What’s Your Love Language?

love language

Minggu ini saya lagi bingung mau nulis tentang apa. Pikiran saya lagi dipenuhi dengan banyak hal tentang pekerjaan. Ini-itu-anu.. duh, bahkan weekend pun saya mikirin kantor.

Trus tiba-tiba Isti ngajakin untuk nyobain Love Language Test. Dan kami membagi hasilnya di postingan #Familife ini.

Awalnya saya kira, Love Language baru akhir-akhir ini populer, padahal sudah lama sekali diperkenalkan oleh Dr. Gary Chapman, seorang marriage counselor asal North Carolina. Bahkan bukunya “The Five Love Languages” sudah diterbitkan tahun 1995 dan diterjemahkan juga ke Bahasa Indonesia jadi “5 Bahasa Kasih”.

Buku ini masuk kategori mega bestseller. Sudah terjual lebih dari 10 juta eksemplar dan diterjemahkan ke lebih dari 50 bahasa. *langsung bayangin royaltinya*

Inti dari Love Language menurut Gary Chapman adalah ada 5 pondasi utama yang membuat kita nyaman bersama pasangan. Word of Affirmation, Quality Time, Physical Touch, Act of Service, Receiving Gift.

Tiap orang punya kebutuhan urutannya masing-masing. Saya dan Isti aja beda, apalagi kalian.

Saya jembrengin ya, hasil Love Language Test saya ini:

score love language

Pertama, [su_highlight background=”#f7d2ee” color=”#e20671″]Physical Touch[/su_highlight]. Hahaha… Jangan mikir yang aneh-aneh dulu ya.. Sentuhan fisik ini bukan selalu yang berhubungan sama ranjang. Tapi hal-hal fisik yang membuat saya nyaman dan suka ketika suami melakukannya ke saya.

Seperti, digandeng saat lagi jalan bareng, dirangkul pinggangnya, dicium keningnya, dipeluk saat lagi tidur, atau sekadar direngkuh dan dibiarkan saya melampiaskan nangis dalam dekapannya. Tsah..

Hal-hal yang seperti ini jauh lebih dalem maknanya ketimbang kata-kata “I love you” atau puisi-puisi ala Rangga, atau gombalan-gombalan ala Dilan.

physical touch

Kedua, [su_highlight background=”#f7d2ee” color=”#e20671″]Act of Service[/su_highlight]. Ada satu cerita terbaru yang bikin saya lagi-lagi bersyukur memilikinya sebagai suami.

Dua minggu yang lalu saya stres berat gara-gara lihat antrian paspor di Kantor Imigrasi Jogja panjang bukan kepalang, padahal jadwal saya berangkat tinggal bentar lagi. Dia lalu berinisiatif untuk nyuruh saya perpanjangan paspor di Wonosobo (karena di Solo pun penuh) dan dia bakal nganterin. Trus 3 hari kemudian dia yang ngambilin paspor saya di Wonosobo sendirian. Hujan deras, berangkat jam 04.30 pagi, menempuh perjalanan 6 jam pulang pergi, dan jam 12.00 siang udah ada di kantor saya, nganterin paspor demi ngejar untuk saya bikin VISA.

Enggak ngerti lagi deh, sama act of service-nya yang bikin saya pengin bilang ke seluruh dunia bahwa he is my best supporting partner!

Belum lagi urusan yang kecil-kecil lainnya. Bantuin saya masak, mandiin Luna, atau ngerokin pas saya lagi masuk angin. Serius deh, setelah nikah saya lebih butuh action ini ketimbang ucapan “I love you”. Eh, sama duitnya juga sih.. Bhahaha…

acts of service

Ketiga, [su_highlight background=”#f7d2ee” color=”#e20671″]Quality Time[/su_highlight]. Sebenernya kami bukan tipe orang yang suka dan sering ninggal anak untuk pacaran berdua. Tapi quality time yang terbaik adalah duduk berdua, bercerita apa saja tentang kehidupan ini, tadi abis ngapain, dan segala hal remeh lainnya.

