Jangan Memaksa Anak Bersalaman

Jangan Memaksa Anak Bersalaman

Haii.. Selamat Idul Fitri semuanyaa.. Mudik kemana kalian? Saya jaga perumahan yang udah mulai sepi, tapi air PAM jadi lancar banget. Padahal biasanya kalau jam 9 udah kayak mau mati.

Hari pertama Idul Fitri kemarin, kami pergi ke rumah buliknya suami yang open house. Dan ini adalah Idul Fitri pertama tanpa simbah putri (adiknya simbah dari suami). Kalau biasanya setelah dateng kami langsung ke kamarnya dan menyalaminya, lalu muterin saudara-saudara bersalaman, baru ke depan cari makan. Tapi sekarang langsung muterin saudara-saudara yang udah dateng duluan, bersalaman, lalu langsung cari makan.

Rangkaian acara Idul Fitri saya belum selesai. Besok Rabu, acara kumpul keluarga besar dari simbah saya, baru akan diselenggarakan. Puji syukur, saya masih punya simbah kakung yang masih sehat bugar meski sudah berusia 95 tahun. Justru beliau sangat bersemangat tiap Idul Fitri datang, karena anak-cucu-cicit pada pulang, dan sudah nyiapin amplop lebaran jauh-jauh hari buat cicit-cicitnya.

*karena cucu-cucunya kebanyakan udah kerja, jadi enggak dijatah amplop lebaran lagi* *poor me* 🙁

Jangan Memaksa Anak Bersalaman

Tiap acara ngumpul keluarga gini, salah satu ritualnya pasti bersalaman. Datang, muter salaman ke semua orang. Lalu, acara mulai salaman lagi maaf-maafan. Trus pembagian amplop lebaran, salaman lagi tanda terima kasih. Pulangnya, muter salaman lagi ke semua orang untuk berpamitan.

Kitanya mungkin enggak terlalu capek untuk salaman berkali-kali. Buat kita, capek itu kalau ditanya, “Kapan kawin?”, “Kapan Luna dikasih adik?”, “Kok kamu gendutan sekarang?”, “Kerja di mana sekarang?” Lalu memandang remeh pekerjaan kita yang menurutnya kurang prestigius.

Baca juga: Serunya Bermain Profesi di Kidzania

Kalau dulu, saya masih suka baper tiap ada yang komentar, “Luna kok kecil gini…” Kemudian dibandingin sama sepupunya yang berbadan gendut, lucu, dan cocok jadi bintang iklan susu. Tapi lama-lama, I don’t care-lahh.. Selama dia sehat, tumbuh kembangnya normal, perkembangan motorik dan sensoriknya baik, ya sudah.. berarti she’s fine. Lagian setahun kemarin saya udah ke dsa, tes mantoux, tes urine, sampai konsultasi ke klinik tumbuh kembang anak, hasilnya semua normal.

Baca juga: Jangan Katakan Ini ke Ibu dengan Anak Berbadan Kecil

Balik lagi ke ritual bersalaman.

Sekalipun mungkin kita capek karena menempuh perjalanan panjang, muka kucel, lesu, tapi bisalah kita palsu-palsuin dikit antusiasme kita saat bersalaman. Senyum dikembangin, muka dimajuin untuk bercipika-cipiki, kepala ditundukin untuk cium tangan pakde-budhe, om-tante, kakek-nenek. Semuanya bisa banget dipaksain demi menjaga keakraban keluarga.

Nah, kalau anak-anak?

Anak-anak adalah manusia terjujur dan tidak bisa memanipulasi. Kalau sudah bete, jengkel, kagol, lagi enak-enak tidur di jalan trus dipaksa bangun, lagi asik-asik main sama saudara dipaksa pisah, mereka akan bete bukan main.

Mereka tidak bisa memalsukan antusiasmenya dengan senyum terkembang atau boro-boro bersalaman. Yang ada cranky, mood-nya turun, dan menolak bersalaman dengan siapa pun.

Dan sayangnya, tidak semua orang memahami hal itu. Mereka menganggap, anak yang menolak bersalaman adalah anak yang tidak sopan, anak yang tidak manis. “Gimana sih, orang tuanya. Apa enggak diajarin tata krama, sih..” Atau mungkin akan dibilang, “Ihh.. jelek ah.. enggak mau salim. Ayo salim dulu,” sambil menarik paksa tangan anak yang ditekuk dan disembunyikan.

Lalu si anak akan semakin cranky, menangis, dan mereka tertawa. Pergi meninggalkan anak yang bete itu dibujuk diam oleh orangtuanya.

-________-

Itu kenapa saya tidak pernah suka memaksa Luna untuk mau bersalaman dengan orang. Sama seperti saya tidak mau memaksa anak orang lain untuk mau menyambut uluran tangan saya dan bersalaman. Menolak bersalaman tidak lantas membuat mereka “jelek”. Bisa jadi mood-nya sedang tidak bagus atau dia merasa tidak nyaman dengan orang lain.

Anak-anak adalah manusia terjujur dan tidak jago memanipulasi emosi. Kalau marah, mereka akan mengekspresikan marah. Kalau sedih, akan menangis dan terlihat sedih. Kalau tidak suka, juga akan mengekspresikan tidak suka.

Enggak seperti kita yang hidupnya penuh basa-basi, drama pencitraan, dan capek mikirin feed Instagram. LOL

Baca juga: Demi Pencitraan

Tetapi, saya tidak memungkiri bahwa mengajari anak kebiasaan bersalaman itu penting sekali. Apalagi kita hidup di Indonesia yes.. yang tata krama, norma, dan hormat kepada orang yang lebih tua dijunjung tinggi. Tiap bubaran acara lalu bertemu orang, selalu bersalaman sekalipun tidak kenal. So Indonesia..

Saya juga mempercayai, anak yang sejak kecil ajarin bersalaman dan hormat pada orang yang lebih tua, nanti besarnya dia akan tumbuh menjadi anak yang memiliki kebiasaan sopan santun yang baik. Bagus kan..

Ketika Luna masih bayi, melatih dan memintanya untuk bersalaman masih relatif lebih mudah. Tapi ketika dia tumbuh menjadi toddler yang keras kepala, tidak jarang dia menolak bersalaman terutama ketika mood-nya sedang tidak bagus. Datang ke sebuah acara terlambat aja bisa cranky, apalagi dibangunkan paksa saat lagi nyenyak tidur di jalan.

Masih untung kalau dia mengunjungi tempat yang sudah tidak asing lagi dan bertemu dengan saudara dekatnya, sehingga bisa langsung akrab. Tapi kalau datang ke tempat baru, bertemu orang baru, keramaian yang baru, bisa banget dia menolak untuk bersalaman.

Dan saya tidak akan memaksakannya..

Baca juga: Pentingnya Stimulasi pada Anak Usia Dini

Baru saja kemarin saya ngomongin tentang stimulasi pada anak.

Kegiatan melatih anak bersalaman dengan orang lain sebenarnya adalah salah satu contoh stimulasi sosial. Selain itu masih ada lagi stimulasi sosial lainnya, seperti membiarkannya bermain dan berinteraksi bersama anak-anak sebayanya.

Nah, pertanyaan selanjutnya, gimana kalau anak overstimulasi, khususnya overstimulasi sosial? Seperti memaksanya bersalaman dengan orang lain, padahal dia enggak mau. Efeknya memang tidak langsung, tapi bisa jadi dia jadi mudah marah, sulit bergaul, dan butuh waktu beradaptasi yang lebih lama.

Dan itu bener banget..

Saya pernah memaksa Luna untuk bersalaman dengan orang lain, karena saya ingin dipandang punya anak yang manis. Tapi karena dia bener-bener enggak mau, jadinya malah cranky sepanjang acara dan nemplok sama saya terus. Enggak mau diturunin, maunya ditemenin kemana-mana.

Capek kann…

Jangan Memaksa Anak Bersalaman

Bagi beberapa anak mungkin bersalaman itu aktivitas yang mudah dan menyenangkan. Tapi tidak selalu sama untuk anak-anak tertentu.

Yuk, belajar menghormati keinginan setiap anak.

Tidak memaksa anak untuk mau bersalaman dengan kita, dan tidak memaksakan anak kita untuk bersalaman dengan orang lain.

Saya sih, percaya bahwa ada saatnya nanti dia akan mau bersalaman dengan orang lain, tanpa dikendalikan mood. Mungkin tidak di usia toddler sekarang ini, tapi di usia yang lebih gedean dikit. Selama kita tetap mengajari dan mengajaknya bersalaman, dia akan tumbuh jadi anak yang tahu sopan santun dan manis.

Lagipula, anak yang manis itu tidak selalu karena dia mudah akrab, mau menjawab setiap ditanya, atau mau bersalaman dengan siapa saja. Dia enggak cranky dan mau membaur bermain bersama saudaranya, tanpa ngerecokin orang tuanya aja, buat saya udah manis banget. 🙂

*

Sekali lagi.. Selamat Idul Fitri semuanyaa.. Mohon maaf lahir dan batin. Maafkan kalau tulisan-tulisan saya ada yang ngeselin dan bikin emosi. Tapi yakinlah, setiap tulisan di blog ini tidak pernah bermaksud menyakiti hati.

Selamat mudik, selamat berkumpul bersama keluarga tercinta. Salim semuanya satu-satu.

11 thoughts on “Jangan Memaksa Anak Bersalaman

  1. Dan nyebelinnya anak2 yg gk mw diajak salaman itu dicap nakal. Aisyah klo lg mood jelek disuruh salaman ya nangis lah. Lgian gk hrs deh anak kecil salaman sm smw org dewasa

  2. Dan kemarin pas ke rumah mertua, Kak Ghifa entah kenapa nggak mau salaman mulu, Mbak. Beda pas di rumah. Ya, mau gimana lagi. Dipaksa juga makin nangis kejer. Ku biarin aja. Palingan telingaku aja yg panas dibilang, anakku nakal lah, nggak sopan lah. Hahaha.

  3. Adultism – khas penyakit orang Indonesia yang berpaham bahwa orang dewasa itu selalu benar dan wajib diturutin. Malah si anak suka semakin dipermalukan dengan dimarahin di depan umum. Padahal bisa diajak ngomong baik2 pas lagi berdua aja.

  4. Bener banget Mbak, klo anaknya lg gak mood salaman ya dibiarin aja, ortunya ajalah yg salaman jgn maksain anak. Toh jg tanpa salaman gpp, nantu jg klo udh merasa nyaman, dekat si anak yg bakalan merapat 🙂

  5. Iya, saya pun ngga pernah mau maksa anak melakkukan sesuatu yang mereka ngga mau melakukan. Biasanya saya cuma ngasih tahu aja, kenapa sesuatu itu harus dilakkukan. Masalah dia mau atau ngga, hanya soal waktu aja.

  6. untungnya dulu saat anakku kecil, mudah disuruh salaman, mungkin sebelumnya aku bilang kalau mau ke rumah ini , itu dan kalian salaman ya sama yang ada di sana, tapi aku juga kalau lihat anak lain gak mau salaman dg aku aku juga gak pernah menjudge anak itu nakal kok

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *