsi. Dan bisa aktif lari-lari seperti Tuan Pepsi. Meski saya bukan pelari..
7. Lebih suka Teh daripada Kopi.
Kembali pada kebiasaan keluarga. Kami selalu memiliki jam minum teh, yaitu sore hari menjelang petang. Mama selalu membuatkan 1 gelas teh besar yang diminum rame-rame sekeluarga. Sekalipun Bapak enggak suka teh dan lebih memilih cangkir kopinya, tetapi nyatanya dalam sekejap 1 gelas raksasa teh itu habis juga. Lalu ditambah lagi, pacar tercinta ternyata sama-sama pecinta teh. Jadi, salah satu impian kami adalah membuat satu jenis usaha yang berhubungan dengan teh. Doakan saja ya.. Dan ikutilah kami untuk mencintai teh, yang memiliki jauh lebih banyak manfaat dibandingkan kopi. *dilempar biji kopi sama starbuck*
8. Lebih suka Biru daripada Pink.
Berawal dari jalan-jalan saya di toko bersama mama, mata saya tertuju pada jaket biru yang cantik. Mama berniat membelikan, tetapi ternyata jaket biru itu ada cacatnya. Yah.. dengan kecewa, saya mengalihkan pilihan ke jaket serupa tetapi berwarna pink. Setelah itu, mantan atasan saya membelikan saya sandal imut dari Bali berwarna pink juga! Pink penuh manik-manik di sekitarnya. Baru 2 koleksi pink saya itu, ternyata sudah sukses membuat orang-orang berpikir saya pecinta pink. Akhirnya berlanjut pada pakaian kerja saya yang dibelikan orang teman dan itu juga pink! Jam tangan dari teman juga pink! Oh gosshhh.. Akhirnya koleksi biru saya semakin terhimpit oleh pink. Jadi sodara-sodara, dengan ini saya tetap nyatakan bahwa saya lebih menyukai Biru daripada Pink.
9. Lebih suka ng’Café daripada nge’Mall.

Coba deh ajak saya nge’mall seharian. Just for walking-walking. Nemenin kalian liat-liat, syukur-syukur nyantol satu belanjaan. Aahh.. saya pasti akan mengeluh setelah setengah perjalanan. Ya, saya memang tidak terlalu suka nge’mall. Apalagi cuma buat jalan-jalan tanpa tujuan. Upz.. Okey, mungkin bagi mall’ers mungkin akan protes, “Iya jalan-jalan itu tujuannya refreshing.” Tetapi bagi saya, jalan-jalan tanpa tujuan pasti (misal membeli sesuatu), justru akan membuat badan saya sakit dan capek bukan main. Kaki kriting mau putus. Mending nongkrong di café deh.. Ngobrol santai sambil nge-teh, atau cari-cari wifi gratis di café. Lebih santai dan nikmat!
10. Lebih suka Beli baju daripada Nyalon.
Boleh percaya, boleh enggak. Dibalik kecantikan saya ini.. *ehem..* Sebenarnya dalam setahun, tahun 2010 kemarin. Terhitung saya ke salon cuma 3 kali. Pertama untuk rebonding rambut, kedua untuk potong rambut, dan ketiga untuk creambath. Tetapi, berapa kali saya beli baju? Meski tidak sering, tetapi yang jelas lebih dari 3 kali. Ya, nongkrong di salon bagi saya tidak menarik. Bosan, capek, bokong panas. Bukannya bisa tidur menikmati pijatan di kepala, tetapi malah menghitung jam, kapan berakhirnya. Dan sekalipun kadang kepala saya penat, butuh pijatan di creambath, saya lebih memilih untuk memijat sendiri di rumah. Meski juga, sesekali saya ingin menikmati perawatan di salon, nyatanya tidak ada action untuk segera beranjak menuju salon. Tidak sesemangat saya ketika menuju butik atau browsing online shop dan segera membeli koleksi bajunya.
>> Lalu teman-teman? Bagian apa di antara kita yang sama? Kita mungkin bisa membuat partai setelahnya.
*) sumber foto 1: http://omdimas.com/sinopsis-film-the-twilight-saga-new-moon/
foto 2: koleksi pribadi
foto 3: http://travel.webshots.com/photo/2979799040083734462FNBdqW