[Reading Friday]

Baca #1000BooksForKids lainnya di sini ya…

Buku cerita anak yang saya punya, tidak hanya baru dibeli setelah ada anak. Bahkan sebelum saya nikah pun, sesekali saya beli buku anak. Alasannya, suka aja sama cerita-cerita anak. Liar, imajinatif, tapi tidak lepas dari batasan normatif.

Dulu (dan sekarang) saya punya impian jadi penulis buku anak. Pernah ngirim beberapa cerpen anak ke surat kabar dan majalah, tapi ditolak. Trus udah, enggak berusaha lagi. Buuuu… payah ya!

Salah satu buku anak yang saya punya sejak sebelum menikah adalah ini:

“Yang Paling Istimewa”
Penulis: Clara Ng
Ilustrator: Emte
Penerbit: Gramedia
24 halaman

Buku ini dikasih sama Andre, temen kampus yang punya perpustakaan anak “Kolam Bebek” di desa Bambanglipuro, Bantul. Waktu itu saya (ditemani pacar yang sekarang jadi suami) sharing tentang asiknya menulis ke anak-anak di sana, dan pulang-pulang kami dibawain buku ini sama dia.

Selama ini Clara Ng dikenal sebagai penulis novel, dan ketika mencoba merambah cerita anak, dia memberikan suatu cerita yang berbeda. Bukan buku anak yang khas warnanya ngejreng, semua serba positif, dan ceritanya berakhir happy ending. Tapi kehidupan anak yang tidak pernah lepas dari emosi negatif. Marah, kecewa, malu, sedih, kehilangan, kematian, dll.

Seperti buku ini, merupakan salah satu buku dari 4 buku lain dalam seri “Bagai Bumi Berhenti Berputar”.

Empat judul lainnya itu adalah:
1. Pohon Harapan
2. Seribu Sahabat Selamanya
3. Jangan Lupa Aku Mencintaimu
4. Kerlip Bintang Di Langit

Saya belum pernah baca 4 buku itu, tapi sneakpeak-nya, saya coba ceritakan isi buku yang ini ya.. “Yang Paling Istimewa.”

***

Nico yang sesuai bermain bersama Reza di rumahnya, tiba-tiba merasa sedih setelah Reza pulang. Tapi bukan karena bertengkar dengan Reza. Segera ibu menyadarinya, bahwa Nico sedih karena Reza memandang aneh Mila, kakaknya yang cacat.

Nico bertanya pada ibunya, kenapa kakaknya berbeda dengannya? Dan ibunya menjawab bahwa karena Mila anak yang istimewa. Mila istimewa karena dia kakaknya tersayang dan dalam banyak hal dia tidak berbeda dengan anak lainnya.

Nico menjawab jujur bahwa dia malu punya kakak cacat. Sejujurnya dia tidak mau kakaknya dipandang aneh oleh orang-orang. Lalu ibunya berkata bahwa sebenarnya Nico bisa menjelaskan pada mereka kenapa kakaknya berbeda. Itu pertanyaan normal, sama seperti menjelaskan kenapa ulat bulu dan cacing tampak berbeda.

Intinya, sekalipun kakaknya cacat dan berbeda. Dia sama seperti anak-anak lainnya. Hatinya sama seperti anak-anak biasa, yang harus kita hargai dan hormati.

***

Bagus kan…

Dari buku ini kita bisa ajarkan ke anak tentang perbedaan fisiknya dengan anak-anak difabel lainnya. Kita bisa ajak anak untuk menghargai dan menghormati mereka. Karena mereka adalah orang-orang istimewa!

Cerita, pilihan warna, dan ilustrasinya agak berat sihh… Makanya di cover belakang ditulis bahwa buku ini cocok untuk 7 tahun ke atas.

Saya belum pernah bacain buku ini ke Luna. Dia masih 2 tahun, dan belum menunjukkan ketertarikan sama buku ini. Tapi besok, pasti akan saya bacakan.

Terima kasih ya Andre. Buku ini sangat berguna!