Pentingkah Ikutin Anak ke Aneka Lomba?

running kids small

Kemarin malem saya chatting sama temen yang dulu pernah magang di kantor. Dia yang sekarang sudah kerja di sebuah kursus-an anak bercerita, betapa orangtua anak-anak itu gila kompetisi dan kemenangan. Tiap ada lomba, mereka akan menuntut anaknya untuk menang. Dan kalau kalah, mereka akan ngomelin anaknya di depan guru-gurunya, bahkan pernah juga marah-marah ke gurunya.

-_______-

Ya ampunn.. segitunya banget yaa..

 

Dulu pas masih kecil saya juga sering diikutin orangtua ke lomba-lomba dan aneka pentas. Tapi enggak ada yang menang. Bahkan meraih lomba harapan pun enggak pernah sedikit pun. Trus kalau pentas tari dan drum band, pernah salah gerakan. Selesai pentas, diketawain Bapak, dan dihibur Mama.

Udah gitu aja. Enggak ada tuntutan harus menang.

Tapi dulu suka iri sama temen-temen yang rumahnya dipenuhi sama piala-piala. Kapan yaa.. ruang tamu rumah isinya penuh piala.

Dan giliran ada piala nampang, itu pialanya Si Semprul, burung Cucakrowo-nya Bapak, karena menang lomba burung berkicau. Apess.. Bahkan untuk kompetisi berhadiah piala pun aku kalah sama Si Semprul. x_x

 

Lain lagi dengan guru PAUD yang kemarin sempat bercerita ke saya tentang beberapa lomba yang diikuti anak didiknya. Lomba menggambar dan lomba finger painting. Semuanya enggak ada yang menang. Tidak ada satu pun murid yang pulang bawa piala.

Cerita pertama: lomba menggambar. Si anak masuk ke final. Karena sudah final, jadi orangtua atau guru pendamping tidak boleh menemani di sebelahnya. Hanya boleh melihat dari jauh. Selesai lomba, si anak enggak menang. Tapi, dia satu-satunya anak yang mengumpulkan bungkus snack dan membuangnya di tempat sampah. Dia keluar ruangan dan mencari tempat sampah. Sedangkan anak lain, langsung pergi meninggalkan dus bekas dan bungkus snacknya di meja.

Bagi orangtua dan gurunya, dia sudah jadi pemenang dengan tidak buang sampah sembarangan.

Cerita kedua: lomba finger painting. Hampir semua anak menggambar dibantu orangtua atau gurunya. Bahkan ada yang sengaja bawa contoh gambar, dan si anak harus menggambar sesuai contoh. Sedangkan orangtua dan guru lain yang melihat gambar murid-murid guru PAUD ini ramai berkomentar, Gambar apa sih itu., Gambar kok nggak jelas gitu.

Helloww.. apa yang kalian harapkan dari gambar original anak usia 3 tahun…?

 

Sebenernya ngikutin anak ke aneka lomba itu penting enggak sih? Kalau ujung-ujungnya cuma buat eksistensi orangtuanya dan menghias ruang tamu dengan aneka piala, kok kayaknya kejam ya..

Jadi mikir nih, buat refleksi diri sendiri juga. Jangan-jangan tiap ikutan lomba-lomba foto bayi fotogenik, bayi lucu nungging pake diapers, dan aneka lomba anak lainnya. Secara enggak langsung saya menuntut dan berharap tinggi bahwa anakku harus menang. Trus memaksanya bergaya begini-begitu. Ujung-ujungnya enggak natural lagi dan dia bakal njalaninnya dengan terpaksa.

Duh, semoga enggak deh ya..

5 thoughts on “Pentingkah Ikutin Anak ke Aneka Lomba?

  1. Waktu kuliah pernah jadi panitia lomba fashion show anak. Itu orangtua peserta sibuk banget pdkt dengan panitia agar anaknya dimenangin. Bahkan ada yang kasih amplop alias nyogok biar anaknya menang.
    Kalo pengen piala, ngapain ngikutin anak lomba? tinggal beli aja piala di pasar. Kan beres
    Lomba itu bukan soal menang kalah tapi mendidik anak untuk belajar berkompetisi

  2. Saya belum pernah menyertakan Rayyaan ikut lomba. Soalnya masih jarang nemu info lomba untuk anak di bawah 3 tahun (mungkin saya aja sih yang kuper hi hi). Mau ikut lomba aja udah syukur deh kalau buat saya. Pas murid2 dulu mau maju ntah nyanyi, nari, atau bercerita aja liatnya udah seneng. Cuma kalau sebagai ortu, mungkin ada peer pressure juga dari ortu lain Mak. Sometimes merasa terintimidasi kalau anaknya nggak/jarang menang. Jadi tinggal sabar-sabarnya aja he he.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *