Menanti 1 Juli

30 Juni. Pukul 10 malam

2012. Dua tahun yang lalu. Sebenarnya acara bidston sudah selesai pukul 6 sore, tapi rumah masih juga ramai. Semua saudara kumpul di rumah. Keluarga besar dari pihak Bapak yang mayoritas dari Malang, Surabaya, Banyuwangi, datang jauh-jauh ke Jogja. Ada yang naik mobil, naik kereta, sampai carter bis.

Keluarga besar Mama yang mayoritas dari Solo, Wonogiri, juga datang ke Jogja. Mereka ramai-ramai menginap di rumah mbah kakung di Seturan. Sedang keluarga dari Bapak, sebagian ada yang menginap di rumah, tapi sebagian besar di Guest House Candi Indah.

Malam itu, di luar masih ramai, tapi saya di dalam kamar sendirian, ditemani deretan hantaran cantik yang 5 jam lalu diberikan ke keluarga kami. Ada handuk yang dibentuk jadi burung, ada sprei dibentuk jadi bebek, ada juga boneka barbie bergaun batik.

Read more

Balada Diapers

Dulu, sebelum punya anak, saya selalu mbayangin bahwa pengeluaran setelah punya anak itu bakal buanyak buanget. Beli susu formula yang katanya sebulan bisa sejuta sendiri, beli baju karena anak cepet banget pertumbuhannya, dan beli diapers yang katanya satu bal isi 40 itu cuma bisa untuk satu minggu.

Tapi kenyataannya, semua terjadi kebalikannya, at least pada Luna sampe sekarang usia 1 thn ini.

Saya enggak pernah beliin Luna susu formula, karna sampe sekarang Luna masih ngASI full. Luna tergolong bayi yang mungil, ya karna bapak-ibunya juga mungil, jadi baju pun juga lebih awet. Dan sejak usia 3 bulan, Luna udah dilatih pipis dan pup ditatur sama eyang utinya, jadi irit celana, banget.

Utinya ini telaten banget untuk natur Luna. Tiap sebelum tidur, bangun tidur, abis makan dan minum, sama abis mandi. Pasti ditatur. Dan tiap gelagat Luna ngeden2 gak jelas, langsung angkat bawa ke WC, lalu pup-lah dia dengan sempurna.

Emang sih natur itu enggak selalu berhasil. Kadang Luna nolak ditatur, trus jadinya ngompol. Tapi enggak pa-pa, namanya juga lagi proses belajar toilet training.
Read more

D-Day Hari Inspirasi

Waa.. Saya punya utang cerita sama pembaca blog ini. Rencana ngeblog sih ada, ide ngeblog jelas udah ketancep di otak. Tapi apa daya, punya anak bayi itu rempong ya cyin.. Me time bakal berkurang. Dan giliran anak udah tidur, enggak serta merta saya bisa istirahat atau melakukan hobi, melainkan bersih-bersih rumah yang berantakan. *lap kringet*

Oke, satu-satu…

Di tengah kehectican jadi ibu, 24 April lalu, saya menyempatkan diri untuk berbagi bersama anak-anak lain melalui Kelas Inspirasi Yogyakarta #2.

Kan, ngajarnya di jam-jam kerja, jadi Luna pasti enggak bakal “kehilangan” saya dong… Itu pemikiran saya awal, saat ingin menjajal pengalaman baru. Tapi ternyata, ngajar sehari di Kelas Inspirasi itu butuh persiapan berhari-hari!

Berawal, saya harus meninggalkan Luna dan suami, berduaan doang di rumah, dan di hari Sabtu, untuk briefing sama teman-teman kelompok. Lalu, meninggalkan mereka berdua lagi di hari Minggu, karena saya harus survey SD Banyurejo, sekaligus rapat (lagi) sama teman-teman kelompok.

Lengkap, weekend saya yang biasanya full seharian sama Luna, jadi berkurang karena harus menyiapkan Kelas Inspirasi.

Untung, suami enggak jadi ikutan daftar Kelas Inspirasi Yogyakarta #2 kali itu. Padahal saya udah ngajakin untuk ikutan. Coba kalo dia ikut dan lolos, siapa dong yang jagain Luna?

Trus, beberapa minggu sebelumnya, saya masih harus memikirkan, gimana sih cara njelasin anak-anak ini tentang profesi Editor. Untungnya, Bentang Pustaka punya video lucu tentang proses naskah bisa menjadi buku dan dibaca semua orang. Tapi masak, ya cuma nonton video itu doang sih..

Read more