Menurunnya Produktivitas Perbloggingan

Menurunnya Poduktivitas Perbloggingan

*judulnya sungguh macam karya ilmiah sekali*

Buat pembaca setia blog ini (gayamu kayak banyak ajah), mungkin akan merasakan bahwa akhir-akhir ini blog ini hampa, tiada terisi, tapi tetap berguna dan tidak dinyana trafficnya selalu naik saja. Puji syukur, alhamdulillah Gusti..

Bahkan dalam 1 bulan alias 30 hari bulet, bisa-bisanya enggak ada tulisan satu pun nyangkut di dashboard. Sungguh sebuah rekor mengerikan, sejak beberapa tahun yang lalu mengukuhkan diri sebagai blogger sejati.

Lha dulu ente bikin blog buat apa?

Buat curhat, buat menyalurkan hobi nulis. Eh, lha kok nyangkut ada pemasukan dari sini. Kenal dan ketemu banyak temen yang hobinya serupa. Lalu kubahagia, dan sempat kepikir tuk resign aja dan menyeriusi profesi blogger.

Tapi lantas kutersadar, diri ini sudah terlena dengan pemasukan pasti tiap bulan dan jam kerja teratur tiap hari. Lagipula, penghasilan ngeblog belum juga segede suhu parenting blogger, Andra Alodita. Jadi, blogging tetap dijalani dengan bahagia dan kerja di kantor juga dilakukan dengan senang hati.

Pemasukan aman, hobi tersalurkan.

Sembari tetap belajar menulis lebih baik lagi, belajar SEO, dan setiap nulis haruslah terkonsep. Supaya siapapun yang membaca selalu dapat faedahnya. Sungguh cita-cita yang mulia, bukan?

Menurunnya Poduktivitas Perbloggingan

Kembali lagi, bagi yang bertanya-tanya kenapa akhir-akhir ini saya jarang banget update cerita di blog. Semua itu semata-mata karena saya makin sibuk di kantor. (ayo, serang Pak Bos…)

Semenjak saya mendapatkan promosi jabatan dan harus mikirin target unit, praktis enggak bisa egois lagi. Kalau dulu cuma fokus ke target dan deadline diri sendiri. Sekarang, ikut mikirin target orang lain. Pusing ketika mereka belum sesuai deadline. Dan mumet ketika Pak Bos nanya semua hal ke saya.

Fyi, udah genap 10 tahun saya berprofesi sebagai editor, di 2 penerbit yang berbeda. Bolehlah dibilang udah khatam sama hal-hal teknis penerbitan. Gimana prosedural penerimaan naskah, proses keredaksian yang memakan waktu minimal 2 bulan maksimal bertahun-tahun, tips dan trik menghadapi penulis yang ngambek dan baperan, dan macem-macem lagi.

Jumawa banget rasanya. Saya ahli di bidang penerbitan. Senior editor.

Makan tuh kesombongan!

Di tahun ini saya dipaksa (dan terpaksa) belajar banyak bidang lebih dari tentang keredaksionalan. Mendadak saya harus belajar tentang digital marketing, offline promo, dressing display, strategi marketing, financial dan neraca rugi-laba, business plan, public speaking, teknis produksi, jenis-jenis kertas dan mesin cetak, teknis coding aplikasi edukatif, customer handling, etc.

Gils enggak sih, itu?

Jujur aja, saya keponthal-ponthal. Berasa diceburin ke samudra, padahal enggak yakin bisa berenang apa enggak. Tapi Pak Bos berkata, “Kadangkala kita butuh diceburin seperti itu, untuk mengetahui apakah kita ini sebenarnya bisa berenang apa enggak. Tenggelam enggak pa-pa, toh sebelum kelelep beneran bakal ditolongin orang yang tadi maksa nyeburin.”

Uhm.. bener ugak sih. Lebih baik mencoba tapi gagal, ketimbang tidak pernah mencoba sama sekali. Lagian, trial and error itu biasa, termasuk dalam lingkup pekerjaan. Asal erornya enggak kebanyakan. Bisa-bisa SP disodorin HRD atau (amit-amit) demosi dengan hormat.

Menurunnya Poduktivitas Perbloggingan

Sekarang ini praktis saya mengepalai unit kreatif Parenting & Anak. Sepertinya Pak Bos mencium interest saya terhadap dua hal tersebut. Atau sesungguhnya beliau silent reader tersetia blog ini? Kutaktahu. Emang sih, di kantor, saya ini satu-satunya editor yang sering dilempar kesana-sini. Pernah menghandle buku fiksi populer, non-fiksi, bahasa, bahkan penunjang pelajaran. Mulai dari tulisan asyik dan cerita receh, sampai tulisan yang membawa amanah besar untuk membantu adik-adik bisa melewati UN dengan NEM sempurna.

Dan buku parenting & anak itu, hal yang benar-benar baru.

Sekarang, setelah dipaksa tapi diterima dengan bahagia (karena otomatis tunjangan naik), artinya sepanjang hari hidupku enggak akan pernah jauh-jauh dari informasi seputar peribuan, perorangtuaan, dan peranakan. Uyeahh..

Dan meski total jumlah orang yang diurusin di unit ini (cuma) 7 orang. Tapi lengkap dengan hal-hal baru yang harus dipelajari tadi, ternyata membuat badan ini melemah. Abis ngelonin Luna yang biasanya sanggup tuk melek lagi dan beraktivitas, entah itu baca buku, nonton film, blogging, atau seproduktif melayani suami. Namun seringnya, bablas tidur bareng Luna atau bahkan tidur lebih dulu daripada dia.

Sumber akar permasalahan ini fix adalah karena pekerjaan kantor yang menyita otak. Otak yang diperas itu lebih melelahkan ketimbang tenaga. Makanya kita harus minum vitamin otak setiap hari.

Menurunnya Poduktivitas Perbloggingan

Sekarang ini, perlahan saya mulai dapet ritme kerjaan. Kalau sebelumnya, sampai rumah mikirin banget kerjaan, sekarang udah lumayan berkuranglah.. Tapi jujur, masih sih, dikit-dikit kepikir. Trus tiba-tiba malemnya kirim message di WAG tentang ide atau perintah kerjaan. Duh, kutahu rasanya hati mereka tapi kenapa tak bisa kuhindari mengirim mesage pekerjaan di luar jam kerja.

Oke beri hamba penghargaan #workamom2018.

Menurunnya Poduktivitas Perbloggingan

Sebenarnya tulisan ini tidak banyak berfaedah bagi khalayak ramai.. Murni tjurhat belaka karena kuingin sekali menulis dan mengungkapkan cerita yang selama ini terpendam.

Tiba-tiba aja saya diingatkan lagi sama motivasi ngeblog dulu pertama kali. Untuk curhat kan? Bukan untuk ngejar traffic atau popularitas, sehingga apapun yang akan ditulis harus dikonsep matang dan dipertimbangkan masak-masak. Kalau selalu seperfecto itu, yang ada enggak nulis-nulis kayak belakangan ini.

Yah.. kalau traffic tinggi dan jadi terkenal, itu adalah bonus.

Begitu yha, rakyat-rakyatku.. Semoga selanjutnya bisa cerita hal-hal retjeh lagi di sela-sela pekerjaan yang hampir membuatku gila.

Yang penting semua bahagia..

3 thoughts on “Menurunnya Produktivitas Perbloggingan

  1. hahahahha I feel youuu..
    Pertama2 selamat untuk promosinya bosque =D anda layak dapet bintang
    kedua, kemarin2 aku mikir ttg esensi blogku saat ini, kok ya kebanyakan tulisan sponsor dan aku kangen nulis2 retjeh kayak jaman dulu.. Suka banget dpt fee dr ngeblog tapi kumerasa hampa hahahah kemana tjurhat remeh temenku (padahal ngga ada yg baca juga curhatannya) hahaha. jd sekarang mulai lagi dikit2 nulis curhatan lagi biar blognya berfaedah buat diri sendiri =D

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *