Bergegas aku masukkan ponsel ke dalam tas. Mengambil kunci motor dan keluar kantor, tepat pukul 12 siang. Dia pasti sudah menungguku. Kami janjian akan bertemu di restoran itu, seperti biasanya. Untuk makan siang, sekaligus berbagi cerita.
“Kamu tahu? Aku pacaran baru sejak SMP, loh,” ujarnya tiba-tiba setelah mengunyah suapan terakhir nasinya.
“Ohya, enggak pa-pa kan.. Ketimbang sudah sejak SD. Itu namanya dewasa sebelum waktunya.”
“Kamu percaya, cinta pertama itu susah dilupakan?”
“Hmm… agak percaya sih. Tapi bukan berarti tidak bisa dilupakan. Karena kalau aku diajak balik sama pacar pertamaku, belum tentu mau. Hahaha…”
“Kalau aku, aku akan menebus semua kesalahanku dulu. Melakukan sesuatu yang dulu tidak terpikir untuk kulakukan.”
Aku menyesap es tehku. Membatin, sepertinya dia akan memulai makan siang ini dengan curhatannya. Aku baru mengenalnya sejak kuliah, jadi menebak-nebak pacar pertamanya saat SMP jelas itu susah.
“Malam itu tiba-tiba dia meneleponku. Seperti biasanya, paling cuma mau berbagi cerita tadi di sekolah.” Read more