Kali ini, saya akan review buku cerita Luna yang murce. Karena belinya di Mizan Book Corner bawah kantor, pakai diskon karyawan. Dulu beli ini sekalian belanja buku untuk hampers pesta ultah Luna. Pertama lihat covernya langsung suka, karena beruang.
Oh, iyes. Aku suka banget sama karakter beruang di buku-buku anak. Apalagi sama Winnie The Pooh. Boneka Pooh di rumah ada banyak, semuanya enggak ada yang beli, tapi dikasih. Sama orang-orang yang pernah singgah di hati mamaknya Luna. Huahahaha..
Dan buku ini, meski bukan beruang Pooh atau Teddy Bear, tapi tetep sukak. Beruang itu karakter binatang yang sering diceritakan di buku-buku anak, sebagai binatang yang lucu, gemuk enak dipeluk, baik hati, dan tidak sombong. Termasuk cerita beruang di buku ini.
Apa yang Membuatku Sedih? / What Makes Me Sad?
Penulis: Heidi & Daniel Howart
Hardcover, Bilingual (Indonesia-Inggris)
Penerbit Little Kaifa
Bercerita tentang dua ekor beruang kutub, ibu dan anak. Seumur hidupnya, anak beruang kutub selalu tinggal di dalam goanya yang teduh dan hangat. Ibunya selalu mencarikan makan untuk dia, sementara si anak tinggal dengan nyaman di dalam goanya.
Sampai suatu hari, si ibu merasa bahwa ini sudah saatnya si anak untuk keluar dari goa. Dia harus ikut bersama ibunya berburu makan dan merasakan bagaimana susahnya mencari makan.
Dan benar, berburu makan itu ternyata susah sekali. Yang biasanya di dalam goa nyaman dan gelap, ternyata di luar ada teriknya matahari yang harus diterjang. Belum lagi danau es yang menipis sehingga mereka harus berjalan pelan-pelan supaya tidak terperosok ke dalam.
Ini membuat si anak sedih. Biasanya hanya berjalan sebentar sudah dapat makan, tapi kali ini mereka harus berjalan jauh. Dan yang paling mengena adalah ketika si anak bertanya, Ibu, apakah mencari makan memang sesulit ini? Lalu si ibu menjawab, Dunia kita berubah, jadi kita harus berusaha sekuat tenaga untuk bertahan. Dan saat melihatmu, aku tahu, kita masih memiliki masa depan.
Huhuhuhu.. Iya yah.. Kehidupan yang akan datang itu memang kejam, tapi sesulit apapun itu, ibu akan selalu mendampingi anaknya.
Agak berat emang, untuk bacaan toddler. Tapi related banget dengan apa yang harus kita ajarkan ke anak. Bahwa suatu saat, dia harus keluar dan menghadapi kejamnya dunia. Enggak melulu di bawah ketek ayah-ibunya.
Enggak seterusnya, keinginannya bisa diturutin. Enggak selamanya, dia dinakalin temen terus bakal dibela sama orangtuanya. Enggak seterusnya juga orangtua akan ada untuk menyuplai semua kebutuhannya. Karena orangtua enggak selamanya ada di dunia.
Gimana Luna saat dibacain cerita ini?
Hahaha, enggak mudenglah dia.. Dan bisa ditebak emang, ini bukan bacaan favoritnya.
Ketika bacain ini ke Luna, saya fokus menceritakan bagaimana perjuangan si anak dan ibu mencari makanan. Jadi, buat Luna yang nyari makan itu enggak sulit, harusnya dia mau makan yang sudah disediain ibuknya.
Tetep ya bu.. usaha biar anak mau makan. :))))
Tapi emang sih, buku ini cocoknya untuk anak usia 6 tahun ke atas. Dari panjangnya kalimat yang digunakan dan percakapannya, agak susah untuk dicerna usia balita. Dan di akhir petunjuk orangtua, kita diminta untuk menjelaskan tentang pemanasan global yang terjadi di bumi, yang membuat es di kutub mencair.
Jadi kalau disimpulkan, menurut saya tujuan cerita di buku ini agak banyak.
- Mengenalkan rasa emosi sedih ke anak, bahwa hidup itu tidak selamanya bahagia.
- Mengajak anak untuk mau berjuang, tidak selamanya berada dalam perlindungan orangtuanya. Tapi percayalah, no matter what happen, my kids come first.
- Mengenalkan anak pada proses pemanasan global, supaya dia mau menjaga lingkungan. Supaya bumi ini terjaga, dan beruang kutub bisa hidup dengan damai juga.
Sedangkan kalau dilihat dari ilustrasinya, semuanya bagus.
Meski raut wajah beruang tersebut terlihat sedih. Ya karena memang konteksnya mereka lagi bersedih, karena susah cari makan. Tapi yang lainnya, oke semua.. Sukak sama gaya ilustrasinya.
Overall, buku ini recommended. Terutama untuk kalian yang punya anak di atas usia balita. Harus bangetlah dibacain buku ini. Dan meski sekarang buku ini belum jadi bacaan favoritnya dan relatif jarang dibacain, tapi besok ketika dia sudah lebih paham saya akan bacakan buku ini lagi untuk dia.
Kalian sendiri, adakah yang sudah pernah baca buku ini juga? Share dong.. moral lesson apa yang didapat, selain yang udah saya tuliskan di atas.
Wah, makasih reviewnya mama Luna. Shoji Rey juga suka dibacain cerita terutama yang gambarnya lucu lucu. Kadang kalau bahasanya terlalu “berat” aku suka cerita sendiri yang suka “gak nyambung” sama ceritanya wkwkwkwk #tetepusaha
Gambar bagus tapi sayang terlalu berat untuk anak balita ya? Seharusnya jika memang disusun dengan bahasa berat dan diperuntukkan untuk anak di atas balita, sayang sekali jika disusun dalam bentuk board book.