Tiga Tipe Ibu Muda Masa Kini

perfect mother

Tantangan jadi ibu muda jaman sekarang besar banget. Meski sebenarnya, besar-tidaknya itu tergantung cara pandang kita dan cara menanggapinya. Kalau yang hobi baper, ya jadinya besar. Kalau yang cuek bebek, ya mungkin biasa aja.

Pernah enggak kalian merasa gimanaaa… gitu ketika melihat teman-teman mengupload foto anaknya yang lucu, menceritakan tingkah laku anaknya, mendengar curhat teman tentang parenting style-nya, dan lain sebagainya. Padahal kita juga sadar bahwa parenting style kita adalah yang terbaik untuk anak kita yang enggak kalah lucu dan pintarnya ini. Tapi, coba jujur deh, tetep ngerasa gimanaaa… gitu kan. *maksa*

Pada dasarnya perempuan itu suka ngobrol, jadi apa-apa diceritain. Baik secara langsung, curhat via whatsapp, bbm, atau mungkin upload foto-foto anak dengan caption cerita pendek tentang aktivitas anak dan tumbuh kembang anak. Lalu tanpa disadari efeknya jadi panjang ke orang lain.

Dengan penuh gaya ala-ala psikolog peribuan, saya mencoba menganalisis. *benerin kacamata*. Ada 3 tipe ibu muda dalam menanggapi hal-hal tersebut.

1. Baper

Tiap lihat anak orang lain udah bisa gini, udah jago gitu, mau makan ini, dan lain sebagainya, ibu jenis ini akan baper. Kok anakku belum bisa ya.. Duh, kok aku enggak ngajarin anakku itu ya.. Sebenernya keputusanku untuk belum ngajarin itu sekarang bener apa enggak ya..

2. Cuek

Ibu jenis ini tergolong santai, enggak peduli mau anak orang lain udah jago bahasa rusia sekalipun, dia tidak akan terbakar jiwanya untuk juga mengajari anaknya bahasa rusia. Mau anak orang lain minum ASI full 2 tahun atau diajari aktif berbahasa inggris, dia tetap santai dan percaya dengan parenting style pilihannya.

3. Termotivasi

Nah, kalau ibu tipe ini mudah terbakar jiwanya atau bahasa kalemnya, mudah termotivasi. Dan bahasa ngawurnya, enggak mau kalah. Lihat anak orang lain udah jago berhitung 1 sampai 10, dia akan ajari anaknya juga kalau perlu berhitung sampai 100.

Lalu kita tipe yang mana?

Semuanya. Yakin banget, kita semua pernah menjadi ketiga jenis ibu muda tersebut. Kita pernah dalam posisi baper dan peer pressure ketika melihat anak orang lain sudah bisa ini-itu, tapi anak kita belum. Atau mempertanyakan kembali keputusan parenting style kita, ketika melihat anak orang lain dididik dengan cara yang berbeda.

Tapi kita pernah juga jadi ibu muda yang cuek. Yang tetap aja santai ketika mendengar anak orang lain bisa lulus ASI sampai usia 2 tahun, sedangkan kita di usia 18 bulan sudah menyerah. Atau tidak peduli ketika melihat anak orang lain dibelikan mainan ini-itu, sedangkan kita cuma mentok mainan puzzle kertas sederhana, balok kayu biasa, lego abal-abal, atau mainan lungsuran si kakak.

Yakin juga, kita pernah ada dalam fase ibu muda yang sangat positif, mudah termotivasi. Melihat anak orang lain diajari ini-itu, alih-alih cuek atau baper, justru kita terinspirasi untuk ikutan mengajari anak hal tersebut. Meski tidak dipungkiri, niat mulia itu kadang kebablasan dikit. Yang awalnya termotivasi dan terinspirasi, lama-lama jadi tidak mau kalah dan ingin show up kemampuan anak.

Lantas gimana kalau kita menjadi ibu muda yang seperti ketiga tipe tersebut?

Biasa aja. Iya, santai aja, jadi diri sendiri. Asal semua undercontrol dan sewajarnya. Semua itu manusiawi dan tidak ada ibu yang sempurna dalam mendidik anaknya.

Memaksa diri untuk menjadi ibu sempurna yang enggak pernah baper, enggak pernah pingin show up anak (padahal sesekali pingin), enggak pernah mempertanyakan parenting style kita, atau enggak pernah terpengaruh tren style fashion anak dan edu toys anak kekinian. Semua yang serba memaksakan diri akan membuat kita capek sendiri.

Nikmati saja menjadi ibu muda keren masa kini. Kita pasti tahu batasan untuk diri sendiri kok. Dan kita pasti yakin, bahwa semua yang kita lakukan adalah untuk anak tercinta. Karena dia sekarang prioritas utama hidup kita.

Selamat hari ibu!

10 thoughts on “Tiga Tipe Ibu Muda Masa Kini

  1. Saya sering terinspirasi, pernah baper dan kadang cuek. Hihihi. Yah, namanya manusia, kalo ada di satu sisi terus juga gak mungkin. Tp secara umum, saya nikmati apa yg bisa saya nikmati. Biar kerut gak cepet nambah ;p

  2. saya campuran ketiganya hihihi
    tapi masih dalam batas wajar, melihat batas normal dan aman perkembangan anak
    ada saat untuk baper, ada saat untuk cuek dan saat termotivasi

    anak seringkali menjadi korban ambisi orang tua, semoga anak kita tidak demikian 🙂
    aamiin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *