Pertimbangan Memilih Sekolah untuk Anak

Pertimbangan Memilih Sekolah untuk Anak

Di tahun ini usia Luna genap 4 tahun. Tapi saya belum merencanakan untuk memasukkannya ke TK. Besok aja saat usianya sudah genap 5 tahun. Kebetulan, ulangtahun Luna di bulan Juli, pas banget dengan pergantian Tahun Ajaran Baru. Sehingga nanti saat masuk SD, usianya sudah genap 7 tahun.

Persiapan dana pendidikan untuk Luna juga sudah disiapkan sejak dia masih bayi. Berbekal survey biaya masuk sekolah-sekolah inceran dan prediksi kenaikan inflasi, target dana pendidikan langsung ditetapkan. Semoga segera tercapai yaa.. Biar kami bisa liburan dengan tenang.

Baca juga: Tentang Biaya Pendidikan Anak

Baca tulisan Gesi, tentang Kenapa Tidak Sekolah Agama, jadi inget. Udah lama pengin nulis tentang beberapa pertimbangan saya memilih sekolah untuk anak. Tapi anaknya bukan sok sibuk, beneran sibuk. -__- Sebulan terakhir ini, tiap sampai rumah sore, langsung pergi lagi sampe malem. Jarang menyempatkan diri untuk nulis soalnya udah capek. Ini aja sengaja dialarm, biar bangun untuk nulis. Hahaha..

Oke, balik lagi tentang memilih sekolah untuk anak.

Saat ini, Luna masih di daycare. Daycare-nya include dengan TK, dan bukan jenis sekolah berbasis agama. Sekolah nasionalis, begitu kami menyebutnya. Anak-anak diajarkan berdoa sesuai agamanya masing-masing, dan sekolah menyediakan pendamping setiap agama. Ada upacara dan nyanyi lagu-lagu kebangsaan. Pengenalan Indonesia yang begitu kaya dengan beragam budayanya. Alih-alih main drumband yang mainstream itu, Luna kecil udah mainan angklung loh.. Juga bermain macam-macam mainan tradisional seperti cublak-cublak suweng, ular naga, dan jamuran. Hahaha.. yang orang Jawa mungkin kenal mainan ini yaa.. Khas Jawa banget soalnya.

Dan yang saya suka banget dengan daycare ini adalah penekanannya pada pendidikan karakter. Bagi kami, pendidikan karakter itu yang paling utama dan mendasar untuk anak. Ketimbang mengajari mereka pintar mengambar dan selalu juara tiap ada lomba-lomba, lebih baik mengajari mereka untuk disiplin membuang sampah pada tempatnya dan selalu mengucapkan kata-kata ajaib, “Maaf, Tolong, Terima kasih”. Dan ketimbang mengajari mereka baca tulis di usia dini, lebih baik mengajari mereka untuk suka membaca buku. Beda loh, anak yang pintar baca tapi jarang dibacain buku cerita, mereka bisa baca tapi tidak paham konteksnya. Sedangkan anak yang belum lihai baca tapi selalu dibacakan buku cerita, mereka akan langsung paham konteksnya tanpa harus mengeja setiap ejaannya.

Pertimbangan Memilih Sekolah untuk Anak

Ohya.. ada lagi yang bikin saya suka. Yaitu kedekatannya dengan alam. Kebetulan di sekitar sekolah masih banyak sawah. Jadi anak-anak bisa main lumpur di sawah, menangkap ikan di sungai, dan jalan-jalan di kebun tebu. Sesuatu yang tidak pernah saya lakukan bersama Luna. Soalnya males, tapi pengin anaknya seneng, tapi males nemenin. Hahaha.. masalah klasik urban mama.

Baca juga: 10 Alasan Kenapa Pilih Daycare

Pertanyaannya, apakah besok TKnya akan lanjut di situ?

Saya sebenarnya suka dengan sistem pendidikan di sana, sekolah nasionalis yang mengajarkan tentang keberagaman. Tempat Luna mengenal bahwa agama tidak hanya Katolik saja, dan bunda yang memakai jilbab itu agamanya Islam. Tapi sejujurnya dalam hati kecil kami berdua, kami justru ingin memindahkannya ke sekolah berbasis agama.

Pertimbangan-pertimbangan ini saya pikirkan masak-masak bahkan hingga sekarang. Karena bisa jadi loh, mendekati pendaftaran TK dan SD besok saya berubah pikiran. Tetapi, yang menjadi dasar pertimbangan saya memilih sekolah yang pasti adalah…

– Biaya
– Kualitas pendidikan
– Jarak tempuh
– Prestasi sekolah
– Kegiatan sekolah
– Sistem pendidikan
– Kredibilitas guru
– Hubungan interpersonal guru-murid-orangtua
– Keamanan
– Kebersihan dan kesehatan lingkungan
– Kedisiplinan
– Pendidikan akhlak, moral, dan karakter

Dan kebetulan, sejauh yang saya tahu, semua itu akan saya dapatkan di sekolah inceran, yang kebetulan swasta berbasis agama dan inklusi. Karena selain kriteria-kriteria tersebut, saya juga menginginkan anak mendapatkan pendidikan agama yang mumpuni. Bukannya saya mengajarkan fanatisme pada agama yaa.. Toh, sekalipun di KK-nya agama Luna tertulis Katolik, saya juga enggak ngerti besok dia gedenya agamanya mau apa.

Tetapi, ini lebih ke perasaan bahwa saya ingin anak saya tahu cerita-cerita inspiratif di dalam kitab suci, dia bisa menyanyikan lagu-lagu sekolah minggu atau lagu rohani, dia tampil paduan suara, atau sesimpel, pengin dia menghias telor paskah, yang tidak akan mungkin bisa didapatkan di sekolah non-agama.

Hahaha.. receh banget enggak sih alasannya.

Oya, itu untuk pendidikan TK dan SD ya.. Kalau SMP & SMA kami ingin membebaskan anak memilih sekolahnya sendiri. Dan justru kalau bisa jangan yang sekolah swasta berbasis agama. Selain hidupnya akan monoton karena berteman dengan circle yang homogen terus, juga biasanya SMP & SMA swasta berbasis agama itu mahal. Hahaha…

Baca juga: 10 Kebiasaan yang Harus Diajarkan ke Anak

Pengalaman kami dulu sekolah di sekolah berbasis agama (saya SD & SMA, suami TK & SD) ternyata tidak membuat fanatisme berlebihan dan intoleransi yang selama ini dikhawatirkan. Karena lingkungan di rumah dan keluarga kami sangat beragam. Tetangga di rumah, mayoritas beragama Islam. Keluarga besar, kebanyakan juga beragama Islam. Besok saat lebaran, saya ikutan lebaran dan sungkem-sungkeman loh.. Ahh.. seru dehh.. rame banget.

Dan pendidikan karakter yang dibangun di rumah oleh keluarga kami menekankan bahwa sekalipun kita berbeda agama, berbeda cara berdoa, tetapi kita tetap saudara. Kalau tetangga berlebaran, ya kami diajak untuk silahturahmi mengucapkan selamat. Kalau temen lagi puasa, ya jangan trus mancing-mancing makan di depannya.

Pertimbangan Memilih Sekolah untuk Anak

Memang sih, perlu banget cek dan ricek pendidikan karakter yang diajarkan di sekolah. Terutama untuk sekolah agama, karena yang dikhawatirkan banyak orang adalah ajarannya yang terlalu mengotak-kotakan agama hingga menimbulkan fanatisme berlebihan. Lalu nanti setelah lulus dari sekolah itu, anak akan tumbuh jadi orang yang tidak bisa bergaul dengan yang berbeda agama. Itu baru gawat bangett..

Namun, sejauh ini.. saya berpendapat bahwa bagaimana pun pendidikan paling utama adalah di keluarga. Mau sekolahnya dimana pun, atau di planet Mars sekalipun, kalau pendidikan keluarga tidak menekankan pada rasa toleransi akan keberagaman, maka anak pun akan menjadi anak yang tidak bisa memahami perbedaan.

Kita tidak bisa menyerahkan semuanya ke sekolah, karena keluarga adalah sekolah sesungguhnya bagi anak.

 

42 thoughts on “Pertimbangan Memilih Sekolah untuk Anak

  1. Sekian poin yang emang perlu diperhatikan orangtua ketika memilihkan sekolah untuk anaknya ya mbak, masuk semua di list samean.
    Pendidikan karakter yang sepertinya kurang jauh diincar sama org2 di sekitar tempat tinggalku, padahal itu dampaknya bagus banget.
    like this mbak
    Dan ketimbang mengajari mereka baca tulis di usia dini, lebih baik mengajari mereka untuk suka membaca buku.

  2. sekolah TK anak-anakku berbasis agama semua, namun setelah SD saya memilih untuk sekolah negeri, salah satu alasannya adalah biaya. hahaha maklum, anakku yang ketiga tahun ini juga masuk SD.

    Di dekat rumah ada 2 SD yang lumayan berkualitas. Aku milih salah satunya karena disana enggak ada pedagang dari luar yang boleh masuk, jadi jajanannya cuma yang ada di kantin saja…

  3. Aku juga seandainya punya anak ingin menyekolahkannya di sekolah yang pendidikan agamanya bagus. Bukan bermaksud untuk mengkotak-kotakan agama, tapi biar bagaimana pun aku punya prinsip agama apa pun itu adalah fondasi utama yang akan membentuk manusia seperti apa nantinya.

  4. Maknon, ini tak kopas aja buat persiapan bertahun-tahun ke depan. Semoga yg tsebaik utk Luna dan semuanya yaaaa

  5. Kalau untuk pendidikan anak lebih baik yang mengajarkan tentang pembentukan karakter bagi sang anak. Karena tanpa karakter yang kuat, ya akan tidak pernah siap di jamsn yang edan ini

  6. Memikih sekolah anak memang harus dipersiapakan matang2 yah.. setuju Mbak sekooah Agama tak lantas membuat seseorang jadi fanatik..
    Setuju sama poin biayaa.. duh TK ada juga yanv uang pangkalnya gede bangett…

  7. Berhubung saya belum berkeluarga dan belum memiliki anak, namun andai disuruh utk memilih perihal urusan pemilihan TK untuk anak saya, maka saya akan memilih TK Berdasarkan lokasi yg lebih dekat dgn rumah. Kenapa? Pertama, hal itu akan memudahkan istri/saya dlm mengantar si anak, kedua karena alasan efisiensi waktu, dan ketiga tentu saja utk menekan biaya transportasi, hehehe

    Mungkin sedikit banyak, sedari Dini saya mulai memikirkan perihal pemilihan pendidikan yg nantinya akan saya berikan kepada anak saya

  8. Milih sekolah bagi anak penting banget karena meletakkan dasar pendidikan untuk jenjang berikutya. PR banget buat orang tua nih bias anak nyaman dan juga bisa menyerap ilmu dengan baik

  9. Memilih sekolah anak jadi PR bagi orang tua. Saudara saat memasukan anak sekolah, pertimbangnnya banyak. Akhirnya dipilih yang tak terlalu jauh dari rumah, namun pendidikan karakternya bagus.

  10. Saya suka cara Mbak Noni memandang keberagaman beragama. Di tulisan ini ada beberapa kekhawatiran saya yang terjawab.

    Anak saya baru dua tahun, sih, tapi kadang kami pun sudah memikirkan mau kemana sekolahnya 🙂

  11. setuju banget, pendidikan sesungguhnya itu bukan disekolah tp di keluarga di rumah. Sekolah itu tambahaan pelengkap. Bagus daycarenya mba sdh termasuk sekolah. Yg diajarkan jg oke bgt, tdk monoton.

  12. aku juga mulai nyari-nyari daycare buat anakku. karena day care mungkin pertimbangannya enggak sebanyak sekolah ya. tapi karena tinggal di kampung, susah banget nyari daycare disini

  13. Dianjurkan memilih sekolahan sesuai dengan kesukaan anak dijamin bakat yang dipendam anak akan terasah dengan sendirinya atas kemauan sang anak tersebut jangan terlalu memaksakaan kehendak sendiri hehe

  14. Suka banget sama tulisan pareningnya mba Noni.
    Dan saya pun mengalami kegalauan yang sama dengan ibu-ibu yang lain ketika anak sudah mulai bersekolah.

    Kemarin sempet pingin masukin kaka ke sekolah umum (tapi swasta) karena sekolah ini kami anggap sebagai seklah yang mengembangkan karakter sehingga anak gak melulu bersaing dalam hal akademik. Ada hal penting lain yang harus anak-anak tau dan lakukan dalam bermasyarakat

    Tapi karena ada masukan dari beberapa keluarga ((anak saya adalah cucu pertama dari keluarga suami)) agaknya keberatan kalau cucunya dimasukkan sekolah dengan alasan duniawi.

    Akhirnya kami hunting sekolah lagi dan dapat sekolah yang sesuai dengan nilai-nilai di keluarga kami.
    Semoga dengan pondasi yang baik, menjadikan anak-anak berakhlak mulia.

  15. Aku setuju orngtu tdk boleh menyerahkan sepenuhnya.pendidikan anak pd sekolah, peram orgtua lebih penting untuk mendidik anak.
    Luna lucu banget mba di sekolah, aku suka konsep sekolahnya.

  16. Setuju mb… Pembentukan karakter yg utama dr anak sebenernya dr keluarganya..

    walopun aku ttp pgnnya nyekolahin anak di sekolah nasional, bukan yg berbasis agama, tp buatku, anak ttp perlu diajarin toleransi dr rumah. Hrs dr ortunya dulu yg menunjukkan contoh.. Biar mereka ga terkonstaminasi ajaran agama yg terlalu fanatik dan ga mau berbaur dgn org yg agamanya berbeda 🙁

  17. Saya setuju sekali ni mbak dengan sarannya. Kalau soal biaya itu sepertinya kita memang harus mengupayakan, terlagi sekolah untuk anak. Masa kanak adalah masa dimana karakter mereka dibentuk oleh lingkungan, terutama lingkungan pendidikan

  18. betul yang penting itu di keluarga dlm hal karakter anak, kn di sekolah guru hrs mengawasi banyak anak tentu gak bisa maksimal . Kl aku sih anak mau sekolah dimana itu yang aku daftarkan, agar anak merasa itu pilihan dia dan tentu akan bertanggung jawab, tentunya juga aku melihat apa pilihan anakku baik atau gak

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *