“Mbak Noni, mau tanya-tanya tentang parenting dong. Bisa kan? Kantorku mau bikin seminar parenting nih..”
“Noni, sharing dong, gimana biar produksi ASI banyak meskipun ditinggal kerja?”
“Saya rajin baca blognya Bu Noni lho.. Silent reader. Kalau urusan teknik parenting, ah saya yakin Bu Noni pinter.”
“Aku tu pembaca blogmu. Karena parentingnya praktik langsung dan enggak idealis-idealis gitu. Jadi pas sama kenyataan.”
Ahh sekalipun hanya percakapan biasa, atau saling bertukar message sederhana. Itu sudah mampu membuat hati saya bahagia. Senang ketika apa yang sudah saya tulis dan bagi itu bisa menginspirasi orang-orang. Padahal sebelumnya, siapa sangka Noni yang anaknya slengean, berantakan, enggak telaten, enggak sabaran, ternyata bisa juga nulis bertemakan parenting.
Yah, anak itu mengubah segala. Dan karena anak saya belajar sabar dan lebih kreatif. Serta kembali menulis, kembali ngeblog, kembali berbagi. Berusaha untuk menginspirasi.
***
Awal tahun 2016 merupakan tepat 8 tahun saya berkarya di industri buku dan berbagi cerita hidup melalui blog. Sejak tahun 2008-lah saya masuk ke dunia buku sebagai junior editor. Saya belajar banyak bagaimana memproduksi buku yang berbeda, bisa menghibur, tidak asal copas, dan bisa memberikan suatu nilai lebih kepada pembacanya.
Bertepatan dengan itu, saya mulai belajar menulis blog di Friendster. Lucunya kalau diingat. Tulisan-tulisan alay binti galau anak fresh graduate. Melow ditinggal pacar, galau digantungin gebetan, kembang-kempis ditarik ulur sama gebetan. Rasanya pasti aneh kalau dibaca lagi sekarang. Sayangnya Friendster sudah tutup tanpa sempat saya memindahkan semua tulisan itu.
Berlanjut di tahun 2012 saya semakin kuat menekuni profesi editor dengan pindah ke sebuah penerbit lain yang karya-karyanya fenomenal. Supernova dari Dee Lestari salah satunya, yang bulan depan seri terakhirnya akan terbit, Intelegensi Embun Pagi. Dari penerbit tempat saya bekerja saat ini, saya belajar untuk menghasilkan karya-karya berkualitas dan menginspirasi. Tidak hanya dalam lingkup Indonesia, tapi juga internasional.
Karya anak negeri itu tidak kalah bagus. Tidak perlu beli buku impor mahal-mahal kalau ternyata karya sastrawan dan author Indonesia sendiri sudah menjanjikan. Bahkan kalau perlu, kita yang mengimpor karya Indonesia itu ke luar negeri.
Makanya saya bahagia setengah mati ketika mengetahui bahwa salah satu judul novel yang saya konsep serialnya dan saya supervisi penulisannya, ternyata diterbitkan pula oleh Penerbit Lejen, Malaysia. Tidak hanya itu, buku itu pun akan difilmkan dan rilis di sekitar April 2016 ini. The Chocolate Chance judulnya, ditulis oleh Yoana Dianika.
Menyusul seri sebelumnya yang sudah difilmkan oleh Starvision pada Oktober 2014, The Strawberry Surprise, ditulis oleh Desi Puspitasari.
Ya, dibalik buku yang berhasil, ada penulis dan editor yang merasa bahagia. Tidak perlu orang-orang tahu siapa kami. Cukup nikmati saja karyanya.
Itulah alasan yang membuat saya membuat sebuah kategori khusus di blog, My Life As Editor. Karena kerjaan editor tidak hanya mengedit typo dan tata bahasa. Kami dituntut untuk mengonsep buku yang berbeda, mencari penulis yang berbakat, juga mencium tren industri buku dalam serta luar negeri.
Seiring dengan itu, saya semakin menancapkan lagi kegemaran akan menulis. Editing dan writing itu dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Pimred saya pernah bilang, Editor yang baik itu harus bisa nulis. Dan saya mengamininya.
Perlahan saya mencari niche blog ini. Yang awalnya masih seputar curcolan tidak jelas, kemudian kehadiran anak membuat lama kelamaan saya menyukai menulis seputar parenting dan buku. Tidak bisa dipungkiri, 24 jam kehidupan saya berkutat di 2 bidang itu.
Tapi diakui, saya bukanlah ahlinya. Saya menulis dua hal tersebut berdasarkan pengalaman dan opini pribadi. Tanpa bermaksud menggurui, apalagi menjudge bahwa cara saya yang paling benar, dan kalian semua seharusnya ngikutin cara saya.
Because every parent have different parenting style.
Dan ketika orang-orang menikmati setiap kata dari tulisan saya, serta terinspirasi dari setiap pengalaman yang saya bagikan. Sungguh itu merupakan bayaran yang setimpal untuk setiap waktu yang saya luangkan untuk menulis.
Bukankah kita hidup untuk memberi arti pada setiap orang yang kita temui? Baik secara langsung ataupun tidak. Melalui profesi kita, melalui karya kita, melalui pengalaman kita, dan melalui sikap keseharian kita.
And now I’m so proud to say, “Yes, I’m an editor dan good a mother.”
Tulisan diikutsertakan dalam:
Tulisan bisa dibaca pula di sini:
https://xplor.xl.co.id/t5/Lounge/Hidup-Itu-Tentang-Memberi-Arti/td-p/18955
Mohon klik tombol “Wow” di thread tersebut ya…
Makasihh…
Wah nanti bisa po intelegensi embun pagi ga ya sm mak noni?:)
Mari kita jalani hidup dengan lebih baik..
Setuju. Sennag rasanya kalau tulisan yang kita buat ada yang suka
Iya mba.. betul.