Tentang Biaya Pendidikan Anak

Tentang Biaya Pendidikan Anak

Apaan sih, Noni ngomongin biaya pendidikan. Ngatur biaya rumah tangga aja sering bocornya.

Eh, tapi ni ya.. Sejak punya anak, saya jadi concern banget sama yang namanya ngatur duit. Udah dari dulu sih concern sama duit, cuma beda orientasinya. Dulu duit buat jalan-jalan sendiri, sekarang duit buat biaya kebutuhan anak, nyenengin anak, sambil sesekali nyenengin diri sendiri.

Kalau mau dijembrengin, emang banyak banget ya kebutuhan anak itu. Mulai dari biaya check up saat hamil, biaya melahirkan, beliin anak baju, susu, dan mainan, nyenengin anak meski itu sekadar naik odong-odong, belum lagi biaya kalau anak sakit. Makanya, kalau ada orang pengin punya anak lagi tapi enggak mau sakit pas melahirkan. Saya kebalikan, pengin punya anak lagi tapi pusing bayangin biaya membesarkannya.

Karena ya, seirit-iritnya kita mencoba atur pengeluaran, tapi buat anak mah tetep aja bakal royal dan langsung gesek tanpa kebanyakan mikir. Kayak ini nih, bisa ditebak banget tiap tanggal 28 pasti menu makan Luna adalah Salmon, dan di tanggal 5 udah berganti jadi ikan teri, telur puyuh, tempe. Meski dibilang Salmon itu bagus untuk otak anak, tetep enggak kuat kakak… beli Salmon tiap hari.

Intinya sih, saya selalu menginginkan segala yang terbaik untuk anak tapi tetep realistis dengan kemampuan.

Termasuk urusan pendidikan, saya pengin Luna belajar di sekolah favorit. Kenapa? Karena di sana fasilitas jelas lebih mumpuni dan persaingan belajar juga lebih bagus. Semakin banyak anak pinter, maka anak akan semakin tergerak untuk bersaing dan mendapatkan prestasi yang lebih lagi atau minimal sama dengan temen-temennya.

Tapi setelah itu pingsan, pas lihat harga masuk SD tahun ini yang setara sama harga motor. Itu baru SD, belum SMP, SMA, trus kuliah. Dan kalau besok Luna pengin jadi dokter gimana dong. Enggak bolehlah menghalang-halangi cita-cita anak hanya karena enggak punya biaya.

Ditambah setelah tahu fakta bahwa biaya pendidikan itu PASTI naik sebesar 7-15% tiap tahunnya. Mengandalkan gaji doang kayaknya kok susah. Belum lagi cicilan KPR, cicilan mobil, juga jalan-jalan ke luar negeri. Maakk… makin puyeng kepalaku mikirin biaya hidup yang terus meningkat.

*

Kata pakar keuangan seharusnya setiap orangtua melakukan ini biar enggak puyeng dan beruban dini.

1. Siapkan Dana Pendidikan Anak Sejak dalam Kandungan

Ini yang seharusnya saya lakukan sejak dulu Luna di dalam kandungan. Tapi kesalahan besar saya adalah terlalu concern pada biaya melahirkan dan membesarkannya, hingga mengabaikan biaya pendidikan. Padahal dulu pas masih hamil, saya sempet disamperin 2x sama marketing investasi dana pendidikan anak dari 2 bank yang berbeda. Kenapa dulu masih belum tertarik sih ya..

Padahal dengan menyiapkan dana pendidikan sejak anak masih di kandungan, berarti waktunya akan lebih panjang dan dana yang terkumpul pasti akan lebih banyak. Semoga kalian yang masih pada hamil, tidak mengulang kesalahan saya ini ya..

2. Survey Sekolah yang Ingin Didaftar

Jujur ya, saya baru dapet inceran calon SD untuk Luna itu 1 tahun yang lalu, saat dia usia 2 tahun. Sebelumnya sempet gamang, mau sekolah yang deket rumah tapi bukan favorit, atau sekolah yang jauhan dikit dari rumah tapi favorit. Tapi makin lama saya mikir, mendingan sekolah favoritlah. Dulu aja saya disekolahin ortu di sekolah favorit, ya seharusnya anak saya dapat yang minimal sama kayak saya dong.

Dan mulai dari sekarang juga saya kepoin sekolah itu. Tanya ke temen yang anaknya sekolah di situ, gimana metode belajarnya, gimana perhatian para guru dan tenaga pekerja di lingkungan sekolah, gimana kebersihan sekolahnya, gimana kedisiplinannya, gimana cara sekolah mengajarkan akhlak dan agama, dan gimana tingkat keamanannya.

3. Hitung Biaya yang Dibutuhkan

Selain tanya-tanya tentang segala culture di sekolah tersebut, saya juga mensurvei biaya masuknya, uang pangkal dan uang bulanan. Sambil dihitung-hitung, biaya tersebut masuk enggak dengan kemampuan finansial keluarga kami. Saya enggak mau memaksakan anak untuk masuk SD yang biayanya enggak sesuai dengan kemampuan saya. Yang penting kualitas sekolah tetap bagus, dan biayanya tetep masuk akal.

Tentang Biaya Pendidikan Anak

Untuk hitung-hitungan biaya ini saya dibantu banget sama kalkulator finansial ZAP Finance. Caranya mudah banget, tinggal buka link ini dan download kalkulator finansial di dalamnya. Trus masukin usia anak saat ini, perkiraan anak akan sekolah berapa tahun lagi, biaya masuk (uang pangkal) sekolah tahun ajaran ini, dan biaya bulanan (uang SPP) sekolah sekarang. Maka secara otomatis kalkulator itu akan menghitung dana investasi yang harus saya kumpulkan tiap bulan.

Yaitu Rp1.500.000 per bulan. Tinggi ya?

Menurut ngana? Kan tingkat inflasi perekonomian Indonesia juga diperhitungkan. Kalau UMR naik, otomatis harga sembako naik, dan biaya pendidikan pasti juga naik.

4. Susun Rencana dan Target Pencapaian

Jangan cuma target omset perusahaan doang yang dikejar, tapi juga target pencapaian dana pendidikan. Misalnya, menahan diri tidak jalan-jalan ke luar negeri sebelum dana pendidikan tercukupi minimal separuhnya. Sambil mulai atur strategi sejak dini. Bisa jadi dengan mencari pekerjaan lain yang memberi gaji lebih tinggi, atau menambah penghasilan dari bisnis sampingan, atau juga berburu lomba blog yang hadiahnya duit. LOL

5. Mulai Berinvestasi

Perekonomian dunia pada umumnya pasti mengalami inflasi. Kalau dulu uang SPP saya per bulan cuma Rp12.000, sekarang uang segitu cuma bisa buat jajan cilok.

Meski saya udah menabung Rp1.500.000 tiap bulan, tapi kalau uang itu hanya ada di tabungan, ya bunga tabungan akan susah mengejar kenaikan inflasinya. Itulah makanya saya sudah harus memikirkan investasi dana pendidikan dalam bentuk lain. Yang bisa memberikan keuntungan lebih dan ramah terhadap kenaikan inflasi.

*

Gimana, makin puyeng enggak membayangkan biaya pendidikan anak 3-4 tahun lagi? Biar enggak puyeng, sini saya kasih tahu cara gampang mendapatkan dana pendidikan anak ratusan juta. Biar kita bisa liburan dengan nyaman tanpa mikir besok anak sekolah di mana.

Jadi, Morinaga Chil-Go! lagi bikin kompetisi berbagi ide stimulasi kecerdasan. Tinggal belanja 6 botol Morinaga Chil-Go! dan share ide permainan yang bisa menstimulasi kecerdasan anak di www.bekalmasadepan.com.

Hadiahnya, asuransi pendidikan ratusan juta rupiah dan voucher belanja ratusan ribu. Juara 1, asuransi pendidikan senilai 500juta, Juara 2 senilai 300juta, dan Juara 3 senilai 200juta. Apa enggak ngiler tuh.. Saya juga pengin nyoba, berharap banget asuransi pendidikan itu bisa berganti nama jadi Aluna. Dan biar saya bisa jalan-jalan ke luar negeri tanpa merasa berdosa karena targetdana pendidikan anak belum tercapai.

Untuk cara ikutan kompetisi dan tips biar menang, bisa dilihat di link ini.

*

Yuk, mulai siapkan dana pendidikan anak dari sekarang. Semakin dini kita berinvestasi, semakin besar keuntungan yang kita dapat untuk biaya pendidikan anak. Biar hidup kita lebih santai, juga biar bisa seimbang antara bekerja dan bersenang-senang.

Meski rejeki itu sudah diatur Tuhan, tapi tidak ada salahnya kita mengantisipasinya sejak sekarang.

13 thoughts on “Tentang Biaya Pendidikan Anak

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *