Mainan Anak, Bikin Sendiri atau Beli?

mainan anak, beli atau bikin

Akhirnya setelah hiatus sekian lama, #Familife is come back!! Uyeaaa…

Kali ini Isti ngajak ngobrolin tentang “Beli Mainan atau Bikin Mainan”. Kalau Isti mah anaknya rajin banget bikin mainan anak. Ih.. beneran rajin deh. Tengok instagramnya @momopururu yang kemudian berbanding terbalik dengan isi instagramku. x_x

Baca juga tulisan Isti:
Mainan Beli, Bikin, atau Sewa

Sebenarnya, saya bukan orang yang anti untuk bikin mainan anak. Saya suka segala hal yang bebikinan. Cuman, ketelatenan untuk menggunting, menempel, apalagi menjahit, sering datang dan pergi sesuka hati. Kalau mood sedang rajin, maka saya bisa beneran rajin bikinin mainan buat Luna. Biasanya mainan-mainan edukatif atau sekadar science experiment sederhana.

Tapi, kalau mood sedang males banget, maka segala bahan-bahan yang kemarin sudah dibeli akan teronggok di meja berbulan-bulan.

Seperti rencana untuk bikin Human Organ Felt Vest dan peta dunia dari kain flanel. Rencana yang tinggal rencana ini karena kemalasan saya bersentuhan dengan hal jahit-menjahit.

Oh damn! I hate sewing!

Bahkan ya, celana yang sobek, kancing baju yang lepas, didiemin di keranjang berbulan-bulan, atau mungkin udah setahun lebih ya.. Cuma baju/celana Luna yang sobek aja yang saya bawa ke rumah mama, lalu minta tolong untuk dijahitin. Itu karena saya enggak suka menjahit. Enggak suka, bukan berarti enggak bisa ya.. #pentingdiinfokan

Tapi kalau membuat mainan atau aktivitas anak yang bukan jahit-menjahit, jauh lebih bersemangat. Suruhlah aku untuk gunting-gunting, tempel-tempel, susun-susun, maka akan kulakukan dengan senang hati. Asal jangan suruh aku menjahit, mood magernya bakal lebih dominan dibanding mood semangat.

Baca juga: Free Printable: Membedakan Sayur dan Buah

Sebenernya membuat sendiri mainan anak itu menyenangkan. Kalau waktu saya ada panjang, misalnya enggak ada kewajiban untuk kerja, beberes rumah, dan masak. Bisa jadi saya bakalan rajin bebikinan mainan untuk anak. Bisa jadi yaa… Karena weekend yang santai aja, seringkali lebih milih untuk tidur-tiduran nonton film atau jalan-jalan, ketimbang bikin mainan anak.

Tapi ya, kalau saya lagi semangat banget, di kantor pun saya udah browsing di Pinterest, kumpulan ide-ide mainan anak. Ngeprint polanya, jam istirahat keluar cari bahan-bahannya, dan malemnya bikin di rumah. Kurang niat apa coba itu. Pulang kerja, lupa capek karena terlalu bersemangat untuk bikinin Luna mainan.

Aku mah anaknya gitu. Kalau lagi over-semangat, tenaga bakal berlebih, dan ide di kepala melimpah ruah minta buru-buru dieksekusi. Tapi kalau lagi mager parah, bisa banget bener-bener males ngapa-ngapain. Ide juga buntu. Lihat kreasi temen-temen yang dibagi di Instagram pun, tidak memotivasi semangat.

Baca juga: Free Printable: Mengenal Garuda Pancasila

Kebanyakan mainan yang saya buatkan untuk Luna berjenis mainan edukatif, atau minimal yang bisa sekaligus ngajarin dia sesuatu. Misal mengenalkan warna, planet, tata surya, menghitung, dan yang sejenisnya. Tapi kalau mainan yang seru-seruan, seperti pretend play, biasanya selalu beli. Ya kalik saya jahit sendiri boneka buat anak. Mending nabung buat beliin boneka teddy bear besar, ketimbang jahit. Lol

Dan menurut saya, di luar rasa mager yang datang pergi sesuka hati, [su_highlight background=”#e2f7d2″ color=”#5c06e2″]bikin sendiri mainan anak punya banyak keuntungan[/su_highlight], seperti:

  • Membangun bonding antara ibu dan anak. Karena membuat sendiri mainan anak itu, secara tidak langsung kita akan melibatkan anak dalam proses membuatnya.
  • Otak dan keterampilan anak akan terasah. Asalkan kita melibatkan mereka untuk membantu kita, menggunting dan nempelin pola, atau berdiskusi tentang konstruksi mainan, dll.Lebih irit, itu jelas.
  • Kreativitas terasah, itu pasti. Abis bikin ini, trus modifikasi bikin itu, dan seterusnya. Lama-lama otak peka menangkap ide-ide kreasi mainan anak.
  • Lebih fleksibel, disesuaikan dengan keinginan anak. Misal anak pengin punya kitchen set yang gambarnya Bubble Guppies, padahal tokoh kartun ini bukan tokoh yang populer di Indonesia. Udah deh.. bikin sendiri aja pake kardus bekas, tempelin gambar Bubble Guppies yang udah diprint. Jadi kan, sesuai keinginan anak.

Tapi kalau ada yang bilang keuntungannya adalah lebih hemat waktu. Menurut saya itu salah besar. Karena membuat sendiri mainan anak itu waktu yang dibutuhkan lebih banyak. Harus mikirin ide pola, nyiapin bahan, merangkai bahan, finishing menghiasnya. Wahh… jelas itu butuh waktu, ketelatenan, dan konsisten untuk menyelesaikan hingga akhir.

Baca juga: DIY Slime yang Simpel dan Aman

Di samping itu, menurut saya yang juga suka beliin mainan anak, [su_highlight background=”#e2f7d2″ color=”#5c06e2″]membeli mainan anak juga memiliki keuntungan banyak[/su_highlight], seperti:

  • Hemat waktu, enggak perlu mikir polanya, cara bikinnya, nyiapin bahannya. Tinggal browsing online shop-nya, atau jalan ke mall belanja. Selesai.
  • Mengajarkan anak untuk rajin menabung. Karena harga mainan itu enggak murah juga, jadi kalau mau beli harus nabung dulu. Tinggal ngajarin anak untuk nabung deh… Dikit-dikit, setelah terkumpul dan dibelikan mainan impiannya. Wah, mereka pasti bakal bangga banget.
  • Irit tenaga dan pikiran. Mikirin pola dan konstruksi mainan itu usaha banget juga loh.. Belum proses bikinnya jelas butuh tenaga ekstra. Duh, kalau lagi males ngeluarin tenaga dan pikiran untuk bikin mainan, mending dibeliin aja.

Tapi kalau ada yang bikin mainan beli itu lebih kuat dan tangguh. Itu adalah dusta. Semua tergantung siapa yang mainin mainannya. Banyak juga kok, mainan anak hasil belanja, yang baru sehari udah hancur berantakan. Tapi banyak juga mainan anak hasil bikin sendiri, yang awet sekalipun dibanting berkali-kali.

Baca juga:Drama Membelikan Anak Mainan

Saya sendiri, seperti yang udah diceritain sebelumnya, adakalanya saya memilih untuk membuatkan mainan untuk Luna, tapi kadangkala juga saya lebih milih untuk beliin mainan yang udah jadi. Dan biasanya itu tergantung pada:

  • Ada duitnya apa enggak? Kalau lagi enggak punya duit, ya udah bikin mainan aja.
  • Berapa harga mainannya? Kalau mahal banget, mending bikin mainan sendiri. Tapi kalau murah, udah ah.. mending beli aja.
  • Seberapa rumit polanya? Kalau rumit (menurut kemampuan kadar otak saya), maka saya langsung males bikin. Mendingan nabung dan beli mainan yang udah jadi.
  • Ketersediaan bahan. Kalau susah nyari bahan-bahannya, atau harus belanja di toko yang jauh sekali. Maka fix, saya bakal beli mainan yang udah jadi aja.
  • Susah cari mainan yang dimaksud. Seperti Human Organ Felt Vest dari kain flanel itu. Kebanyakan orangtua pada bikin sendiri. Tapi berhubung saya enggak suka njahit, barusan saya kepikiran untuk order ke temen yang juga pengrajin hiasan kain flanel. Hhmm… kayaknya ini opsi yang menarik.
  • Waktu dan tenaga yang ada. Kalau waktu dan tenaga punya, tapi budget terbatas, ya udah bikin sendiri aja mainannya. Sebaliknya kalau enggak punya waktu dan tenaga, tapi budget bisa diusahakan, pasti saya akan membeli mainan jadi aja.

Baca juga: 7 Cara Mengajak Anak Merapikan Mainan

Koleksi mainan Luna masih lebih banyak yang beli kok. Karena itu tadi, mood mager saya lebih dominan. Dan gara-gara nulis ini jadi pengin menantang diri sendiri untuk mau jahit. Jahit baju yang udah sobek dan jahit sendiri mainan anak.

Jarum dan benang udah ada. Tinggal niatnya yang harus segera diadakan. x_x

Kalau kalian, lebih milih bikin sendiri mainan anak, atau beli aja mainan anak yang udah jadi?

One thought on “Mainan Anak, Bikin Sendiri atau Beli?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *