Menjelaskan Konsep Kematian pada Anak

Menjelaskan Konsep Kematian pada Anak

Sampai sekarang, saya anti bawa Luna ke acara layatan dan jenguk orang sakit di rumah sakit. Untuk jenguk orang sakit di RS, ada alasan ilmiah lah ya.. RS itu gudangnya penyakit, sedangkan anak-anak masih rentan tertular penyakit. Daripada ambil risiko, jadi kalau terpaksa harus jenguk orang sakit di RS, saya dan suami jenguknya bergantian. 30 menit pertama saya masuk duluan, 30 menit kedua gantian suami yang masuk.

Kalau acara layatan, enggak tahu deh.. Saya kok ngerasa auranya enggak cocok untuk bawa-bawa anak ikut layatan. Jadi tiap mau layat, sebisa mungkin saya titipkan Luna ke daycare atau rumah eyangnya. Dan kalau kepepet enggak ada yang bisa, cukup salah satu aja yang layat, entah saya aja atau suami. *beda cerita kalau layat anggota keluarga ya..*

Eh, saya pernah ding sekali mengajak Luna layatan, yaitu saat tetangga sebelah saya persis meninggal. Saat itu Luna masih usia 1 tahun, dan karena kejadiannya semua berlangsung cepat, jadi kami tidak sempat menitipkan Luna ke rumah eyangnya. Mau dimasukin di dalam rumah, jelas enggak mungkin. Mau gantian saya dan suami, juga jelas enggak bisa. Akhirnya, ya Luna ikut layat.

Tapi setelah itu tidak pernah lagi dan sebisa mungkin saya hindari. Sampai kapan? Entahlah sampai lepas balita kali.. Embuh juga enggak tahu. Lihat saja besok gimana.

Mungkin karena Luna tidak pernah ikut layatan, jadi dia enggak paham tentang konsep kematian. Dia enggak tahu meninggal itu gimana. Perginya kemana. Surga itu apa. Kenapa kok enggak bisa ketemu lagi. Banyak pertanyaan yang keluar dari mulutnya. Seperti percakapan ini yang berlangsung sekitar 1 tahun yang lalu.

“Ibuk, ini siapa?” tanya Luna sambil menunjuk foto di album foto.
“Ini Mbah Buyut Putri,”
“Kok Luna enggak pernah lihat.”
“Iya, soalnya Mbah Buyut Putri udah meninggal sebelum Luna lahir.””
“Meninggal itu apa?”
“Meninggal itu pergi jauh.”
“Jauh kemana?”
“Jauh ke surga.”
“Luna ikut pergi jauh,” setengah merajuk.
“Enggak bisa. Luna di sini aja nemenin ibuk.”

Dan baru-baru ini, pembicaraan tentang kematian tersebut kembali berulang.

Jadi ceritanya, 2 minggu yang lalu Papanya sahabatnya Luna di daycare meninggal karena sakit. Di rumah saya sudah jelaskan ke dia, “Luna, nanti di sekolah Lala enggak masuk ya.. Soalnya papanya meninggal.”
“Meninggal itu apa?”
“Meninggal itu pergi jauh ke surga.”
“Sama Lala?”
“Enggak. Papanya sendiri.”
“Lala dimana?”
“Lala di sini sama Mamanya.”
“Enggak. Lala di rumahnya.”

Ohiya, Lala di rumahnya sendiri. Bukan di rumahnya Luna. LOL

Selama rumah saya udah ajarin ke Luna berkali-kali, “Nanti kalau ketemu Lala bilang gini ya.. ‘Lala, turut berduka cita ya..'” Tapi enggak yakin juga dia beneran ngomong begitu. Soalnya dia dengerin saya sambil main. -___-

Trus tiba-tiba suatu hari dia cerita ke saya, “Ibuk, papanya Lala meninggal. Trus Lala sedih. Lala nyari Papanya. Trus Lala nangis.”

Saya tahu ini pasti dijelasin sama bundanya di daycare, dan saya pun tinggal melanjutkan. Bahwa meninggal adalah sesuatu yang menyedihkan, dan meninggal itu pergi ke surga lalu tidak bisa kembali lagi. Trus dia bilang, “Harusnya Lala pake tangga buat naik ke surga ke tempat Papanya ya..”

LOL

Menjelaskan Konsep Kematian pada Anak

Menjelaskan konsep kematian itu susah juga ya ternyata. Katanya, punya binatang peliharaan itu bisa membantu menjelaskan konsep kematian dan kehilangan. Masalahnya, binatang peliharaan kami satu-satunya hanya ikan. Dan ketika ikannya mati, ya udah, enggak ada sedih-sedihnya sama sekali. -___-

Saya sendiri belum siap lahir batin untuk pelihara pet semacam kucing atau anjing. Enggak kuat biaya vaksin dan makannya. Belum lagi harus telaten ngerawatnya. Ini ngerawat anak sendiri aja udah pontang-panting, apalagi ketambahan 1 binatang.

Tapi paling enggak, kejadian kemarin membuat saya jadi belajar mengenalkan konsep kematian ke anak. Dan yang saya lakukan selama ini adalah:

1. Jujur

Enggak usah boong bahwa meninggal itu tidur, karena dia akan menangkap bahwa tidur bisa bangun lagi. Berabe kan, kalau orang meninggal bisa bangun lagi. -___-

Kalaupun saya bilang meninggal itu pergi jauh, itu karena saya masih bingung mencari padanan kata yang konkret untuk menjelaskan “meninggal” pada anak 3 tahun ini. Jadi, saya bilang pergi jauh sekali dan enggak bisa balik lagi. Luna juga enggak bisa nyusul, karena perginya sudah ditemenin Tuhan.

*trus anaknya gantian nanya, “Tuhan itu apa?” LOL

2. Menjelaskan Melalui Buku

Kebetulan saya punya 1 buku yang menceritakan tentang seorang anak perempuan yang sedih karena orangtuanya meninggal. Tidak begitu membantu banyak sih.. Tapi paling enggak, Luna jadi tahu bahwa ditinggal orang meninggal itu menyedihkan, tapi sedihnya enggak usah lama-lama. Ada teman-teman yang bisa menghibur.

konsep kematian 1

Kalau bukan buku, film juga bisa. Cuman saya belum pernah, karena film favorit Luna cuma Masha dan Sofia. Dan di situ enggak ada cerita tentang meninggal-meninggal. Eh, ada ding.. ayah kandungnya Sofia kan udah meninggal. Tapi enggak diceritakan karena apa, dan sampai sekarang Luna enggak pernah nanya.

3. Menjelaskan Penyebab Kematian

Untuk pengalaman saya ini, saya menjelaskan ke Luna penyebab kematiannya dengan jujur. Papanya Lala meninggal karena sakit. Mbah Buyut Putri meninggal karena sakit. Dan dia bilang, “Luna enggak suka Ibuk Bapak sakit.” 🙂 Iya Nak, semoga kita sehat selalu ya.. Amin..

4. Memperlihatkan Foto Orang yang Sudah Meninggal

Seperti yang saya lakukan saat menunjukkan foto Mbah Buyut Putri-nya Luna. Dia jadi penasaran dan saya akan bercerita menjelaskannya.

Kalau ada yang menyarankan untuk mengajak anak ke makam dan menunjukkan bahwa orang yang sudah meninggal itu dikubur di situ. Saya sendiri belum pernah mengajak Luna ke makam, termasuk itu makam Mbah Buyut Putrinya. Tiap ke sana, kami akan bergantian nemenin Luna di mobil.

Mungkin ada yang tanya, logisnya dimana?? Ya, saya sih nurut aja sama kata orangtua ya.. Daripada bikin perkara. Lagian tiap ke makam Mbah Buyut, pasti bareng orangtua.

*

Kalau kalian, pernah punya pengalaman menjelaskan konsep kematian ke anak? Gimana sih, caranya? Yuk, tukar pengalaman.

26 thoughts on “Menjelaskan Konsep Kematian pada Anak

  1. Kl kala paham main berantem2 trus mati (nontonnya kayak ninja turtle gitu2, dont judge me hahhahha) -_____- . Suka kularang jg sih blg mati2 seenteng itu hufftt, mngkin krn blm paham bener kl mati itu menyebabkan kehilangan dan kesedihan yah~

  2. Saya jg gk pernah bawa anak jenguk org sakit atau layatan mbk.

    Saya setuju gk perlu bohong kalau meninggal itu tidur, kalau anak2 sih taunya malah dari bbrp kucing yg suka ke rmh, ada yg mati, dan mereka tau mati itu gk hidup, kyk tidur selamanya gk bangum2 gtu

    TFS

  3. Nah ini pas banget. Dari kemarin saya lagi mikir gimana jelasin ke bocah 3 tahun ttg konsep kematian. Jadi kan tiap bangun tidur saya selalu ajak anak baca doa bangun tidur yang artinya kira-kira Segala puji bagi Allah yang menghidupkan kami sesudah mati (membangunkan kami dari tidur) dan hanya kepada Allah kami kembali. Pernah suatu ketika anak saya nanya, ibuk, mati itu apa. Nah saya bingung jelasinnya. Tapi terus saya bilang aja, nanti kalau Ziva sudah besar ibu jelasin ya. Kalo soal dibawa melayat, pernah umur 2 thn dibawa ke rumah nenek saya (dari bapak saya), saat beliau meninggal. Tapi waktu itu gak ikut sampai ke pemakaman krn pas bawa bibik, jadi bocah sm bibik.
    Pernah jg dibawa ke makam pas ke Palembang (ke makam kakek suami saya yg baru meninggal) dan saat prosesi pemakaman nenek saya (dari ibu saya) di Cirebon. Alhamdulillah sih gak kenapa2. Kan katanya sawan ya klo bawa anak ke tempat orang meninggal atau ke makam.

  4. Baca ini, jadi inget masa kecill saya yang melekat sampe saat ini. Pernah, ada tetangga yang meninggal, dan saya nanya ke ibu waktu itu : kenapa orang itu meninggal?
    Dijawab : karena sudah tua.

    Nah, karena saya merasa kakek-nenek saya juga orang yang sudah tua, maka saya jadi sering sekali bertanya : kapan kakek meninggal ? kenapa kakek kok gak meninggal?

    ketika ketemu sama kakek pun, lagi-lagi saya nanya langsung ke kakek : kok kakek gak meninggal2 sih ? kan udah tua.

    Daaan…pertanyaan ‘kenapa kakek ga meninggal2’ ini pun cuma berakhir dengan jawaban dari ibu : sssttt…ga boleh bicara gitu. Ga baik.

  5. Wkwkwkwk itu komen mrs muhandoko sumpah lucu :D.

    Ini apa aku yg memang terlalu blak blakan ama anak yaa.. Soalnya dr fylly udh bisa bicara(skr dia 4.5 thn) , aku pernah jelasin ke dia apa arti meninggal. Wkt itu buyutnya dia meninggal.. Neneknya suami. Nah di situ aku bilang mbah uyut meninggal. Artinya harus dikubur, dan nanti mbah uyut menghadap Tuhan. Fylly nanya, apa uyut ga takut di kubur gelap.. Aku coba jlsin sesimple mungkin, kalo meninggal, saat tanahnya udh jatuh, mbah uyut udh masuk ke dunia lain. Yg terang, jd ga bakal gelap. Mbah uyut ga bakal ngerasa skit lagi.

    Fylly wkt itu angguk2 aja, tp kemudian dia pernah nanya, kalo meninggal sakit ato ga.. Nah di sini aku bingung.. Wkt itu kalo ga salah aku jwb , kalo fylly selalu baik, kalo orang2 selalu baik, ga pernah jahat ama orang, Insya allah meninggalnya ga sakit. Ntahlah, aku cm ga bisa bicara dgn anak sbnrnya.. Jd apapun pertanyaan dia, ya aku jwb jujur aja. Dia pernah bilang ga pengen papi meninggal, anak ini memang lengket luar biasa ama papinya. Dan aku jwb, selalu doakan papi mami ya, biar kita sekeluarga selalu dilindungi Tuhan.

    Jadi kalo bicara meninggal, fylly udh ngerti bgt, ini artinya orang menghadap tuhan dan ga akan bisa balik lagi. Dan dia bisa mewek kalo udh bayangin papinya :(.

  6. ibu saya uda meninggal jd anak saya ketika nanya meninggal itu apa sama si mb ketemu sama Tuhan dan tidur selamanya dalem tanah. dy ngerti dan yg lucu pas kami ziarah ke makam krn sejak nikah saya ga pernah ziarah pas ziarah 2 minggu lalu saya nangis terus dan anak saya dg polosnya sambil colek pundak “hey berdoa” dg nada nyuruh dan laga sok tua akhirnya saya ketawa. alhamdulilah si so far neyna uda ngerti meninggal itu y uda ga bisa sama2 lg krn mesti pulang ketemu sama Tuhan.

  7. kayaknya susah yah menjelaskan beberapa hal kepada anak-anak yang selalu ingin tahu. seperti kematian, atau pertanyaan lainnya. hmm, sebagai orang tua kita harus bijak yah menghadapi hal-hal ini. Tipsnya, boleh juga mungkin nanti kalau ada anak kecil yang nanya mengenai kematian. yang pasti jangan bohong, hehee… atau menjawab dengan yang tidak masuk logika, karena anak pasti ingat.

  8. Agak susah ya mbak ngejelasin meninggal itu apa ke anak balita. Dan pertanyaan anak pasti macam-macam dan aneh aneh. Hehe. Tapi bisa nih ya ikutin cara mbak noni kalau aku punya anak nanti untuk jelasin apa itu kematian.

  9. agak riskan ya mba kalo ngomong beginian sama anak-anak. karena memang mereka belom ngerti. dan kita yang udah dewasa pun agak repot juga ngejelasinnya ke mereka. takut apa yang kita jelasin nggak dimengerti sama mereka. harus hati-hati banget

  10. Waktu kecil, ortuku dulu juga ga pernah bawain aku waktu melayat orang meninggal. Enggak tau kenapa. Tadi malam, anakku yang masih 2 tahun tiba2 bilang, kakak yaya mati ya ma, sambil pura2 tidur. Akhirnya aku jelasin ke dia, mati itu sebenarnya apa.

  11. Iya ya menjelaskan konsep meninggal ke anak kecil itu susah. Yang penting jujur.
    Kalau adikku waktu kecilnya malah selalu minta ikut ngelayat. Lupa dari usia berapa, sekitar 3 tahun kayanya. Sampai usia 8 tahun’an dia selalu minta ikut dan harus liat jenazahnya.

  12. Menjelaskan konsep kematian pada anak memang butuh waktu yang tepat. Supaya mereka mengerti benar, apa kematian itu.
    Saya sendiri, waktu adik sepupu mamah meninggal, terbantu oleh mamah menjelaskan soal kematian.
    Anak-anak juga banyak binatang peliharaannya. Ada kelinci, kucing, dan hamster. Kelinci dan hamsternya udah pada mati. Jadi, mereka tahu tentang kematian. Semuanya nangis, waktu binatang kesayangannya mati. Saat itu saya menjelaskan kalau kita semua akan menghadapi kematian. Dan menjelaskan apa yg harus dipersiapkan untuk menhadapinya.

  13. menjelaskna tentang konsep kematian itu hal yang susah, apalagi sama anak anak. perlu bantuan sarana pendukung. pasti banyak pertanyaan yang luar biasa dan membuat otak berpikir keras untuk mencari jawabannya

  14. Konsep Meninggal memang topik yangsusah yah Mbak..
    Siap disimpan dan dipraktik nanti kalau sudah punya anak.
    Makasih Mbakk

  15. Jujur aku masih blm bisa kalo harus jelasin tentang kematian pada balita, dan aku suka mellow duluan kalo udah bahas masalah kematian. Nanti saat punya baby mungkin hrus siap2 dtanya bnysk hal yg blm mereka ketahui.

  16. Tidak kebayang nih bagaimana nanti jika anakku sudah bertanya tentang kematian. Tapi ia aku sepakat kita harus jujur dan sedapat mungkin menjawab pertanyaan mereka.

  17. Saya juga berfikir keras jika harus menjelaskan konsep kematian mba… tapi sejauh ini penjelasan yang paling mudah sejauh ini dengan menonton film kartun yang membuat penjelasan relatif lebih dimengerti anak… tapi tentu pemahaman yang tidak utuh

  18. Duh luna kamu pinter banget sih nak. Iyanya kan bisa pakai tangga. Hihi.,

    Anieei mba menurut syaa juga bisa dari nonton bersama misal film kartun lalu menjelaskan pada meteka makna kematian utu bahw apergi untuk tak kembali,,

  19. Pingback: Luna's Talk #5

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *