Yuk, ngobrolin tangan.

Berawal dari saya mengamati Luna yang lagi hobi mewarnai pake spidol, dan dia pegang spidolnya dengan tangan kiri. Saya enggak kidal, jadi pas lihat dia mewarnai dengan tangan kiri, kok kayaknya susah ya.. Padahal sepertinya sih Luna asik-asik aja, toh dia bisa mewarnai dengan tangan kirinya dalam durasi yang lama. Berarti dia nyaman kan..

Hari lainnya pas Luna mewarnai lagi, dia pake tangan kanan. Dan tetep bisa mewarnai dengan lancar, enggak kaku. Hari esoknya lagi, dia mewarnai dengan tangan kiri.

Emang anak ini random maksimal. -___-

Saya sempet mau benerin tangannya, supaya mewarnai dengan tangan kanan, tapi dicegah sama suami. “Biarin aja, kalo dia bisa nulis pake tangan kanan dan kiri kan keren jadinya.”

Iya juga sih.. Coba, berapa banyak orang yang bisa nulis dengan tangan kanan dan kiri sama-sama bagusnya.

Menurut penelitian para ahli, kebiasaan menulis dengan tangan kanan akan meningkatkan kerja otak kiri (detail oriented, logis, rasional). Sedangkan kebiasaan menulis dengan tangan kiri akan meningkatkan kerja otak kanan (kreatif, imajinatif, intuisi). Makanya, orang-orang yang kidal biasanya lebih jago gambar, musik, dan segala yang berbau art.

Tapi terlalu dini kayaknya kalo saya klaim bahwa Luna ini kidal.Meski kadang suka random maksimal. Urusan makan aja, nyendoknya kadang dengan tangan kiri. Besoknya, dia pegang sendok dengan tangan kanan. -___-

Kami sih tidak mau mengarahkan dia supaya menggunakan tangan kanan atau kiri. Semua terserah dia, senyamannya dia. Makanya paling sebel kalo ada yang bilang, “Pake tangan baik dong…”

Woyy.. semua tangan itu baik ya. Ngapain Tuhan nyiptain 2 tangan kalau ada 1 yang tidak baik. Andai tangan bisa ngomong, tangan kiri pasti sedih karena selalu dianggap tidak baik.

 

Tapi karna kita tinggal di Asia, dimana asas sopan-santun itu perlu diterapkan sejak dini. Jadi, saya masih selalu mengajari dia untuk bersalaman dengan tangan kanan, menerima pemberian orang dengan tangan kanan, dan memberikan sesuatu ke orang lain dengan tangan kanan.

Cuman ketika mengingatkan anak untuk menggunakan tangan kanannya, tidak dengan kalimat “Pake tangan yang baik.” tapi.. “Yang sopan ya..”

See.. keliatan kan bedanya, “tangan yang baik” dan “yang sopan ya..”

Tujuan mulianya sih supaya dia tahu bahwa kebiasaan sopan itu yang seperti apa, dan tidak ada konsep perbedaan tangan baik-jelek. Sedih tauk.. dibeda-bedakan ituu..

 

Jadi, intinya nulis panjang-lebar ini apa?

Nggak adaaa… Toh kalian udah pada pinter semua tentang ilmu tangan kiri dan kanan ini. Ya kan-ya kan.. Lol

Tapi biar lebih berbobot dikit-lah tulisan saya ini, baiknya disisipi sedikit pesan moralnya.. Biar kayak artikel-artikel parenting gituu..

 

Biarkan anak mengeksplore kenyamanan tangannya dalam menulis (termasuk kakinya dalam menendang). Mau nulis pake tangan kiri kek, nendang pake kaki kiri kek.. TERSERAH. Jadi kidal itu bukan masalah. Justru kalau mereka dipaksain untuk nulis pake tangan kanan, bisa jadi dia stres dan tidak percaya diri. Efeknya bakal lebih besar dan gawat.

Kalau anak kita yang kidal dibully sama temen-temennya di sekolah. Mending ajarkan dia untuk percaya diri dan bisa melawan. Karena anak yang rawan dibully adalah anak yang tidak percaya diri dan tidak berani membela diri.

Begitu juga kalau temennya anak kita ada yang kidal. Jangan sekali-kali membiarkan anak kita membully-nya. Karena bullying itu dosa.

*woy.. siape elu.. berani-berani ngomongin dosa.* Lol

 

Dah ah. Sekian.