Enggak perlu candle light dinner di luar atau staycation berduaan aja. Di rumah setelah Luna tidur, atau pillow talk di kasur, itu menurut saya sudah jadi quality time. Waktu masing-masing terbuka dan cerita apa saja yang dialaminya, baik ataupun buruk, tanpa disela, “Buk, main yuk!”

Dan ternyata, waktu-waktu seperti ini susah-susah gampang nyarinya. Kalau malem jam 18.00-21.00 ada Luna yang ribut ngajakin main. Pastilah bukan waktu yang tepat untuk berduaan. Trus jam 21.00, saya seringnya molor duluan karena kebablasan ngelonin Luna. Dan paginya, sudah buru-buru mau berangkat kerja dan anterin anak sekolah.

quality time

Keempat, [su_highlight background=”#f7d2ee” color=”#e20671″]Receiving Gifts[/su_highlight]. Perempuan mana sih yang enggak suka dikasih hadiah. Meski ini bukan poin utama yang bikin saya bahagia. Tapi saya suka dikasih hadiah.

Enggak melulu kado yang dibungkus kado rapi jali, atau surprise tiba-tiba beliin saya berlian. Justru hadiah-hadiah yang sesuai kebutuhan dan dipakai bersama, itu yang lebih bermakna. Misalnya, tiba-tiba dia bilang, “Yuk, ke toko furniture, aku beliin kamu stool yang kamu penginin kemarin.”

Jelas kan, stool itu bakal dipakai bersama-sama. Lagian ya, setelah nikah barang-barang yang saya penginin kebanyakan yang bisa dipakai bersama. Kalau sekadar baju, sepatu, tas, udah bukan yang utama lagi.

Btw, agak heran sebenernya kenapa poin Receiving Gifts ini masuk di urutan keempat. Padahal menurut saya seharusnya dia ada di akhir sendiri. Karena saya lebih suka Word of Affirmation ketimbang kado-kadoan.

receiving gifts

Kelima, [su_highlight background=”#f7d2ee” color=”#e20671″]Word of Affirmation[/su_highlight]. Enggak selalu kata-kata “I love you,” “You are my everything,” dan semacamnya. Tapi kata-kata positif yang mendukung segala aktivitas dan pilihan hidup saya.

Misalnya, “Bisalah… masa kamu enggak bisa,” “Tenang aja..,” Semua kata-kata penyemangat ini bermakna sekali untuk menyuntikkan semangat hidup. Karena hidup enggak melulu tentang cinta kan.. Mendukung pilihan pasangan asalkan baik dan tidak merugikan diri sendiri juga keluarga, dan memberi ucapan-ucapan bukti dukungan, menurut saya sih.. sudah lebih dari cukup menunjukkan bahwa dia mencintai saya.

*

Sebenernya, Love Language ini bisa juga diterapkan ke anak. Kita bisa cari tahu, sebenarnya bahasa kasih apa yang dominan lebih dibutuhkan anak. Apakah dengan word of affirmation, act of service, physical touch, quality time, atau gift. Setiap anak pasti beda-beda.

Dan kalau kita tahu urutannya, bisa dipakai untuk men-treatment dia. Bagaimana kita sebaiknya menunjukkan rasa sayang kita ke mereka. Dengan ngomongkah, ngasih bantuankah, mijitin dia, ngajak dia liburan, atau ngasih hadiah.

Kalau untuk couple seperti yang saya dan Isti lakukan ini, kalianjuga harus coba ikutan quiz-nya. Langsung aja di sini:http://www.5lovelanguages.com/profile/

Enggak cuma kalian sih, buat suami juga penting banget. Trus saling bertukar hasil. Supaya kita tahu bagaimana sebaiknya kita memperlakukannya dan menjadi the best supporting partner bagi dia.

Share juga hasil Love Language Test kalian ya.. Trus mention aku. 🙂

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *