#MyLifeAsEditor 3: FAQ Editor Buku

Editor Definition in English Dictionary.
foto diambil di sini

 

Tiba-tiba saya kepikiran untuk bikin tulisan ini, setelah seminggu yang lalu kebagian jatah #TwiTalkRedaksi di kantor, trus banyak yang nanya seputar kerjaan editor.

Plus, terkadang saya merasa sedih, pas dulu pernah terjadi percakapan seperti ini:
“Jadi apa mba di penerbit itu?”
“Editor, mba.” *pinginnya sih jawab, CEO*
“Wah, keren ya. Harus teliti dong ya..”
“Iya mba..” *hepi sambil cengar-cengir*
“Trus kalo hitung-hitungannya salah gimana?”
“Hitung-hitungan gimana mba?”
“Itu..kan jadi auditor harus teliti.”
*keselak* “Ehem..mba… saya ini editor, bukan auditor. Beda jauh atuh…”
Trus mbaknya mlipir malu…

Duh, segitunyakah profesi editor di mata masyarakat indonesia? Kayaknya gampang dan nggak penting, jadi sering diremehkan, dilupakan, dan tidak dianggap. Coba, universitas mana di Indonesia yang punya jurusan penyuntingan? Setau saya cuma dua. Jurusan Editing di Unpad Bandungdan Jurusan Penerbitan di PNJ Jakarta. cmiiw.. 😀

Padahal kalo di luar, enggak usah jauh-jauh deh, temen saya editor salah satu penerbit di Malaysia, dia dulu kuliahnya jurusan penerbitan buku. Keren ya.. Karena di luar sana, editor itu profesi bergengsi. Dan kecintaan masyarakatnya sama buku dan daya beli buku mereka lebih tinggi ketimbang di Indonesia.

Udah ah… enggak mau mengkritisi yang kayak begituan. Yang penting saya kerja jadi editor selama 7 tahun ini bener-bener saya nikmati dan syukuri. Kalo saya diprotesin karna profesinya enggak keren, saya harus kerja apa dong? Situ mau menghidupi keluarga saya?

Sekarang langsung FAQ kerjaan editor aja ya. Ini berdasarkan pengalaman kerja di dua penerbit yang berbeda dan jadi editor fiksi serta nonfiksi lo ya.. Jika ada perbedaan dengan yang kalian alami, abaikan dan jangan protes ke saya. Sekian.

1. Kerjaan editor tu ngapain? Ngedit doang bukan?
Bukann.. Ngedit typo doang mah gampang. Anak SD juga bisa. Nah, kalo situ dapet tulisan yang idenya bagus tapi tulisannya acak-kadut apa ya mau didiemin? Pasti dirapikan, ditulis ulang. Artinya, jadi editor juga harus bisa nulis dengan baik dan benar serta bikin kalimat yang enak dibaca, mudah dipahami.

2. Kalo gitu pas masukin naskah, tulisannya berantakan gak pa-pa dong ya? Kan ada editornya…
Yeee… Kalo situ masukin naskah tulisannya acak-kadut, banyak typo, kalimat enggak enak dibaca, ide pasaran, nggak ada sesuatu yang spektakuler, dan paling parahnya lagi banyak yang copas. Kami para editor udah males duluan. Males baca, trus minta tolong sekret bikin surat penolakan. Hasilnya, naskahmu gagal diterbitkan. Rugi juga kan?

3. Oh..oke-oke. Lalu naskah yang bagus dan layak terbit itu yang kayak gimana? Aku pingin jadi penulis buku nih.. Tema apa aja yang penting namaku tercetak di buku. Bukan buku yasin lo ya tapi…
Iye-iye.. kalo buku harian gimana? Bhuahahaha..
Jadi penulis itu juga musti suka baca buku. Kalo kamu suka nulis buku resep, rajin-rajinlah main toko buku dan lihat tren buku resep saat ini. Lalu beli bukunya, pelajari isinya, dan susun outline tulisan yang keunggulan dan kelengkapannya jauh lebih oke ketimbang buku tersebut.
Jadi penulis itu juga perlu modal coy. Modal beli buku kompetitor yang bisa jadi lebih dari satu dan modal ide yang spektakuler.
Oya, jangan paksakan diri untuk nulis suatu tema yang enggak kamu kuasai. Enggak bisa masak maksa nulis buku resep. Enggak tahu pelajaran, maksa nulis buku penunjang pelajaran. Selain hasilnya enggak maksimal, penjualan bukumu nanti juga enggak maksimal, royaltinya enggak sebanyak yang kamu harapkan.
Pembaca sekarang udah pinter lohh.. Nyari buku yang penulisnya meyakinkan dan berkompeten di bidang yang ditulisnya.

4. Selama jadi editor, jobdesc yang paling menantang dan memusingkan apa?
Bikin konsep buku.
FYI, kerjaan editor bukan cuma teknis, tapi juga mikirin konsep, tren pasar, selera pasar, dan strategi penerbitan.
Jadi ya, wahai kalian pembaca-pembaca buku setia. Buku-buku yang ada dijual di toko buku itu datengnya tidak melulu dari penulis yang kirim naskah, lalu diterima, lalu diterbitkan. Hohoho, tidak sesimpel itu. Pasrah pada kiriman naskah.
Tapi kami para editor ini tiap tahun bahkan tengah tahun, harus bikin konsep produk untuk dieksekusi jadi buku. Misal konsep buku novel ya. Lagi tren masak-masakan nih.. Bikin novel seri tentang masak dan makanan ah.. Trus kami bakal kontak penulis yang kiranya bisa menerima tantangan menulis dengan tema tersebut dan dengan deadline tertentu.

5. Trus gimana nasib penulis-penulis newbie yang lagi merintis karir jadi penulis dan masukin naskah ke penerbit dong?
Tenang… Kami para editor tetap menyeleksi ribuan naskah-naskah masuk tersebut kok. Yang enggak oke ditolak, yang oke diterima dengan beberapa catatan. Misal ditambahin ini, dikurangin itu, plotnya diubah gini, alurnya dijadiin gitu. Macem-macem deh.

6. Wuih, brati tenaga buat momong penulis-penulis newbie harus ekstra dong?
Yoi coy! Jadi bekalnya editor cuma empat: suka baca buku, berpikiran terbuka atau enggak kudet, bisa nulis, dan tahu tata bahasa yang enak dibaca. Gimana? Bikin kepingin jadi editor nggak?

7. Iya. Enak kayaknya baca buku terus gratisan.
Iya sih.. Meski kadang pernah juga mengalami reading block. Atau males banget baca buku, karena sehari-hari kerjaannya udah berkutat sama bukuuu terus. Ehemm, saya kan juga manusia yang bisa mengalami bosan yak.. Tapi biasanya sih enggak lama. Abis itu tar baca lagi. Enggak mau kudet. Hihihi..

8. Okesip. Last question ya. Kamu kok keren sih?
Iya dong.. Noni.. editor.. Cantik, smart, dan sayang anak. *digetok palu rame-rame*

Muahhh. Bhay! :*

 

8 thoughts on “#MyLifeAsEditor 3: FAQ Editor Buku

  1. Mba Noni, memangnya editor bisa dilakukan oleh orang dengan latar belakang non-sastra ?

    Kalau newbie editor, belajarnya di mana dan bagaimana ?

    Terima kasih

    1. Aku, anak Ilmu Komunikasi. Trus ada temenku juga yang Editor anak Hubungan Internasional. Hehehe..
      Dulu aku sih belajarnya “learn by doing”. Kecebur di penerbit pertama yg mempekerjakanku, trus belajar dri baca2 buku juga. 😀

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *