Ziarah Doa di Goa Maria Lawangsih

goa maria lawangsih

Sudah masuk bulan Oktober, itu artinya buat kami umat Katolik sudah memasuki bulan Maria atau bulan Rosario. Selain doa rosario setiap hari di rumah-rumah orang secara bergantian, juga ada ziarah doa ke goa maria.

Bulan ini, rencananya kami bertiga mau ke Goa Kereb Ambarawa bareng Ibu-Bapak. Sekalian mau lihat seperti apa sih patung Bunda Maria yang katanya tertinggi se-Asia Tenggara itu. Sebenernya dulu pas libur lebaran kami jalan-jalan ke Cimory Farm dan liburan di Bandungan, udah mau belok aja tuh ke Ambarawa. Tapi, patung ini kan baru diresmikan bulan Agustus kemarin ya.. Jadi ya besok aja deh setelah diresmikan, dan sekalian ngajak orangtua.

Untuk kegiatan ziarah doa di lingkungan, masih pada bingung tuh, antara Goa Maria Jatiningsih atau Goa Maria Lawangsih. Enggak ada bedanya secara kekhusyukan doa sih. Toh, mau doa di mana aja Tuhan pasti mendengar doa kita. Tapi, biasaa… keluarga-keluarga muda ini mau sekalian nyoba ke tempat baru yang belum pernah didatangi bersama-sama. Goa Maria Lawangsih belum pernah sama sekali, tapi agak khawatir juga kalau mau ke sana langsung tanpa survei. Karena jalur ke goa maria itu biasanya terjal, menanjak, dan penuh perjuangan.

Trus, enggak tau gimana asal-muasalnya, Si Bapak bertugas untuk survei ke Goa Maria Lawangsih. Kalo suami kena tugas dalam urusan bermasyarakat, seringnya kan istri ikutan ngerjain tugasnya tuh.. Apalagi dia sibuk kerja, kadang seringnya lupa, trus istrinya yang baik hati ini ngingetin dan nemenin ngerjain tugasnya. :)))

Jadinya, fix hari Minggu kemarin kami berangkat survei ke Goa Maria Lawangsih. Agak males-malesan sih awalnya, mana Jogja lagi panas banget. Tapi, demi mengemban tugas dan amanat agama #beuh, akhirnya kami berangkat jam setengah 3 sore, matahari udah enggak segalak siang dan masih terang buat nemenin kami pergi.

Berbekal GPS yang lancar berkat sinyal XL yang enggak putus sama sekali, kami menyusuri jalan yang super menanjak, terjal, tapi pemandangannya bagussss… Tebing, jurang, bukit, dan sawah. Ternyata di daerah Kulonprogo ada daerah seperti ini. Hahaha… kemana aja hoy! Keseringan main ke mall sih..

(Baca juga: Wisata Keluarga Tanpa Mall di Jogja)

Jadi, Goa Maria Lawangsih ini ada di daerah Nanggulan, Kulonprogo, Yogyakarta. Awalnya, goa milik keluarga Supino ini menjadi sarang kelelawar dan diberi nama Goa Lawa (lawa (bahasa jawa) = kelelawar). Nah trus, tahun 2008 beliau menghibahkan goa ini kepada gereja. Dan supaya unsur keramatnya hilang, maka gereja ingin menjadikan tempat ini sebagai tempat yang nyaman untuk berdoa. Kemudian dengan bergotong royong, pelan-pelan, tanpa alat berat sama sekali, orang-orang mulai menyulap goa ini menjadi seperti sekarang. Yang kemudian Goa Lawa ini diganti namanya menjadi Lawangsih. Lawang (bahasa jawa) = gerbang, pintu. Sih = asih, kasih. Jadi Lawangsih artinya gerbang kasih). Kemudian tahun 2009 goa ini diresmikan oleh Uskup Agung Semarang, Mgr. Pujosumarto dan Bupati Kulon H. Toyo Santoso Dipo.

goa maria lawangsih 3

Enggak disangka, lama-lama Goa Maria Lawangsih mulai terkenal. Kalau dilihat di buku tamunya, berbagai orang dari penjuru dunia pernah berkunjung ke sana untuk berdoa. Bandung, Jakarta, Lampung, Semarang, Australia, Belanda, Perancis. Dan yang terbaru, 3 orang dari Sedayu City. :))))

Sepulang dari sana, kendaraan kami menyusuri jalan di belakangnya Goa Maria Lawangsih. Dan kami melewati sebuah gereja yang terkesan vintage dan khas gereja jawa di desa, namanya Gereja Maria Fatima. Eh, ternyata di atasnya karang-karang gereja itu ada Goa Maria Pangilonging Leres. Langsung deh, parkir di sebelah kerumunan anjing yang super ruamah.

Beneran! Anjingnya banyak tapi ramah semua, enggak ada yang kepo ndeketin endus-endus, menggonggong, atau apalah itu khas anjing pada umumnya ke orang baru.

aluna dan patung bunda maria

aluna dan patung yesus

Ternyata Goa Maria Pangiloning Leres ini cikal bakalnya Goa Maria Lawangsih. Kalau dilihat usianya, jauh lebih tua goa maria ini. Pangilonging (bahasa jawa)= cermin. Leres (bahasa jawa) = kebenaran, kebaikan. Jadi Pangiloning Leres artinya cermin kebenaran.

Goanya juga sama-sama asli alami (bahasanyaaa… emang makanan. LOL) Cuma lebih kecil ketimbang Lawangsih. Tapi ada patung Yesus setinggi 3 meter. Medannya jauh lebih terjal, dan tersembunyi di puncak bukit, bikin goa ini kalah tenar ketimbang Lawangsih.

Kalau ada yang mau rencana ziarah doa ke Goa Maria Lawangsih, siapin kendaraan, duit cash, dan bensin yang cukup ya.. Mobil atau motornya diservis dulu, bannya pastiin normal, mengingat medannya aduhai. Aspal semua sih.. Cuma ya itu, menjulang menanjak tinggi. Bensin juga harus full tank, karena enggak ada SPBU, adanya penjual bensin eceran yang untung-untungan kalo buka. Trus bawa duitnya cash ya.. karena akan menjauh dari ATM. No Indomaret atau Alfamart, tapi ada warung-warung kelontong.

Eh, penting ini. Tubuh enggak cuma diberi makanan rohani aja, tapi juga jasmani. :)))) *sambil ngemil beng-beng*

sawah di bukit nanggulan

tebing di bukit nanggulan

Jogja kapan hujannya ya… Itu gersang banget tebing dan sawah-sawahnya. :'(

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *