Ibu, Masa Depan Bumi Ada Di Tanganmu

Ibu, Masa Depan Bumi Ada Di Tanganmu

Kerasa enggak sih, hidup makin berubah. Dulu, bisa banget kakek-nenek kita hidup tanpa TV, ditemani malam dan suara jangkrik. Syahdu. Trus turun ke orangtua kita, mereka bisa banget hidup tanpa ponsel. Setiap malam cuma nonton TV berdua, nemenin kita main, tanpa diganggu dengan dentingan notifikasi Facebook, Line, Whatsapp, Telegram, or anything.

Sekarang zaman kita? Bisa enggak hidup tanpa TV? Bisa! Tapi harus punya koneksi internet lancar jaya, jadi bisa streaming acara atau channel Youtube yang disukai aja. Bhuahaha.. sama ajalah. Enggak bisa juga kan, kita hidup tanpa layar yang menampakkan visual bergerak.

Apalagi hidup tanpa ponsel. Bisa mati gaya. Enggak eksis. Cupu. Kudet. Ndeso.

Itu baru 3 generasi. Gimana dengan generasi setelah anak-anak kita ya.. Mungkin teknologi udah makin maju. Bisa naik mobil yang jalan sendiri tanpa supir. Atau mesin cuci nggiing baju sendiri, tinggal klik, keluarnya udah lipetan rapi semua. Ini impian banget!

Eh, kalau dipikir-pikir nih, udah berapa sih umurnya bumi? Tua banget brati kan. Jutaan tahun atau mungkin milyaran tahun. Bahkan bumi itu sudah ada sebelum dinosaurus itu terciptakan. Dan penduduk di dalamnya silih berganti beribu-ribu generasi.

Tapi, sempet engak sih, kita mikirin bumi? Boro-boro mikirin bumi, mikir diri sendiri aja susyehh..

Enggak jarang kita tidak memisahkan sampah basah dan kering. Buang-buang makanan tanpa mikir bagaimana bumi memproduksi bahan-bahan makanan tersebut. Bangun rumah tanpa ventilasi dan sirkulasi yang cukup, jadi harus pake AC. Nonton TV sampe ketiduran. Lupa matiin lampu teras rumah. Bangun rumah tanpa pencahayaan yang cukup, jadi lampu harus menyala sepanjang hari.

Demi alasan tren, kekinian, instagramable, modern minimalis. Enggak jarang kita enggak mikirin perasaannya bumi. Kasian loh bumi kita cuekin. Untung bumi enggak baperan. Coba kalok baper, trus pundung, mau tinggal dimana kita kalo enggak di bumi.

 

Kalau kita masih punya perasaan sama bumi, enggak usah nunggu orang lain bertindak dulu. Trendsetter paling berpengaruh bagi dunia itu adalah ibu. Kalau ibu sudah berhasil mengatur kualitas dan kebiasaan hidup keluarganya, maka akan kebawa ke anak-anak dan turun ke generasi-generasi berikut.

Istilah kecenya, jadilah Ecomom. Ibu yang cerdas merawat keluarga, mengurus rumah dan isinya, mengelola keuangan rumah tangga, dan merawat diri sendiri.

Harus ya jadi Ecomom? Kalau kalian wanita (sekalipun belum jadi ibu), ya haruslah! Kecuali kalian itu laki-laki, jadilah Ecodad. *krik-krik.. maksa ya.

 

Trus gimana caranya jadi Ecomom?

1. Menerapkan Pola Hidup Sederhana

Ibu, Masa Depan Bumi Ada Di Tanganmu

Bisa dimulai dari makanan. Misalnya nih ya, belanja sayur secukupnya. Enggak usah kalap kayak mau masakin orang sekampung. Yang ujung-ujungnya sayuran-sayuran itu cuma jadi penghias kulkas dan seminggu kemudian dibuang karena busuk.

Atau memberi anak uang saku secukupnya. Enggak usah berlebihan kayak tiap hari mereka mau jajan di mekdi aja. Mendingan bawain bekal. Udah sehat, irit pula.

Sederhana juga dalam membeli produk-produk kecantikan. Baju enggak harus yang merek kan.. Yang penting nyaman dan fungsional sesuai situasi. Makeup juga banyak banget loh, yang murah tapi aman.

Balik lagilah.. kita mau ngajarin anak-anak kita jadi orang sederhana dan humble enggak? Salah satunya, ya dengan kita menerapkan pola hidup sederhana ini duluan.

2. Menyiapkan Kebutuhan Pendidikan Anak Sejak Dini

Ibu, Masa Depan Bumi Ada Di Tanganmu

Mulai deh, pikirkan biaya pendidikan anak sampai dia jadi sarjana besok. Bisa jadi sekarang kita jumawa, bisa kok bayar SPP sekolah TKnya, SDnya. Tapi, kenaikan inflasi itu berbicara. Terpampang nyata apa adanya, tanpa fatamorgana. Dan kalau enggak mulai disiapin dari sekarang, besok bisa keteteran kita bayarin kuliahnya.

Kita enggak tahu apa yang terjadi pada keluarga kita beberapa tahun yang akan datang. Sekarang yang produktif mungkin 2 orang. Tapi Tuhan itu kan Maha-Pembolak-balik-Keadaan. Paling tidak, apapun yang terjadi pada keluarga kita, pendidikan anak tetap yang utama tanpa ada hambatan finansial.

Banyak banget bank dan jasa keuangan yang nawarin tabungan khusus pendidikan. Survei aja sendiri deh.. Compare mana yang sesuai dengan kemampuan dan benefitnya tinggi.

Kalau saya, sampai sekarang ini selalu menyisihkan dana setiap bulan dalam bentuk tabungan pendidikan untuk Luna sekolah SD-SMA. Dan juga menyisihkan dana dalam bentuk reksadana untuk pendidikan kuliahnya.

3. Menggunakan Produk Ramah Lingkungan

Panasonic Kulkas Ramah Lingkungan

Misalnya nih, dengan mengganti kantong plastik sampah dengan kantong kain yang bisa dipake berkali-kali. Atau bawa tumbler saat bepergian, jadi enggak perlu beli air minum kemasan plastik di luar, yang ujung-ujungnya dibuang juga kan..

Dan kalau pake kulkas, pilihlah kulkas yang ramah lingkungan. Seperti kulkas yang sudah punya teknologi econavi-nya, yaitu sensor yang bisa mendeteksi kondisi pemakaian isi kulkas itu sendiri. Jadi, secara otomatis dia bakal memaksimalkan penghematan energi.

4. Meluangkan Waktu Bersama Keluarga

Ibu, Masa Depan Bumi Ada Di Tanganmu

Saya ini ibu pekerja yang enggak bisa punya waktu banyak bersama dengan anak. Tapi itupun enggak mengurangi kualitas hubungan saya dengan keluarga. Apalagi hidup tanpa Nanny. Enggak ada kecemburuan, akibat anak lebih milih bobok sama Nanny.

Luna berangkat-pulang daycare bareng kami. Dan setelah sampe di rumah, sebisa mungkin letakkan ponsel jauh-jauh. Perhatian full untuk anak. Main sama dia, ngambar, mewarnai, gunting-tempel, baca cerita.

Nanti kalau sudah weekend, lebih asik lagi deh. Seru-seruan bareng sekeluarga. Enggak harus keluar rumah juga sih, untuk bisa seru-seruan. Misal camping dadakan di backyard, pesta kostum, karaoke bareng-bareng, atau nonton film animasi di TV rumah. Banyak bangetlah, aktivitas seru yang bisa dilakukan di rumah, tanpa harus mengeluarkan uang.

5. Menghemat Pengunaan Air

Panasonic Kulkas Hemat Air

Sebagai ibu nih, kita juga harus bisa mengendalikan penggunaan air di rumah. Selain bisa hemat air, dampak langsungnya juga pengurangan biaya air yang harus dibayar. Kebetulan saya pake PAM ya, dan pernah dulu syok karna tagihan air mencapai 82 ribu sebulan!

Kalaupun kalian enggak pake PAM juga sama aja. Biaya listrik yang dikeluarkan untuk pompa air itu udah berapa sendiri? Kalau dikit-dikit kita boros air, pompa airnya bakal ngangkat air dan boros juga tagihan listriknya.

Kebutuhan air yang paling banyak apa sih? Mandi? Tapi jelas dong, hidup di daerah tropis kita enggak bisa motong rutinitas mandinya. Nyiram tanaman? Saya cuma sekali sehari doang nyiram tanaman. Kebanyakan tanaman saya ada di luar ruangan, jadi kalau misal turun hujan, lumayan bisa irit air dan tenaga. Udah disiramin sama langit.

Nyuci baju? Nah.. ini yang paling boros air. Apalagi kalau punya bayi. Bisa deh, setiap hari saya nyuci.Mau dikasih ke laundry, itu jelas pilihan yang lebih boros lagi. Jadi saya cari mesin cuci yang bisa menghemat air karena teknologi econavi inverter. Itu adalah teknologi yang bisa membaca kondisi cucian (enggak cuma kondisi hati dia aja yang dibaca), mendeteksi berapa banyak cucian, suhu air yang digunakan, serta bahan pakaian yang dicuci.

Jadi, selain bisa menghemat air, juga bisa menghemat waktu dan energi.

 

Gitulah, kira-kira apa yang saya lakukan buat jadi wanita kece masa kini. Jadi ecomom supaya disayang suami dan anak. Supaya hidup kita dan keluarga jadi lebih baik, dalam kesehatan, kebahagiaan, dan keuangan. Kayaknya sepele ya.. tapi hal-hal kecil itu akan berdampak besar buat keluarga kita, dan masa depan penerus kita loh. Enggak mau juga kan, anak-cucu kita besok hidupnya susah karena kita enggak berusaha jadi ecomom mulai dari sekarang.

Coba deh, berpikir untuk jangka panjang ke depan, bukan cuma untuk hari ini. Dan percayalah, segala kebiasaan baik itu berawal dari ibu.

5 thoughts on “Ibu, Masa Depan Bumi Ada Di Tanganmu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *