Menanti 1 Juli

30 Juni. Pukul 10 malam

2012. Dua tahun yang lalu. Sebenarnya acara bidston sudah selesai pukul 6 sore, tapi rumah masih juga ramai. Semua saudara kumpul di rumah. Keluarga besar dari pihak Bapak yang mayoritas dari Malang, Surabaya, Banyuwangi, datang jauh-jauh ke Jogja. Ada yang naik mobil, naik kereta, sampai carter bis.

Keluarga besar Mama yang mayoritas dari Solo, Wonogiri, juga datang ke Jogja. Mereka ramai-ramai menginap di rumah mbah kakung di Seturan. Sedang keluarga dari Bapak, sebagian ada yang menginap di rumah, tapi sebagian besar di Guest House Candi Indah.

Malam itu, di luar masih ramai, tapi saya di dalam kamar sendirian, ditemani deretan hantaran cantik yang 5 jam lalu diberikan ke keluarga kami. Ada handuk yang dibentuk jadi burung, ada sprei dibentuk jadi bebek, ada juga boneka barbie bergaun batik.

Perlahan suara di luar makin mereda, tanda malam makin menghampiri. Mama sudah berkali-kali bilang, “Tidur sana. Besok kita harus bangun pagi-pagi.” Tapi nyatanya, sampai pukul 1 dini hari, saya tidak bisa tidur sama sekali.

Beberapa jam lagi saya akan menjadi Nyonya Donny Aprilianto. Sangat bersemangat, tapi juga deg-degan. Akhirnya perjuangan cinta kami selama hampir 5 tahun pacaran, akan berakhir di pelaminan.

Meski saya sadar banget, bahwa every ending is a new beginning.

2013. Setahun yang lalu. Jam 7 malam tadi sebenarnya flek sudah muncul. Kata orang-orang dan juga teori kedokteran, sebentar lagi saya harusnya melahirkan. Tapi, kenapa rasa mulas sama sekali belum terasa.

Saya pun menelepon Poli Kebidanan di RS Panti Rapih. Katanya, itu adalah tanda-tanda melahirkan, tapi masih 2-3 hari lagi. Ketimbang saya ke RS dan nunggu di sana dengan gelisah, bidan menyarankan untuk saya santai di rumah saja sampai terasa kontraksi.

Namun, 2 jam kemudian pecahlah ketuban saya di atas kasur tempat tidur. Dengan heboh, Bapak, Mama, dan suami mengantar saya segera ke RS Panti Rapih. Bapak yang panik, menyetir mobil sampai melanggar 3 traffic light yang menyala merah. Padahal saya yang di mobil, masih tiduran santai belum terasa sakit kontraksi sama sekali.

Sampai di RS, saat dicek bukaan, ternyata baru 1,5. Menurut teori, wanita yang baru pertama kali melahirkan akan mengalami kontraksi selama 10-12 jam. So, here we go. Nikmati rasa sakitnya. Ibuk siap menyambutmu lahir di dunia Nak.. Meski kenyataannya, 4 jam kemudian, Luna sudah tidak sabar, dan lahirlah dia dengan proses normal.

2014. Malam ini. Saya mengamati Luna yang tidur dengan nyenyaknya. Badannya sudah makin tinggi. Akalnya makin pintar. Makan makin banyak. Aktif geraknya, pingin cepet jalan. Dan bibir cerewetnya, nyerocos enggak jelas.

Ah, beberapa jam lagi kamu 1 tahun, Nak.. Terima kasih, setahun yang lalu kamu bisa bekerja sama dengan Ibuk dengan sangat baik. Tidak membuat Ibuk kesakitan selama berjam-jam. Mau lahir normal tanpa induksi. Dan mau lahir tepat di ulang tahun pernikahan kami ke-1, meski sebenarnya HPL-mu tanggal 4 Juli di hari kemerdekaan Amerika.

Kamu adalah kado terindah dalam hidup kami berdua, Nak.. Tumbuhlah jadi anak yang sehat selalu, pintar, nurut nasihat orangtua, baik hatinya, dan takut akan Tuhan.

image

Selamat menyambut ulangtahun pertamamu, Luna-ku sayang..

Selamat menyambut hari jadi pernikahan kita ke-2 tahun, suamiku tercinta..

Terima kasih sudah memberi warna dalam hidupku. Meski sering Ibuk cerewet, marah-marah nggak jelas, tapi kalian selalu di hati, takkan terganti.

Selamanya.

4 thoughts on “Menanti 1 Juli

  1. Sll suka sm keluarga ini,pemikirannya yg modern namun tdk meninggalkan nilai2 ‘jawa’nya,ibu yg kerja namun jg sgt peduli dg urusan rumah tangga,bapak yg tdk hanya mengerti mencari uang namun jg hebat mengasuh luna.berani mengambil keputusan di tengah resiko yg tdk mudah dijalani,mau hidup hemat dalam kecukupan.walo msh berusia 2th usia pernikahannya,namun tdk berlebihan rasanya kalo pasangan yg sdh lama menikah,mencontoh dr mrk..semoga klrg ini senantiasa dicurahkan kasih sayang oleh Tuhan,ditumbuhkan dlm cinta thd keluarga dan sesama..sll dapat mjd garam dan terang bagi dunia.amin..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *