Mencatat Riwayat Kesehatan dengan MedicTrust

Mencatat Riwayat Kesehatan dengan MedicTrust

“Sebenernya aku agak enggak sreg sama dokter itu, tapi gimana lagi rekam medis semua ada di rumah sakit itu.”

“Kasian Bapakku, dia harus cek lab lagi dari awal di rumah sakit ini. Bukan masalah biayanya, tapi tenaganya. Udah orang tua, sakit juga, bolak-balik tes lab.”

“Iya dok, saya punya alergi obat. Kalo minum obat itu perut saya maag sakit banget. Tapi saya enggak tahu nama obatnya. Pokoknya kecil, warnanya pink.”

Kalimat pertama itu sahabat saya, kalimat kedua itu temen kantor, dan yang terakhir saya sendiri.

***

Dokter saya dulu pernah bilang, “Jadi pasien itu yang pintar, tapi jangan sok pintar.”

Dalam hati saya mengamininya. Kita harus jadi pasien yang jeli, tidak segan bertanya ketika tidak jelas, tapi jangan jadi pasien yang terlalu mendikte dokter. Bagaimana pun, mereka tetaplah memiliki ilmu kesehatan yang lebih mumpuni daripada kita.

Tapi juga jangan menjadi pasien yang terlalu pasrah sama dokter, tanpa mencari tahu informasi lain. Kesehatan tiap orang milik orang itu sendiri. Jadi kitalah yang punya tanggung jawab terhadap kesehatan tubuh kita, bukan orang lain.

 

Saya ini orang yang cukup perfeksionis urusan milih-milih dokter. Apalagi setelah punya anak gini, saya menginginkan dokter yang bisa membantu untuk memantau tumbuh-kembang Luna. Makanya, akibat sifat perfeksionis itu saya sering gonta-ganti dokter. Tujuannya, mencari second opinion dan kejelian sudut pandang lain dari dokter yang berbeda.

Tapi, risiko jelek akibat gonta-ganti dokter adalah, Luna tidak punya rekam medis yang komplit terpusat pada satu rumah sakit. Tahu sendiri dong, rekam medis seorang pasien tidak boleh dibagikan ke orang lain apalagi ke rumah sakit lain. Kecuali pada kasus tertentu, misalnya pasien rujukan, maka dokter akan memberikan rekam medisnya ke dokter lain. Itu pun bukan full semua rekam medis, melainkan hanya beberapa yang sekiranya dibutuhkan.

Maka semenjak punya anak, mulailah saya melakukan rekam medis sendiri secara manual. Menyimpan semua hasil lab-nya. Memotret copy resep-nya sebelum dibawa ke apotek. Memotret obatnya. Dan mencatat hasil diagnosa dokternya.

Mencatat Riwayat Kesehatan dengan MedicTrust

Padahal sebenarnya dengan kita bertanya detil ke dokter, kita mungkin bisa mencegah penyakit itu singgah lagi. Juga kita jadi tahu efek samping serta kegunaan obat-obatan kimia yang dengan sengaja diminum. Enggak lucu dong, kita tahu bahwa memilih minum kopi supaya bisa begadang. Tapi saat diberi suatu obat, kita enggak tahu itu tujuan detilnya untuk menyembuhkan apa. Mengeluarkan dahaknya kah? Mengurangi rasa nyerinya kah? Mengatasi bengkaknya kah?

Jadi, saya selalu riwil tiap ketemu dokter. Selalu senang ketika bertemu dokter yang bisa menjelaskan dengan sabar dan bisa diajak berdiskusi. Eh, tapi maaf yaa… yang antri di belakang, jadi nunggu lama nungguin emak riwil ini konsultasi.

***

Tapi, masalah lain muncul. Filling system saya itu buruk. Sepulang dari rumah sakit, hasil lab sering cuma ditaruh di atas meja. Trus langsung riweuh ngurusin anak. Obat yang diminum anak 2 bulan yang lalu lupa merknya, apalagi kegunaannya. Lupa nyatet, susah ngingat-ingat, dan blammm… data-datanya ketlingsut di entah penjuru rumah sudut mana.

Itu baru masalah rekam medis kesehatannya. Belum lagi masalah KMS, data imunisasi dan tumbuh-kembang anak yang sangat penting sekali. Saya yang udah mulai survey nyari-nyari SD buat Luna, baru tahu kalo ternyata fotokopi KMS itu dibutuhkan sebagai syarat pendaftaran sekolah. Nah loo… harus disimpen baik-baik KMS anak kita. Kalau ke Posyandu, jangan lupa diminta lagi.

 

Sampai suatu saat saya dikenalin sama Gesi, tentang aplikasi rekam medis yang praktis, namanya MedicTrust. Bisa diinstal di android ataupun iphone secara gratis. Fungsi aplikasi MedicTrust adalah untuk menyimpan semua rekam medis pribadi kita dan keluarga. Mulai dari daftar alergi, daftar dan jadwal imunisasi, hasil tes lab, foto x-ray, CT scan, USG, obat-obatan dan vitamin yang diberikan oleh dokter, daftar dokter spesialis, dan banyak lagi. Semua bisa kita catat dengan rapi di aplikasi ini. Tanpa perlu repot-repot bawa semua rekam medis secara manual.

Ketika mendaftar aplikasi ini, kita diminta melengkapi semua data-data, mulai dari tinggi badan, berat badan, golongan darah, alamat email, nomor telepon, dan emergency contact keluarga. Alamat email ini nantinya akan rutin dikirimi newsletter kesehatan dari Tim MedicTrust. Contohnya, newsletter yang terakhir dikirim adalah tentang diare, karena akhir-akhir ini sedang musim hujan, jadi rawan sekali diare menyerang keluarga kita. Lalu ada tips-tips untuk mencegah diare tidak menyerang kita.

Mencatat Riwayat Kesehatan dengan MedicTrust

Saat membuka Medbooks, kita diberikan 6 fitur untuk mencatat semua detil riwayat kesehatan kita.

Mencatat Riwayat Kesehatan dengan MedicTrust

2. Imaging, menyimpan semua data image kesehatan kita. Misalnya foto x-ray, CT scan, EKG, USG, dan lain-lain. Kerennya fitur ini adalah bisa mempertajam hasil foto yang kurang maksimal. Jadi kalau kamera handphonenya kurang tajam, tenang aja… serahkan pada MedicTrust.

3. Laboratory Test, mencatat semua data hasil laboratorium. Di sini saya memasukkan hasil tes darah Luna, tes alergi, serta tes Mantoux. Tambahkan pula keterangan hasil pembacaan oleh dokternya juga treatment lanjutannya.

4. Medical Assessment, mencatat semua konsultasi kita dengan dokter, hasil diagnosa, dan sebagainya. Kalau saya juga selalu menambahkan image copy resep di fitur ini. Loh, bukannya cukup menuliskan nama obatnya aja nanti di kolom Medication? Wait, saya punya alasannya. Jadi gini, biasanya ada dokter anak yang memberikan obat puyer ke Luna, dan obat puyer itu terdiri dari macam-macam obat. Detil semua kandungan obat itu tidak tertulis di plastik bungkus puyernya, melainkan tertulis di copy resep. Makanya saya sering memotret copy resep dan menyimpannya di fitur ini. Lalu ditambahkan juga keterangan nama dokter yang memeriksa dan hasil diagnosanya.

5. Medication, mencatat semua detil obat-obatan atau vitamin yang diresepkan ke kita. Disini saya menuliskannya detil, nama merk obatnya, aturan minum obatnya, kegunaan obatnya, dan ditambahkan foto obatnya.

6. Vaccination, mencatat semua imunisasi yang sudah diberikan ke anak. Jadwal imunisasi ini berdasarkan IDAI 2014. Harapannya sih, ke depannya Medic Trust bisa menambahkan notification reminder, karena ibu-ibu itu kan banyak banget ya yang harus diingat, dan akibatnya jadwal imunisasi anak ada yang kelewat.

Mencatat Riwayat Kesehatan dengan MedicTrust

Karena aplikasi ini masih terus dalam pengembangan, jadii… khusus fitur Medhub, belum banyak daftar dokter dan Rumah Sakit yang sudah bekerja sama dengan MedicTrust. Paling banyak (tentu saja) dokter dan Rumah Sakit di daerah Jakarta. Di Jogja sendiri saya belum banyak menemukan, dan dokternya Luna juga belum ada.

Ke depannya, perlahan networking dengan dokter dan Rumah Sakit ini akan diperluas. Tapi untuk sementara kita tetap bisa menggunakan aplikasi ini dengan maksimal di fitur MedBooks-nya. Lumayan dong, praktis banget, enggak perlu ribet nulis-nulis, enggak perlu panik kalau hasil lab kesehatan kita ada yang hilang, engggak perlu takut lupa riwayat kesehatan, dan enggak perlu rempong kalau pengin ganti dokter atau rumah sakit. Karena semua riwayat kesehatan yang sudah dimasukin ke aplikasi ini, bisa diprint dalam bentuk PDF. Tinggal tunjukin aja ke dokternya, beres.

Kunci penggunaan aplikasi ini sebenernya cuma satu. Kesadaran kita yang untuk mencatat riwayat kesehatan keluarga. Karena kesehatan kita adalah milik kita sendiri, jadi kitalah yang harus bertanggung jawab atas badan kita.

Mencatat Riwayat Kesehatan dengan MedicTrust

Cari tahu lebih banyak tentang MedicTrust di sini yuk!
Instagram | Twitter | Fan Page

18 thoughts on “Mencatat Riwayat Kesehatan dengan MedicTrust

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *