Salahkah Aku Punya Sepatu Lebih Dari Satu?

Review Sepatu The Warna

Sebelas-duabelas dengan lemari pakaian. Tiga per empat isi rak sepatu, didominasi oleh sepatu saya. Seperempat sisanya, space untuk sepatu anak dan suami.

Sebenernya, saya bukan pecinta sepatu garis keras. Tidak pernah juga menganggarkan belanja sepatu tiap bulan. Selalu belanja sepatu sebutuhnya aja. Tapi kok ya kebetulan sering banget merasa butuh punya sepatu model tertentu. Lol. Akhirnya, berbagai macam model sepatu nangkring dengan cantik di rak sepatu.

Sampai-sampai, rak sepatu udah enggak muat lagi. Dan sama ibu mertua ditawarin untuk make rak sepatunya yang lebih besar. Hahaha… Laff yu bumer.

Saya hampir selalu punya alasan kenapa musti beli sepatu model tertentu. Misalnya, beli sepatu highheels, biar keliatan tinggian dikit. Maklum, saya kan kaum cebolista. Beli sepatu keds, buat aerobik atau lari keliling komplek, demi mendukung program diet. Meski niat mulia itu tidak pernah terealisasi, karena lebih sering milih yoga yang selalu nyeker di atas matras.

Beli sepatu selop highheels buat njagong manten. Kan, bakal keliatan anggun dan classy kalau dipadanin sama dress panjang. Beli flatshoes, yang bakal dipakai ketika capek pake highheels mulu dan butuh mengistirahatkan kaki karena tuntutan ibu yang musti berdiri lama sambil gendong anak.

Dan yang terakhir saya lakukan adalah… membeli sepatu baru dengan alasan sederhana: belum punya sepatu etnik, padahal ngakunya pecinta batik.

the warna shoes review

Anyway, saya lagi seneng banget dengan sepatu baru saya ini. Karena ini adalah sepatu etnik saya yang pertama. Iyey!! Sebagai pecinta batik, dan biasanya batik itu menempel di badan, kali ini saya punya atribut batik yang menempel di kaki.

Model sepatu flatshoes dan solnya kesat, jadi tidak licin. Cucok buat ngejar Luna yang makin lasak dan beranian lepas kesana-kemari. Pernah banget saya mencoba mengikuti Luna yang lari, saat saya sedang menggunakan highheels. Tiba-tiba heelsnya nyangkut di sela-sela pavingblock. Sampe saya harus jongkok, melepas sepatunya, dan menariknya dengan tangan.

Enggak sakit sih.. Cuma malunya itu yang enggak tahan.

Pernah juga saya hampir kepleset gara-gara ngejar Luna, saat sedang menggunakan flatshoes, karena solnya licin. Semenjak itu, sol selalu jadi syarat wajib dalam pemilihan sepatu, selain model dan harga.

*

Saya selalu mengusahakan punya sepatu dengan berbagai macam model. Misalnya sama-sama highheels, tapi modelnya beda. Satu stiletto lancip, satunya yang model tali-tali. Atau sama-sama flatshoes, tapi satu model tertutup semua, satunya terbuka di ujung depan.

Dan begitu lihat sepatu The Warna ini langsung pengin banget beli, karena modelnya bagusss.. Alasan kuat lainnya, aku belum punya. Wakakakakak… Masa koleksi baju batik di rumah berderet-deret tapi sepatu motif batik enggak punya satu pun. Jarang-jarang ada sepatu motif batik. Makanya, begitu lihat ada sepatu motif batik yang lucu banget gini, langsung enggak pengin melewatkan.

*

Awalnya, saya pikir The Warna itu mewakili motif sepatunya yang warna-warni. Tapi ternyata, The Warna adalah singkatan dari Warisan Nusantara. Sebuah brand sepatu etnik yang berdiri sejak pertengahan 2013, dengan visi melestarikan kain etnik Indonesia dan memperkenalkannya ke masyarakat nasional juga internasional. Jadi, semua motif sepatunya selalu menggunakan kain-kain tradisional nusantara. Seperti punya saya ini, motif megamendung, kain batik asal Cirebon.

the warna shoes review

Enggak cuma motif, koleksi model sepatu The Warna macem-macem banget. Kombinasi model yang bagus-bagus dan motif kain etnik, bikin The Warna cocok dengan taglinenya “sepatu etnik masa kini.”.

Dan yang menariknya lagi, di sol sepatunya ada motif peta Indonesia. Lucuk bangett… Biasanya sol sepatu cuma cap garis-garis doang, tapi yang ini ada peta Indonesianya. Kebayang ketika sepatu ini diimpor ke luar negeri, mereka bakal langsung tahu bahwa sepatu ini made in Indonesia, negara yang pulau-pulaunya ada di balik sol sepatu ituu..

the warna shoes review

Kalian sering enggak sih, beranggapan bahwa buatan dalam negeri apalagi yang etnik-etnik gitu harganya pasti mahal. Kain tenun etnik nusantara aja, kalau kita beli selembarnya harganya bisa mencapai ratusan ribu. Makanya, enggak jarang saya menemui beberapa orang yang lebih milih belanja produk negara tetangga yang harganya lebih murah.

Etapi, ternyata harga sepatu ini ENGGAK MAHAL. *sengaja dicapslock, soalnya enggak nyangka pas lihat harganya* Berkisar dari 160ribu sampai 299ribu. Kalau punya saya ini, harganya 175ribu. Enggak mahal kan? Apalagi kalau dibandingin sama sepatu merek luar, yang harganya pasti lebih mahal banget.

the warna shoes review

Gini disuruh ngerem hasrat beli sepatu. Maaf aku tak bisa berjanji. Bwahahahaha….

Lagian, tiap belanja sepatu persyaratan saya cuma empat kok…

[su_list icon=”icon: shopping-cart” icon_color=”#e61f16″]

  • Modelnya lucu dan belum punya.
  • Harganya cocok dan ada duit buat beli.
  • Sol sepatunya kesat dan enggak licin.
  • Nyaman dipakai dan enggak melukai kaki.

[/su_list]

Kebetulan, selama pakai sepatu The Warna ini, enggak pernah kepleset meski ngejar Luna yang lari-lari di mall dan kaki enggak pernah lecet meski dipake seharian. Padahal biasanya sepatu baru selalu bikin lecet di ujung kaki, sampai harus diplester. Trus kalau dikomentarin suami, alesyannya, “because beauty is pain.”

Lol.

Padahal, beauty is not always pain.. hihihi…

*

Dari berderet-deret koleksi sepatu, saya selalu bisa membedakan, mana sepatu yang cocok buat acara A, mana yang lebih pas buat acara B. Dan untuk menebus rasa bersalah karena punya banyak sepatu, saya beliin Luna mainan dan banyak buku. Bwahahaha…

Lagian yaa…

If woman can not have a many shoes. Child can not have a many books. -Elvina Lim Kusumo

Quotes andalan tiap kali disindir, “Kok sepatunya ganti-ganti mulu sih..” ^_^v

 

Eh, kalian ada yang samaan sama saya enggak, sih? Ada donggg…. *nyari temen* Lol

 

[su_highlight background=”#ffcd99″]Koleksi The Warna lainnya bisa dilihat di:[/su_highlight]
Instagram: @thewarna
FB: The Warna
www.thewarna.com
CS pemesanan: 0815 1750 9265

 

*This is a sponsored blogpost. All opinions are expressed my own. Thank you for supporting product that support this blog.

33 thoughts on “Salahkah Aku Punya Sepatu Lebih Dari Satu?

  1. Aku punya buaaanyak juga..Dulu waktu masih di Indonesia, sampe punya ruangan sendiri buat sepatu (plus tas juga). Mulai dari yg flat, smpe heels, dari model wedges sampai stilleto. Kalau aku malah mikirnya paling harus punya satu jenis sepatu. Paling banyak jadinya mmg heels, karena nggak pede sama tinnginya aku.

    sekarang pindah ke luar negeri, kebanyakan sepatunya nggak kebawa, dikotakin & dikirim ke rumah orangtua di Jogja, yang dibawa beberapa aja, tapi ya diprotes juga sama Mas bojo, kebanyakan sepatu, sampe lemari didominasi sama sepatuku aja, padahal aku ngerasanya nggak bawa banyak. Bahkan katanya aku punyadua sepatu yg persis sama dari warna sampai jenis heelsnya. Padahal brand, model, & tinggi heels nya beda.

    Karena cuaca lagi galau di sini, bisa 4 musim dlm sehari, kalau keluar sekarang senengnya pake boots, atau runner. Malah kadang pake slipper boots, biar kakinya anget.

  2. Dulu jaman kuliah Msh tergila2 ama sepatu. Sampe2 pas balik ke indonesia, aku lgs ditahan ama beacukai krn koper isinya sepatu semua wkwkwk.. Tp akhirnya dilepas pas aku yakinin ini bukan utk dijual :p. Skr sih ga segila dulu ttg sepatu mba. Udh cendrung ke traveling mulu duitnya :p

  3. Aku mau beli thewarna kenapa lupa terussss wish list ih mau beli pokoknya bulan ini :))) naksir sama beberapa modelnya

  4. Lucu sepatunya model gitu juga aku belum punya, tapi kalau aku seh lebih suka ngoleksi buku…soalnya dulu pernah sok2an pakai highelss tapi naik angkot jatuh…terus pernah kondangan sendalnya tiba2 lepas sol bikin trauma banget he…3x

  5. Entahlah aku paling ga suka pake sepatu flat.. soalnya kakiku lumayan gede dan tebal, jelek jadinya. makanya lebih enak pake both/skets, nutupin kekurangan hihihihihi

  6. hemm, tidak salah sih mempunyai sepatu baru. Akan tetapi, kalo sepatu lama masih bagus kenapa harus membeli yang baru? hehe.,, tetapi, flatshoes tersebut warnanya bagus ya birunya tidak terlalu norak. jangan sampai cewe ane liat barang tersebut nanti dia malah minta beliin lagi hhaha

  7. Harganya affordable banget yaaaa….

    Kirain bakal 300an ribu, ternyata ya budgetnya masih kaya sepatu2 yg ada di matahari, apalagi motifnya lucu-lucu. Hihihihi bikin gemaass

  8. the warna ini emang oke banget. beberapa kali naksir sama model dan warnanya. tapi budgetnya lagi lagi harus dipake buat yang lainnya… tapi cita cita buat beli masih ada hihihi

  9. wah asyik banget aku juga punya sepatu kain gini. Enak dan nyaman banget dipakenya. Trus gak ketinggalan jaman karena modelnya kekinian abiizzz. Sepatu dan sendal aku juga punya banyak beli alasannya promo haha

  10. Widya juga punya sepatu the warna. Suka sama motif etniknya dan mix & match warnanya perfect. Cuma widya orgnya suka sneakers kira2 ada ga ya sepatu sneakers dari the warna? =D

  11. Setujuu! Banget.

    Di rumah aku juga yang paling banyak sepatunya aku.
    Karena saking banyaknya, anak-anak sampe sebel kalo jalan-jalan, trus liat mamanya nyobain sepatu.

    Kata mereka, “Mama mau beli sepatu lagi?”
    “Engga kok, kak…Mama cuma nyobain.”

    Haahha…padahal mah kalo cucok mau langsung diadopsi. Wkkwkkw…

  12. Waaa… Sepatunya lucu. Mauuu, motif batik pula, belum punya, jadi ada alasan buat beli hahaha… Harganya relatif terjangkau ya mbak. Keceee deh sepatunya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *