Harus ya istri itu berdandan?
Enggaakkkk… Kalau enggak suka dandan ya enggak usah dipaksa dandan demi suami. Tapi jangan kaget kalo suami ternyata selingkuh sama perempuan yang lebih muda 9 tahun.
Bhuahahaha… iyaa, kalimat terakhir nyindir status yang lagi viral dan sempet dibahas serentak di blog Icha, Isti, Mak Injul, dan Mba Windi.
Kalo suka dandan, ya berdandanlah untuk menyenangkan diri sendiri, dan sisi positif lainnya untuk servis pemandangan indah buat suami. Serius deh! Sekalipun kita merasa dan suami bilang, dia mencintai kita apa adanya. Tapi ada saat-saat kita perlu kasih servis lebih ke dia. Salah satunya dengan berdandan.
Dandan itu enggak mahal, banyak buanget make up murah yang tetep ada label BPOMnya. Tenang… dari uang belanja, kita pasti bisa membuat dapur tetap ngepul, dan gincu tetap tergores indah di bibir.
Trus suamiku gimana..?
Berdasarkan pengakuan dia, katanya saya adalah satu-satunya pacar yang kemayu alias hobi dandan. Dan itu bikin dia heran. Kok bisa naksir sama makhluk ajaib macam ondel-ondel begini.
Tiap mau pergi semua diperhatiin. Dari outfit yang enggak boleh sama dengan hari sebelumnya. Sepatu yang harus punya heels untuk menaikkan bokong makhluk cebol ini. BH harus yang berbusa dan berkawat untuk menopang dada. Bahkan cuma ke supermarket terdekat aja, gincu harus mewarnai bibir. Dan setiap grocery shopping, handbody serta body scrub selalu masuk dalam list belanjaan. Ohya satu lagi, kuku ini suka gonta-ganti warna. Kemarin merah, besok pink, kadang cokelat.
Sayangnya, dia paling sebel kalau saya pake kuteks. Terserah mau dandan kayak gimana, yang penting jangan pake kuteks, please…
Ooo.. tapi itu dulu.
Dia sekarang yang sudah berubah status jadi suami, adalah makhluk yang paling semangat liat istrinya dandan.
Disuruhnya saya pake kuteks warna merah menyala. Diantarnya saya belanja bedak dan lipstik, serta membiarkan dia memilihkan warna lipstiknya yaitu merah terang. Diingatkan saya kalau parfum sudah habis, “Beli lagi aja, jangan pake cologne punya Luna terus.” Ditanyai saya, kenapa pensil alis dan lipstik baru itu belum dicoba, lalu dibukakan biar saya pakai. Dipaksanya saya untuk ganti tas bermerk dengan alasan, “Ini ada uang tambahan buat nyenengin kamu.” Dan dibiarkannya saya me time dengan spa dan massage di salon dengan uang bonus projectnya. Sambil dibisiki, “wax sekalian ya.. biar mulus, cantik.”
Tapi ada satu permintaannya yang belum saya lakukan, adalah mewarnai rambut.
*ada saran, lebih baik warnain warna apa?*
Kalau ditanya, kenapa sekarang bisa berubah? Jawabnya adalah karena saya sudah jadi istrinya. Rasanya bangga kalau ada orang lain melihat dan memuji istrinya.
“Mereka-mereka cuma bisa melihat dan mengagumi istriku. Tapi aku bisa memilikinya,” gitu katanya.
*blushing*
Dia juga enggak pernah cemburu, melihat saya dandan maksimal untuk kerja. Sedangkan di rumah polosan, no make up. Kalaupun tampilan saya dinikmati sama temen-temen kantor, dia justru bangga.
“Istriku yang cantik dan terawat itu menunjukkan bahwa aku terbukti jadi suami yang bertanggung jawab bisa membahagiakannya.”
*more blushing*
Enggak begitu amaze sih sebenernya punya suami yang semangat mendorong istrinya untuk tampil maksimal. Karena bapak saya juga seneng liat istrinya dandan. Meski mama dandannya enggak seheboh saya. Pol mentok cuma bb cream, bedak, lipstik, parfum, handbody. Tapi bapak selalu anter dan sabar nungguin mama yang bingung belanja kain apa buat dijahitin untuk dipake kondangan bulan depan. (Ingat, outfit yang dipake kondangan kemarin, tidak boleh dipake ke kondangan hari ini. Bhuahaha..)
Bapak juga mau anter dan nungguin mama yang antri lama mau facial di Navagreen. Yes, antri demi beli krim malam buat menyamarkan flek di wajah wanita yang sudah jadi nenek itu.
Makanya, agak heran kalo ada suami yang melarang keras istrinya dandan, tapi ujung-ujungnya matanya ngelirik pemandangan aduhai perempuan yang lewat di depannya. Entah itu random woman, atau mungkin kolega kerjanya.
Itu jauh lebih MENYEBALKAN.
Bagaimana pun mereka itu cowok, yang radarnya langsung kuat tiap lihat cewek cantik lewat di deketnya. Jadi penting banget untuk kita tampil cantik dan jangan mau kalah sama cewek-cewek semlohai ituu..
Balik lagi ke mama saya. Beliau adalah ibu rumah tangga fulltime, tanpa ART, dimana badannya sering bau keringet karna ngosek kamar mandi. Jadi masalah dandan bukan perkara apa profesinya, tapi mau atau enggak? Direstui suami atau enggak?
Tapi.. lagi-lagi perkara perdandanan ini kembali ke komunikasi antar suami-istri.. Dandan sampai batas apa yang diperbolehkan suami. Outfit yang seperti apa yang diperbolehkan suami. Dan semuanya, HARUS sesuai dengan kenyamanan dan kebahagiaan kita.
Karena hidup kalo cuma semata-mata buat ngebahagiain suami itu berat buu.. beratt..
Aku juga dandan dimanapun dan kudu cihuy buat ketemu orang banyak soalnya tanpa disadari percaya diri suami berkat kita juga yg nemenin engga butek diliat orang orang hehe ^^
Iyaa.. penting itu, suami jadi percaya diri.
Kalo akyu dandan itu biar fresh dan gak pucat aja..jadi ya bedakan, lipstik, alis n celak..tapi kadang suamiku bilang alise rasah diorek-orek..huhuhuh..
Hahaha.. ((diorek-orek)) Suamiku malah nantang aku bikin alis kotak kayak alis Sinchan. -___-
bener2 soal dandan senyamannya suami istri :-):-
Karna suami-istri harus sama2 hepiii… ?
Aq setuju sm pendapat suami mba noni. Terus setuju juga klo salah satu servis buat suami ya berpenampilan menarik dihadapannya baik scr pribadi atau didepan umum, biar ga malu2in.
Haseekk.. yuk, dandann..
Hai salam kenal yaa..
Aku suka dandan kalau berpergian, karena dirumah sudah kucel2an trus. Dan biasanya kalau pergi dengan suami makeup dan outfit yg di pake lebih ok dibanding kalau berpergian sendirian.
Aku gak pernah dandan klo keluar. Pokoknya bersih. Justru di rumah sering dandan, hihi
“Istriku yang cantik dan terawat itu menunjukkan bahwa aku terbukti jadi suami yang bertanggung jawab bisa membahagiakannya” – > ini setuju banget, kita secara gak langsung jadi bagian yang bikin suami bangga kemana-mana ngajak kita
akusih paling bedak dan lipstik. kalau aku dandan lama pastilah kena omel suami. Kebayang kalau aku dandan lengkap banget
kalau istri dandan ya wajib karena untuk menyenangkan suaminya. biar suaminya tambah sayang dan cinta,hehe
Saya ke kantor jarang dandan mbak, paling kalo keluar ama suami baru dandan. Suami sih nggak pernah komen aku dandan ato enggak, nggak pernah muji juga kalo saya abis dandan. Untung anak Lanang slalu komen Ibuk cantik e pake liptik. Itu sudah cukup bagi saya. Hehehe. Cuma suami protes kalo saya pake baju kumel atao daster,