#ParentsTalk: Kalau Anak Besok Mulai Pacaran Gimana?

Parents Talks Kalau Anak Mulai Pacaran

Let me introduce to you. Seri baru di blog saya, #ParentsTalk. Tentang obrolan-obrolan kami seputar anak. Karena sepasang orangtua itu obrolannya enggak pernah jauh-jauh tentang anak. Selain rutinitas pekerjaan masing-masing dan rancangan masa depan bersama, materi tentang anak enggak pernah lepas dari daily pillow talk kami.

Kadang kami, saya sih terutama, suka mikir jauh ke depan atau bahkan kejauhan, tentang anak. Bahasa kerennya sih, “visioner”. :))) Dan di seri pertama ini saya ngajak suami bayangin dan berpendapat kalau anak kami besok pacaran gimana? Bakal dibolehin nggak ya? Trus kira-kira kami bakal jadi orangtua yang seperti apa, ketika anak udah mulai pacaran?

Saya merekam sedikit obrolan kami saat di mobil. Ini vlog pertama kami berdua, jadi masih rada-rada canggung. Biasa kerja di balik layar, giliran suruh nongol di depan kamera langsung kagok. :)))

Jadi gimana kalau besok anak mulai pacaran?

Saya dan suami sama-sama enggak akan membatasi atau menghalangi ketika anak-anak kami pengin pacaran. Tapi saya berharap anak baru mulai mau pacaran minimal usia SMP aja. Janganlah masih SD udah pacaran. Ngurus diri sendiri aja belum tentu bener, udah ngurus cinta. Apalagi kalau bayangin anak-anak zaman sekarang, belum belajar perkalian dan pembagian aja udah kenal pacaran, rasanya kok ngeri ya kalau anak SD udah pacaran.

Kami dulu melewati hubungan juga dengan pacaran dalam rentang cukup lama. Dan kami adalah tipikal orang yang kalau pacaran pasti lama-lama. Semuanya hitungan tahun. Saya sih percaya ya, orang yang kalau pacarannya lama, itu tandanya setia. Enggak gampang loh, buat anak ABG mempertahankan hubungan lama, biasanya mah bosenan, gampang kepincut sama pesona orang lain.

Doain dan aminin yaa.. semoga sekarang kami bisa setia satu sama lain, dan bisa menunjukkan ke anak-anak bahwa kalau pacaran itu artinya belajar untuk berkomitmen. Berkomitmen menjaga kesetiaan dan berkomitmen menjaga perasaan pasangan.

Kira-kira kami bakal jadi orangtua seperti apa ya, kalau anak sudah mulai pacaran?

Jujur yaa.. ini pertanyaan spontan dari saya, tapi saya sendiri susah jawab. Penginnya, kami bisa jadi orangtua yang asik dan enggak ngatur-ngatur pilihan anak. Tapi kenyataannya besok, siapa yang tahuu..

Contohnya, Bapak saya itu orang yang overprotective banget. Udah over, pake banget. Beuuu…

Beliau emang enggak pernah melarang-larang anaknya untuk pacaran. Tapi, beneran loh.. kami dulu saat pacaran pernah dikuntit Bapak. Huahahaha.. Segitunya yaa. Itu cuma 1 yang ketahuan, entah kalau yang enggak ketahuan.

Bahkan, dulu pernah ada cowok yang pdkt, pulang dari ngapelin saya, Bapak nguntit dia. Entah gimana caranya, Bapak bisa tahu rumahnya dimana, yang saya sendiri bahkan enggak tahu sampai detik ini.

Itu baru kuntit-menguntit. Saya kadang suka nebak-nebak, mungkin Bapak dulu suka curi-curi dengar obrolan saya dengan pacar, baik di ruang tamu atau di telepon.

Dulu saya sebel setengah mati sama Bapak yang kelewat protektif ini. Kesannya kok kayak enggak percaya sama anaknya ya.. Tapi, semakin lama apalagi setelah saya punya anak cewek, saya mulai bisa memahami kenapa Bapak bisa seperti itu.

Saya ini anak perempuan pertama dan satu-satunya, saya adalah permata hati Bapak, dan Bapak ingin memastikan bahwa saya bersama orang yang tepat, tidak akan membawa saya pada hal-hal yang akan merugikan dan mencelakakan diri saya sendiri.

Hanya saja, caranya yang spesial. Ala-ala detektif CIA. :)))))

Sebaliknya, suami saya pengin jadi Bapak yang bisa dekat dengan anak perempuannya, tanpa bersikap terlalu protektif ke dia. Lagian menurutnya, anak yang terlalu dijaga dan terlalu dikerasin, dia bisa melawan rules yang udah dibangun orangtuanya. Dan dampaknya bisa lebih ngeri lagi.

Melihat beberapa contoh keluarga-keluarga lain, suami saya pengin jadi Bapak yang asik dan gaul untuk Luna. Bisa main bareng, kayak temen. Nyambung dengan dunia anaknya. Anak bisa ngobrol santai dengan orangtua tanpa rasa takut atau rikuh, tetapi tetap hormat. Begitupula di hadapan temen-temennya, kami berdua pengin jadi orangtua yang nice dan tidak terkesan galak di hadapan temen-temennya.

Saya inget, dulu punya temen yang orangtuanya galak. Seseru apapun itu temen saya dan sekeren apapun mainan di rumahnya, saya takut main ke rumahnya. Enggak asik kan, kalau temen-temen anak kami besok jadi males ke rumah karena kami terlihat galak.

Makanya, siapapun orang yang dipacarin sama anak nanti, atau siapapun sahabat dekat anak nanti, mereka harus dikenalin ke kami. Sejauh apapun itu (karena rumah kami emang itungannya jauh dari pusat kota), harus dibawa ke rumah. Ketika kami menjadi orangtua yang asik buat anak, sudah seharusnya jadi orangtua yang asik juga untuk teman dan bahkan pacarnya anak.

Itu harapan kami yaaa.. Semoga besok beneran terwujud. Amin..

Parents Talks Kalau Anak Mulai Pacaran

Terhadap pilihan anak?

Apapun pilihannya, termasuk pilihan cowok yang ditaksirnya. Terserah anak.. yang penting dia bahagia, pasangannya orang baik-baik dan bisa membawanya pada kebaikan. Meski saya enggak pengin anak besok punya pasangan yang range usianya terlalu jauh.

Terserah tapi ada syaratnya. Huahahaha…

Kembali lagi ke Bapak saya yang overprotektive itu. Beliau menekankan banget ke saya, kalau cari pasangan ya yang minimal setara. Maksudnya, enggak asal cinta tapi enggak punya modal apa-apa dan masih tergantung orangtua. Membangun rumah tangga itu enggak gampang. “Ketika kamu memutuskan untuk menikah, artinya kamu memutuskan untuk mandiri,” gitu katanya.

Jadi, sekalipun kita orangtua generasi milenial gini yang menekan asas keterbukaan dan kebebasan memilih serta berpendapat kepada anak, sebenarnya kita pasti secara enggak langsung menanamkan doktrin-doktrin positif untuk mereka. Dan doktrin itu yang akan dibawanya sampe dewasa. We are the first role model for our kids.

Itu enggak salah. Karena gimana pun, anak tetap perlu diarahkan kepada suatu hal yang positif, bukan dibiarkan bebas sesukanya. Orangtua itu menang ngerasain hidup lebih lama, makanya bisa mengarahkan anak-anaknya.

Apalagi kalau urusan pertemanan ya, kami sama sekali enggak akan membatasi dia mau berteman dengan siapa saja. Mau beda tingkat ekonomi, beda suku, beda agama, semua terserah. Enggak usah takut anak akan kebawa atau gimana-gimana. Karena balik lagi ke doktrin positif yang sudah ditanamkan masing-masing orangtua dan character building yang sudah dibangun sejak usia balita, semua itu akan jadi pondasi bagaimana dia membangun pergaulannya kelak.

Lagipula, justru kalau lingkar pertemanannya terlalu homogen, menurut kami itu akan membahayakan. Bisa membentuk fanatisme berlebihan dan tidak toleran pada perbedaan.

 

Parents Talks Kalau Anak Mulai Pacaran

Meskipun usia anak kami masih kecil nih.. Tapi ternyata seru juga loh, ngomongin hal-hal visioner macam begini. Paling tidak, kami jadi tahu bagaimana pandangan kami masing-masing tentang anak yang pacaran. Kami bisa menyatukan visi sejak dini, ketika besok menghadapi anak yang mulai pacaran. Meski besok entah prakteknya gimana, tapi paling tidak ketika sudah ada kesamaan visi dalam hal parenting, kami bisa saling mengingatkan.

Lagian obrolan seperti ini tuh tujuannya satu, membentuk pribadi anak yang jauh lebih baik daripada pribadi orangtuanya. Karena kami percaya, pribadi yang baik akan membentuk masa depan yang baik pula.

43 thoughts on “#ParentsTalk: Kalau Anak Besok Mulai Pacaran Gimana?

  1. I do enjoy yr story mak 😉
    Sama kayak bapak saya juga yang sangat overprotektif ..dia pensiunan milter pula..takut banget dia kalau anak2nya nikah sama orang yang salah..ah masih ingat waktu dia nggak setuju saya sama suami 😀 wkwkw mana bapak nggak pinter bahasa Inggris pulak..

  2. Hihihi sama mbaa, anakku jg masih kecil tp udah pernah kepikiran jg nanti klo dia udah remaja gimana yaa.. Aku jg gak akan membatasi pergaulannya, bener mba semoga pondasi yg udah kita terapkan dari kecil bisa membuat anak2 tetap di jln yg baik2 aja nantinya.. 🙂 Aku jg pingin semua sahabatnya nanti jg dikenalin ke aku.. 🙂

  3. Aahh nice parents, dlu ortu aku rada galak mba, sstt jgn bilang2 ya. Dan aku bercita2 gk akan galak sm anak, akan lebih mendengarkan apa yg jdi keluhan anak, biar sm2 enak.
    #citacita

  4. Bener Mbak Noni, paling males main ke rumah teman yang ortunya galak. Biarpun anaknya baik tapi jadi kurang nyaman kalau ortunya galak hihihi…
    Saya dan suami belum membicarakan soal pacaran anak kami. Padahal si sulung udah mau ke SMA 🙂 Kami lebih membahas soal sekolah dan cita-citanya. Soal pacaran, mungkin bisa jadi pembicaraan selanjutnya. 🙂

  5. Bacaan bagus nih.

    Setuju, Masalah pilihan untuk pendamping hidup mah boleh terserah si anak, namun tetap harus ada kriteria yang sesuai dong sama yang diinginkan orang tua.
    Kan orang tua juga ingin mendapatkan pasangan yang baik untuk anaknya.

  6. Emm…pernah juga mikir kaya gini sama suami.
    Tapi dari awal mikir, saya malah sangat berharap kalau anak mengenal cinta (dengan lawan jenis) saat sudah semester akhir perkuliahan aja.

    Kalo untuk usia sekolah, kami inginnya menekankan kalau itu bukan pacaran.
    Tapi berteman dengan misi yang sama. Yakni sama-sama memajukan akademik.

    Bismillah,
    Semoga dimudahkan dalam membimbing amanah-amanah yang Allah titipkan.
    Aamiin.

  7. Beuh Non, apalagi saya yang udah punya anak bujang.. suka dibuat keder aja soal pubertas atau kecengan anak.. tetep degdegan.. takutnya kenapa-napa.. biarpun anak semua laki. Yang jelas emang ga usah dibatasi, tapi kontrol utama kita sebagai orangtua tetep diperkuat..

  8. Benaaaarrr!!! Aduh benarrrr xDDD /guling guling/

    Aku maunya nanti juga jadi orangtua yang kaya gitu. Bisa dekat dengan anak sebagai teman. Agar anak tidak canggung kalau ada masalah apapun, jadi bisa diselesaikan dengan cara yang lebih baik. Aku ga mau nanti anak kalau punya masalah larinya ke teman. Kalau masih sebaya kan tingkat kedewasaan/kebijaksanaan/psikologisnya sama, jadi bisa jadi saran yang diberikan teman tidak tepat.

    Kalau saran dari orangtua kan insyaAllah berdasarkan pengalaman hidup lebih awal bertahun-tahun. Saya dengan ibu juga seprti itu. Banyak orang bilang seperti kakak adik. Karena hubungan kita memang seasyik itu. Saya bisa mengobrolkan apapun dengan ibu. Kehidupan remaja saya dan kehidupan rumah tangga ibu melebur jadi satu kalau udah jalan bareng 🙂

  9. Kalau anak aku mulai pacaran, kayanya aku yang bakal over protected, Mbak. Semacam ga rela anaknya makin besar. Eh tapi punya anak aja dulu ya, Dian buat buktiinnya 😁
    Aku justru dulu ga pernah digalakin kalo pacaran. Tapi ya tetep aja berusaha sembunyi-sembunyi pacarannya. Tetep ada rasa ga enak ih masa udah pacaran. Hehehehe

  10. Waah, mantap nih Mbak Noni. Aku juga pengennya gitu, asyik dan jd sahabat buat anak. Semoga kt bisa selalu mngerti mereka meski mereka mulai beranjak dewasa.

  11. Ngurus anak emang mesti pinter2 ya Mbak. Mesti jadi kepercayaannya anak, ibaratnya. Ortu juga mesti tau kapan tegas bilang ngga, kapan ngasih kelonggaran.
    Baca soal pacaran, takut anak hamil atau ngalamin pelecehan. Saya kalo punya anak bakalan overprotektif kali ya? Hihihi..

    1. Saya ngeri kalau lihat pacaran anak jaman sekarang Mbak. Kami sempat galau juga waktu ngomongin hal ini. Mau melarang? Lah dulu kami juga pacaran waktu sekolah. Yang penting sih ditanamkan nilai moral dan agama agar mereka tahu aturan tanpa harus di kekang (seperti saya dulu) hehe

  12. Wihii asyik. Mba noni dan suami visioner banget. Sampe ngobrolin hal yg baru paling cepat 10 tahun lagi u luna. Duh kakak luna pasti seneng deh punya ortu yg care begini.

    Kalau saya inginnya anak pacaran mulai kuliah aja. Kalau smp atau sma mau bilang itu temen dekat aja hihi.. ngeri juga soalnya anak sekarang memaknai pacaran itu ga kaya kita dulu. Hihi

    Asyik nih mba #parentstalknya. Ringan tapi perlu… 🙂

  13. Wah, luna masih kecil ternyata ya mbak.
    Semoga visinya sekarang terus diulang sampai waktunya luna nanti memang akan mulai sampai di smp ya mbak.
    Soalnya kalo gak, sekarang ini pasti banyak hal yang sudah direncanakan untuk luna juga kan.

  14. Wuaahh klo anakku pacaran aku kyke kudu bicara serius ma dia hehehe
    Mungkin pas msh ABG aku mau arahin dia ikutan banyak kegiatan positif aja kali ya, biar gk sia2 masa mudanya hehe

  15. Widya memang belum menikah sih hehe tapi pernah mikir visioner tentang didikan ke anak di masa depan. Gak mau jadi orangtua yang overprotective. Setuju sama mbak Noni, pengen jadi orang tua yang asik dan dekat dengan anak 🙂

  16. Hihi seru ya ngobrol yg visioner ama suami. Apalagi anaknya msh kecil bgt hehe

    Kalo kami belom pernah ngobrol yg visioner gitu. Paling cuma seputar sekolah ama cita2. Blm bahas sosialnya 😑

  17. Orang tua saya malah melarang buat pacaran sampai mapan, ktnya jodoh itu nanti bakal dateng sendiri =D kalo sudsh mapan menurut si lawan jenisnya

  18. Pemikiran mba nya visioner sekali.

    Aku juga pengen kalau punya keluarga kecil terutama anak bisa berkolaborasi & bersinergi dg orangtua nya bukan malah menentang /mengabaikan nasihat ortu dikarenakan terkekang atau over protektif .

    Makasih yaa mba saran nya.

    Best,
    Kandida

  19. Bapaknya keren banget mbak, bisa jadi detektif ala CIA :))
    Anak sekarang emang harus dikasi kebebasan plus dikontrol dan diawasi juga. Hihi…
    Senang banget ngeliatnya kalo pasangan visioner gini. Semangat menata masa depan untuk si kecil ya mbak. 🙂

  20. Bapaknya lucu banget mbak, bisa jadi detektif ala CIA :))
    Seneng deh ngeliat keluarga yg visioner kayak keluarga mbak. Semangat pikirin perkembangan kedepannya untuk si kecil mbak. 🙂

  21. Nah ini… Kebetulan anakku sudah SMP… Setakat ini kami belum mengijinkan anak kami pacaran, dg pendekatan alasan agama… Jujur ini sulit bagi saya karena dulu saya pacaran/cinta monyet sejak kelas 6 SD… ibarat kata, bisa bilangin gak bisa nyontohin #sigh

  22. Bahasan yang menarik, saya dan suami mungkin jg akan melakukan hal yg sama. Kebetulan kami berdua adalah pelaku yg tidak pacaran sebelum menikah. . nah loh. . jd obrolan seperti ini sangat perlu dan penting. . mengingat prinsip keluarga kami agak sedikit berbeda dgn keluarga kebanyakan. Mungkin someday aku akam menuliskannya juga di blogku

    Thanks mb noni. . ceritanya menginspirasi

  23. obrolan visioner tentang anak begini emang penting banget ya mba, seengganya sebelum kejadian anak-anak mulai tau yang namanya pacaran orang tua udah punya pemikiran yang sefaham, keren nih mba bener banget kalo masih sd jangan dulu pacaran hihi

  24. waaah.. aku jadi ikutan mikir ntar kalo anakku mulai pacaran, aku bakal jadi emak-emak yang gimana ya, padahal suami n anaknya juga belum ada hahahhaa… eh tapi emang ayah-ayah pada overprotektif ya ama anak gadisnya. dulu ayahku juga gituh soalnya, tapi nggak sampe pake acara kuntit menguntit sih 😀

  25. Suka Banget sama artikelnya hee, ditunggu episode selanjutnya hee
    Memang mba saya sewaktu dulu pun begitu, untuk pacaran saja nunggu restu orang tua + restu orang tua sang pacar hee

  26. Bahasan sederhana tapi agak dilupa. Keren kak, udah memikirkan jauh ke depan sampai-sampai yang bacapun berandai-andai dan ikut mikir juga 😅

    Syukur-syukur nanti anaknya langsung nikah yaaa kak, biar serius hihihi 😆

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *