
Dua minggu terakhir tahun 2014 ini saya menghabiskan waktu dengan tinggal di rumah mertua dan orangtua.
Seperti yang pernah saya ceritakan di sini. Sekalipun kami tinggal di kota yang sama, tapi saya dan suami memilih untuk tinggal di rumah sendiri semenjak menikah. Saya tinggal di Jogja barat, mertua di Jogja timur, orangtua di Jogja utara. Jelas repot kalau setiap mau berangkat kerja saya harus mampir ke rumah orangtua/mertua, untuk menitipkan anak. Jadi, selama kami tinggal kerja Aluna kami titipkan di daycare terpercaya dan terdekat dengan rumah.
Berhubung akhir tahun adalah libur semester sekaligus libur natal, maka aktivitas daycare dan playgroup di Bintang Bintang diliburkan. Padahal saya dan suami kan harus masuk kerja. Jadi, solusi terbaik adalah mengungsi sementara ke rumah orangtua/mertua.
Pembagiannya adalah 6 hari di rumah mertua, 10 hari di rumah orangtua saya.
Tapi…. Baru sebentar tinggal di rumah mereka, saya sudah merasa enggak betah. Mungkin karena sudah terbiasa tinggal sendiri ya, jadi ketika harus tinggal seatap dengan orangtua/mertua, saya merasa enggak bebas, enggak sreg, tertekan, dan bete kuadrat pokoknya. Hahaha… Boleh dipertanyakan kok, salah siapa ini. Saya atau mereka. Sepertinya sih, saya… Hihihi…
Apalagi semenjak Aluna lahir, kayaknya segala tingkah polah dia yang bikin orangtua saya ngelus dada, itu semua adalah salah saya. Misal, Aluna enggak mau minum pake dot, salah saya karena enggak ngelatih sejak bayi. Aluna enggak suka minum susu formula, salah saya karena terlalu getol ngASI dan enggak ngenalin sufor sejak bayi. Aluna makannya selalu duduk sekalipun lama, belepotan, dan kotor, salah saya karena enggak nggendong dia tiap makan karena itu lebih cepet dan bersih. Aluna sakit pilek atau batuk, salah saya karena enggak menjaganya benar-benar. Aluna enggak mau makan, salah saya juga.
Pokoknya semua yang anak lakukan itu salah ibunya!
Haduh… Gimana enggak bete kuadrat. *ngelus dada*
Belum lagi, cara mendidik yang berbeda, serta kodrat kakek-nenek yang selalu memanjakan cucunya. Misal, jika Aluna membanting barang, saya akan diam dan menatap matanya tajam, menandakan bahwa itu enggak boleh. Sedang kakek-neneknya justru tertawa, tersenyum, memaklumi bahwa itu memang wajar dilakukan anak-anak.
Hufftt….
Eits, tapi enggak semua pasangan yang tinggal bersama orangtua/mertuanya seperti saya loh betenya. Mungkin karena saya emang tercipta lebay dan susah ngontrol emosi. Hihihi…
Meskipun bukan pakar, bukan ahli. Dan berbekal pernah tinggal sama orangtua dan mertua selama 8 bulan (3 setelah lahiran, 4 bulan setelah masuk kerja, dan 1 bulan pas rumah direnovasi). Saya mau berbagi tips tinggal bersama mereka.
- Siap berbagi.Kalau masak, ya alangkah baiknya kalau masak buat semua penghuni rumah, bukan cuma buat suami dan anak aja. Kalau punya makanan, jangan dimakan sendiri di dalam kamar. Tawarin ke mereka, mau atau enggak. Dan setiap naruh sesuatu di kulkas, siap-siap berkurang mendadak, karena ada penghuni rumah lain yang makan.
- Kenali kebiasaan.Ketimbang bikin penghuni rumah lain sebel, lebih baik tanya sama pasangan atau jelasin ke pasangan tentang kebiasaan-kebiasaan di rumah. Contohnya, bapak saya enggak suka kalau ada orang mandi atau buang air kecil (apalagi buang air besar) pas doski lagi makan. Jadi sebelum bapak makan, suami saya buru-buru mandi deh. Hahaha..
- Tahan diri.Selain penghuni rumah lain punya kebiasaan, kita juga punya kebiasaan sendiri kan. Contohnya, suami saya yang sukanya nonton TV sampai ketiduran, sebaliknya bapak saya enggak bisa tidur kalau dengan suara TV. Jadinya, suami saya ngalah. Sebelum mata merem beneran, doski udah pindah ke kamar untuk mapan tidur.
- Ekstra sabar.Kalau mertua/orangtua mulai mengeluarkan rentetan “kereta api” yang super panjang dan bikin emosi kita bergejolak. Nah, inilah saatnya kesabaran kita diuji. Pepatah “diam itu emas” pas banget dipraktekin di sini. Ketimbang kalau dijawab malah bikin pecah perang, lebih baik bersabar aja.
- Tahu diri.Buat saya dan pasangan, kami pribadi menerapkan “biaya numpang” setiap tinggal di rumah orangtua/mertua. Mau seminggu, dua minggu, apalagi berbulan-bulan. Kami akan memberikan mereka uang semampu kami, untuk nanti bisa dibelikan beras, atau apapunlah. Apalagi momong anak kecil itu kan capek fisik ya, sedang orangtua kita itu sudah tua. Sadis kayaknya kalau kita enggak tahu diri. Padahal, mungkin uang yang kita kasih bisa buat mereka pijet atau spa. Atau mungkin kita bisa tahu diri dengan mijitin mereka.
- Curhat sama pasangan.Sekalipun kebiasaan sejak kecil kita selalu curhat sama orangtua, tetapi sekarang kita punya pasangan loh.. Pimpinan keluarga kita adalah suami, bukan bapak kita. Jadi masak kita enggak curhat apapun sama pasangan, dan memilih curhat semuanya sama orang lain. Tar malah bikin bencana di keluarga kita sendiri. Percaya deh!
Meski di akhir tahun ini pada berlomba-lomba bikin review perjalanan di tahun 2014 serta resolusi 2015. Saya mau berbagi tips aja, biar teman-teman yang abis pada nikah di akhir tahun ini, atau mau nikah di awal tahun depan, dan berniat tinggal dulu sama orangtua/mertua, bisa menguatkan hati, mental, dan fisiknya.
Hahaha… Enggak ding. Enggak seseram itu kok.. Bisa-bisa saya dipelototin sama temen-temen lain yang bisa harmonis sekalipun tinggal sama orangtua/mertua. Hihihi.. piss ah.. (^.^)v
Akhir kata… Sebagai penutup tulisan di akhir tahun ini, saya mau ngucapin…
AKu setahun mak tinggal di rumah mertua. Meski mereka baik tetepp ya lebih enak tinggal di rumah sendiri, karena pasti ada rasa sungkan2an gituu
Makasiiii tipsnya yaaa… Saya bangeeet nih :))
Halo Mbak Noni?
Apa kabar?
Ketemu lagi di sini..
Dulu kenal Mbak Noni di Bentang.
Pas itu Mbak Noni baru beberapa bulan menikah (suit..suit).
Sepertinya sekarang sudah pesat perkembangannya.. hehe.
Aluna lucu banget, Mbak.
Keep the spirit being SUPER Mom \m/
Hai Hesty!
Apa kabarnya? Masih di Kuark kah?
Gimana, sudah ada rencana menikah?
Semoga cerita2ku enggak bikin stres duluan.
Hahaha..
apapun yang jelek dilakukan anak adalah salah emaknya. berasa kisah saya yang ditulis disini he…3x
haha, tos dulu mak.
Serupa dan selalu sama.. oh mak mak…
Betul bgt itu Mom…




Kalo ada yg jelek2 salah emaknya tapi kalo yg bagus2 blgnya pinter ya udah diajarin sih sm kakek & neneknya.
Apalagi klo pas disuapin emaknya anaknya susah makan (agak manja klo sm ibunya) tapi giliran disuapin neneknya lahap & cepet makannya, emaknya kena disalahin lagi dibilang gak terampil nih ngasih makan anaknya (sm para tetangga)…hahaha… dalem hati cuma bilang sabar sambil ngelus dada. #waduhjadicurhatnih