Berapa Harga Rumah di Yogyakarta?

Libur lebaran tahun ini saya isi dengan parade drama korea dan kerja. Wuihh… berarti bukan libur beneran dong ya.. Eits, jangan salah sangka dulu. Di kerjaan part-time saya ini, bisa sambil parade drama korea lho.. Jadi, berasa nganggur tapi digaji deh. Hihihi..

Benernya saya ini kerja apaan sih? Ayo dong pada nanya..

Oke, saya jawab ya.. Saya ini diminta tolong untuk menjaga kantor sebuah developer rumah di Jogja, yang kantornya ada di Ambarukmo Plaza. Kalau di sini sih diistilahkan SPG.

Berhubung jualan rumah yang harganya tergolong muahal, jadi jumlah pengunjungnya tidak sepanjang antrian di toko roti depan kantor developer ini, dan juga tidak seramai stand batik di seberangnya. Kalau ada yang nanya-nanya lebih lanjut, tugas saya adalah mencatat nomor yang bisa dihubungi di buku tamu, supaya marketing bisa menghubungi dan menjelaskan informasi rumah ini lebih lanjut.

Dari sekian banyak tamu yang menuliskan nama dan nomornya, 90% adalah orang luar Jogja. Ini yang membuat saya berpikir dan terus berpikir. Kenapa ya…

Hasil dari kontemplasi saya, hal itu mungkin karena ini:

Menurut survey, Yogyakarta adalah kota ternyaman & teraman di Indonesia. Jadi, mungkin ini yang membuat banyak orang ingin menginvestasikan rumah tinggalnya di Yogyakarta. Baik untuk simpanan masa pensiun nanti, untuk ditinggali anak yang bersekolah di kota pelajar ini, atau untuk disewakan sementara sebelum nantinya ditinggali sendiri.

Lalu, faktanya sekarang adalah:

UMR (Upah Minimun Regional) di Yogyakarta tergolong rendah. Menurut informasi dari HR Centro (Human Resource Community), UMR Yogyakarta tahun 2011 adalah Rp 808.000. Secara gampangnya, UMR itu dihitung dari biaya hidup di Yogyakarta. Berarti kesimpulannya, biaya hidup di kota ini tergolong murah juga. Dengan uang Rp 15.000 per hari, di kota ini kita bisa makan kenyang & sehat.

Padahal, UMR di kota-kota lain tidak serendah di Yogyakarta. Misalnya, Jakarta yang sebesar Rp 1.290.000, atau Semarang Rp 880.000, Surakarta Rp 826.252, dan masih ada beberapa kota lainnya di luar pulau Jawa. Sehingga mereka yang dari luar Yogyakarta, ibaratnya gaji 1 tahun bisa buat beli 1 unit rumah, karena menurut mereka harga rumah di Yogyakarta ini amatlah murah. Enggak perlu ditawar, asalkan harganya “masuk” langsung deal.

Saya ada contoh, di dekat rumah saya, dulu harga tanah per meter masih 500.000-an. Tahun ini, ada orang jual tanahnya ke bukan orang luar Yogyakarta, iseng-iseng ditawarin per meter Rp 1.200.000. Dan tahu apa yang terjadi, langsung deal. Lalu dampaknya apa? Harga tanah di sekitaran rumah saya sekarang rata-rata 1 juta ke atas.

Tapi, UMR itu hanya contoh sebagian ya.. Karena faktanya, masih ada kota lain yang UMRnya masih di bawah Yogyakarta, yaitu kota Brebes sebesar Rp 717.000.

Lalu bagaikan efek bola salju, karena dari alasan di atas kemudian menimbulkan dampak yang lain lagi, yaitu:

Harga tanah di Yogyakarta sekarang rata-rata jadi naik. Tetapi kenaikannya tidak signifikan dibandingkan kenaikan UMR. Karena apa? Karena biaya hidup di Yogyakarta masih tergolong rendah. Tingkat konsumsi penduduk di Yogyakarta memang tinggi, tetapi ternyata yang membeli itu rata-rata bukan orang Yogyakarta, melainkan orang luar Yogyakarta yang diberi uang saku oleh orangtuanya tinggi, lalu di sini dipakai untuk bersenang-senang. Ibaratnya, mahasiswa hidup sebulan di sini bisa cukup dengan uang saku 1 juta. Tetapi orangtuanya yang dari luar kota, memberinya uang saku sesuai standar di kotanya, yaitu 1,5 juta. So.. tinggi deh tingkat konsumerisme di kota ini.

Efeknya lagi.. Yang mampu membeli rumah di kota ternyaman & teraman ini adalah orang-orang yang tidak bekerja di sini atau orang luar Yogyakarta. Kalaupun bisa membeli rumah, orang-orang Yogyakarta hanya mampu membeli tanah di Jogja coret. Seperti saya & pacar saya ini, yang mampunya beli rumah di pinggiran kota Yogyakarta.

Jadi kesimpulannya, orang-orang luar Yogyakarta inilah yang merusak harga tanah di kota kecil ini.

Saya jadi berandai-andai, 50 tahun ke depan akan jadi apa ya, kota yang dulu pernah jadi ibukota Indonesia ini? Akankah sepadat Jakarta atau secanggih Singapura. Wew… berharap boleh kan.. 😀

>>Jadi, siapa yang mau beli rumah di komplek perumahan yang saya tawarkan ini? Harga minimal cuma 2,8 M kok.. 😉

 

foto dari:http://www.newphotosgalleries.com

One thought on “Berapa Harga Rumah di Yogyakarta?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *