Kesuksesan seorang istri tidak pernah lepas dari peran suami yang senantiasa mendukungnya.
Dokter kandungan saya, dr. Danny Wiguna bilang, “Besok tanggal 21 April, ikutan Lomba Ibu Hamil Sehat dan Cerdas ya di Panti Rapih.” Lalu, dengan semangat ’45 berangkatlah kami ke RS Panti Rapih. Yah.. itung-itung iseng berhadiah, kalau menang ya syukur.. kalo enggak ya bisa buat nambah pengalaman dan pengetahuan.
Berbekal kartu KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) yang didapat gratis di Puskesmas, KTP, dan biaya pendaftaran Rp30.000. Saya dapet goodie bag dari Prenagen dan saya siap untuk berlaga di ajang pemilihan Ibu Hamil Sehat dan Cerdas 2013. Hohoho….
Ketika masuk ke lti.3 tempat berlangsungnya lomba, saya langsung antri untuk diperiksa oleh seorang bidan. Uhmm.. ini kedua kalinya saya diperiksa bidan, yang pertama di Puskesmas. Alibi doang sih, karna saya cuma pingin dapet gratisan kartu KIA-nya. Hihihi… Dan jujur aja—entah karna saya saat itu sedang dalam kondisi fit atau tidak—diperiksa sama bidan Panti Rapih sentuhan dan tekanan tangannya lebih soft ketimbang bidan Puskesmas, jadi perut saya enggak sakit.
Pas Bu Bidan lihat rekam medis KIA saya, dia nanya, “Loh, kok enggak pernah diisi? Selama ini priksa enggak?”
“Priksa Bu, rutin tiap bulan sama dokter Danny.”
“Kok dokter Danny enggak pernah ngisi KIA?”
“Saya enggak tau Bu, itu KIA juga saya dapetnya dari Puskesmas. Saya priksanya bukan di Panti Rapih Bu, tapi di kliniknya dokter Danny di Jalan Godean.”
Bu Bidan cuma manggut-manggut aja, trus melanjutnya priksanya. Berat saya 56 kilo (naik 5 kilo semenjak belum hamil), tensi 90 (turun, karna sebelumnya 100), dan good news-nya kepala baby eL posisinya udah di bawah. Yey! Semoga nggak muter ke atas lagi ya nak… *pukpuk perut*
Setelah itu, mulailah pertandingan yang sesungguhnya dimulai. Ternyata sodara-sodara, ajang ini mirip sama pemilihan Putri Indonesia. Kami disuruh fashion show, setelah itu ambil nomor undian (1, 2, 3), yang menandakan kepada juri manakah pertanyaan itu akan dilontarkan. Nomor 1, juri seorang ginekolog alias dokter saya sendiri, dr. Danny. Nomor 2, juri seorang psikolog, entah siapa namanya. Nomor 3, juri seorang ahli gizi, yang juga tidak tahu namanya.
Saya dapat nomor 2, pertanyaan dari Psikolog, yang begini: Bagaimana menurut Anda hubungan mental seorang ibu dan anak? Dan bagaimana Anda menilai mental diri Anda sendiri?
Dengan (sok) pede saya jawab aja, bla… bla… bla… bleh! *kalau sekarang disuruh ngulang juga enggak tau waktu itu saya ngomong apaan*
Sambil nunggu pengumuman pemenang, kami diberi seminar kecil tentang Laktasi alias menyusui. Terutama tentang pentingnya proses IMD (Inisiasi Menyusui Dini)—hiks, nonton video yang diputerin bikin saya terharu. Ternyata yah.. IMD itu fungsinya bukan semata-mata ngelatih supaya baby mau nyusu ke ibunya. Tapi supaya baby enggak stres pas keluar ke dunia. Jadi, baby itu sebenernya stres loh pas udah dilahirin. Karena dia biasa nyaman di dalam perut ibunya, dengan dilindungi air ketuban. Nah, dengan IMD yang praktiknya menempelkan baby ke dada ibunya ini, membuat baby nyaman dan aman karena kulit ibu dan anak ini saling bersentuhan. Uuh… jadi pingin IMD. Semoga rumah sakit tempat saya akan melahirkan besok bisa ngasih IMD yah..
(Masih) sambil nunggu pengumuman pemenang, kami diminta make kaos Prenagen dan foto bareng-bareng di depan. Hihihi.. cantik kan bumil-bumil ini…
Akhirnya, saat yang bikin deg-degan itu tiba. Saatnya pengumuman pemenang. Juara Harapan 1,2,3 dan Juara 1,2,3 diumumkan. Sayangnya… tidak ada nama saya disebut. Tapi saat Juara Favorit diumumkan, nama saya disebut! Hahaha… Noni Rosliyani, peserta no.18! Jadi Juara Favorit Ibu Hamil Sehat dan Cerdas 2013 bo! Wkwkwk….
Lumayan.. Meski enggak dapet hadiah duit, piala, voucher senam hamil, voucher hypnotherapy, dan paket dari Pigeon. Saya dapet panci Maxim dari Prenagen. Hehehe.. Maxim kan mahal ya bo. Lumayanlah.. At least, saya pulang dengan tentengan yang makin banyak.
Saya jadi inget, ucapan dokter Danny saat menjelaskan maksud dan cara penilaian peserta. Kenapa fashion show? Bukan lenggak-lenggok-nya yang dinilai, tapi bagaimana cara ibu hamil ini berpakaian? Seharusnya ibu hamil itu pakai baju yang longgar, enggak ketat, dan pakai flat shoes, bukan sepatu ber-hak.
Kenapa harus bawa KIA? Karena rekam medis ibu hamil semenjak dinyatakan hamil ada di situ. Progress-nya keliatan dan bisa dinilai kesehatannya.
Saya dan suami langsung menebak-nebak. Pantesan aja saya kalah, KIA cuma diisi sekali sama Puskesmas. Padahal saya rutin priksa ke dokter 2 minggu atau 1 bulan sekali. Mungkin aja.. kalo saya priksanya di RS Panti Rapih, saya pasti dapet KIA. Tapi berhubung saya priksanya di klinik pribadinya dokter Danny di Jalan Godean, jadi saya enggak dikasih KIA.
U’uh, salah dokter Danny nih enggak pernah ngasih KIA. Sekalipun kondisi saya dan baby eL sehat, tapi enggak bakal ketauan dari rekam medisnya. Jadi, mungkin itu sebabnya saya dikasih Juara Favorit (sekalipun mampu buat juara 3—pede selangit :D), sebagai ungkapan maaf dokter Danny karena dia males ngisi KIA. Hahaha… kami sotoy aja siy…
Apapun itu, tetep lumayanlah… Acara—yang (katanya) baru diadain pertama kali sama RS Panti Rapih dalam rangka memperingati Hari Kartini—ini lumayan menghibur dan mengedukasi. Kalau saya hamil anak kedua, mau ikutan lagi ah… *woy! anak pertama aja belum lahir -___-“
One thought on “Ibu Hamil Favorit”