Kenapa Harus Diet?

kenapa harus diet?

“Mbak Noni, lagi hamil ya?”

Zzzz.. kalimat itu sering banget saya dapatkan dari berbagai lingkaran pertemanan. Ada yang buru-buru ngucapin selamat, ada yang masih tergolong sopan karena nanya dulu seperti tadi. Lalu ketika saya jawab, “Belum..” Maka kalimat selanjutnya adalah..

“Jangan lama-lama lho.. biar Luna ada temennya.”

Zzzz again.. It sounds like basa-basi yang annoying. Ngomongin perubahan bentuk tubuh orang aja, bagi saya udah agak mengganggu, apalagi didirect untuk melakukan ini-itu seolah-olah kita ini adalah dirinya. Padahal ada cara lain loh, untuk berbasa-basi tanpa menyinggung tubuh, hamil, atau anak.

*

Jujur deh ya.. ucapan-ucapan yang seperti itu sempat jadi pikiran di kepala saya berhari-hari. “Iya ya.. aku sekarang makin gendut.” Emang sih, berat badan setelah menyapih Luna jadi nambah. Tapi enggak nyampe 10 kilo juga dari dulu zaman sebelum hamil. Cuma masalahnya, kenaikan berat badan itu numpuk semua di perut. Salah pake baju aja udah bikin orang-orang ngira saya hamil.

Semenjak itu, saya jadi sangat picky di perkara perbajuan. Dulu yang belanja baju seringnya via online, sekarang prefer beli secara langsung. Khawatir ukuran baju yang sebenarnya enggak sesuai dengan ukuran badan bagian perut. Apalagi untuk baju-baju model dress, lebih baik beli langsung supaya bisa dicoba dulu. Karena seringnya, baju emang muat di badan tapi ternyata mengekspos bagian perut. Duduk dikit, perut langsung menggelembung seperti ikan kembung.

Duh, rempong bambita emang.

Ngeluh tiap hari, lama-lama telinga suami saya panas juga. Meski sebenarnya dia enggak pernah komplain dengan berat badan istrinya ini, tapi kalo tiap hari saya selalu mengeluhkan perubahan bentuk tubuh, kesel juga kan ya.. Katanya, “Kalau kamu merasa baik-baik aja sama bentuk tubuhmu, ya udah santai aja. Tapi kalau kamu enggak nyaman dengan bentuk tubuhmu, ya ayo diet dan olahraga.”

Dan emang, saya sudah di tahap enggak nyaman dengan bentuk tubuh ini. Milih baju repot, membungkuk juga repot karena ada polisi tidur mengganjal di perut. Dan yang lebih penting lagi, seringkali saya merasa enggak nyaman ketika berhubungan seks dengan suami. Karena badan yang melar, bikin saya enggak percaya diri, trus jadi malu kalau dilihat suami.

Mulai sejak itu saya bertekad untuk olahraga dan mengurangi porsi makan. Tiap Jumat, rajin yoga bareng temen-temen kantor. Home workout sendiri di rumah tiap malam. Dan nge-gym tiap Sabtu, sambil nungguin anak pulang sekolah.

Porsi nasi dikurangi, banyakin makan buah dan sayur. Dikurangi ngemilnya, terutama ngemil yang penuh micin, gula, dan karbo. Kalau laper, ganti ngemil dengan kacang-kacangan dan buah-buahan.

Menurut saya, diet bukan semata-mata untuk mengurangi berat badan saja. Tapi juga untuk hidup sehat. Orang yang selama ini sering ketemu saya mungkin mikir, “Halah, Noni badan masih kecil gitu kok diet-diet segala.”

Justru mumpung berat belum terlalu bengkak, harus dimulai dietnya. Ketimbang kalau sudah terlalu overweight, makin susah nuruninnya trus jadi males. Selain itu, berat badan berlebih itu rawan penyakit juga. Mulai dari diabetes, kolesterol, hipertensi, dan masih banyak lagi.

Oke. Saya memutuskan untuk diet, bukan semata-mata karena dikomentari orang tapi karena saya pegin sehat dengan berat badan ideal. Itu motivasi utamanya.

*

Tapi berminggu-minggu program diet, lihat timbangan kok ya berat badan gitu-gitu aja. Enggak ada perubahan yang signifikan. Lama-lama jadi mikir, semua yang saya lakukan itu bener apa enggak sih? Capek juga kan, kalau udah susah-susah diet dan olahraga, ternyata enggak ada perubahan juga di tubuh.

Sekarang ini, banyak banget cara-cara diet yang populer. Mulai dari enggak makan sama sekali, hanya minum jus buah dan sayur saja, sampai detox yang kiamat itu. Semua jenis diet seringnya menjanjikan turun berat badan dalam waktu singkat. Tapi cara diet ini sehat enggak ya?

Pilihan diet saya selama ini bukan yang seperti itu juga sih. Cuma sebatas mengurangi porsi makan dan ngemil doang. Saya enggak sanggup kalau harus diet ekstrim dan menyiksa tubuh. Karena meskipun sedang diet, tubuh kita tetap memerlukan gizi yang seimbang seperti protein, serat, karbohidrat, kalsium, vitamin dan mineral.

Jadi, pola makan dengan gizi seimbang yang harus diatur. Bukan menghilangkan atau tidak mengonsumsi sama sekali salah satu kandungan gizi yang dibutuhkan tubuh.

*

Sebulan terakhir ini, saya coba mengonsumsi susu Slim & Fit dari Kalbe. Sebenernya lebih pada rasa penasaran sih.. Apa bener, susu itu bisa ngefek untuk program diet saya? Sebelumnya saya selalu takut untuk minum susu. Soalnya selama ini ngasih Luna susu biar gemuk. Lah, kalo saya ikut minum susu bisa-bisa ikutan gemuk dong.

Tapi ternyata susu Slim & Fit ini beda. Slim & Fit adalah susu yang rendah lemak dan gula, bahkan 50% lebih rendah dibanding susu diet pada umumnya. Tidak ada tambahan gula pasir, dan pemanisnya adalah sukrosa (gula alami) dengan 0 kalori. Kalau minum susu Slim & Fit, tidak perlu ditambahi gula pasir manisnya udah pas.

Selain itu, susu Slim & Fit memiliki kandungan tinggi protein dan tinggi serat, bikin saya bisa kenyang lebih lama. Hasrat ngemil jadi berkurang drastis, dan tingginya protein ini ternyata berfungsi untuk membentuk dan mengencangkan otot. Percaya deh ya, ngegym tiap hari, kalau enggak diimbangi dengan asupan nutrisi tambahan, otot tetap tidak terbentuk dengan indah. Rutin nge-gym harus dikombinasikan dengan konsumsi nutrisi protein, supaya otot tubuh yang kita inginkan bisa terbentuk dengan kencang dan bagus.

Poin yang penting lagi terutama buat kita para wanita di usia 30-40an, susu Slim & Fit memiliki kandungan tinggi kalsium, setara dengan susu-susu kalsium pada umumnya. Perempuan itu lebih berisiko terkena penyakit akibat kurang kalsium. Karena secara kodrat biologis, perempuan akan mengandung, menyusui, dan menstruasi tiap bulan. Kalau tidak didukung asupan kalsium tiap hari, bisa-bisa besok tuanya rawan terkena penyakit tulang.

Satu hal yang penting lagi dan mendukung program diet saya adalah susu Slim & Fit memiliki kalori terkontrol 200 kkal/saji. Dalam satu kotak susu terdapat 6 sachet susu. Kita tinggal bikin aja 1 sachet untuk 200 ml air, maka kalori yang kita konsumsi adalah 200 kkal/saji. Enggak perlu khawatir kalori berlebih, karena takarannya sudah pas dan jelas.

kandungan susu slim & fit

Trus, emang beneran ada hasilnya ya?

Sebelumnya, kalian musti paham dulu bahwa segala macam jenis diet itu tergantung niat dan konsistensinya. Kalau ada orang yang berhasil diet dengan detox, artinya itu karena dia konsisten menahan rasa lapar, tekad untuk enggak tergoda dengan jenis makanan tertentu.

Berdasarkan testimoni beberapa temen yang udah make, dengan mengonsumsi susu Slim & Fit rutin 2x sehari sebagai pengganti sarapan dan makan malam, ditambah rutin olahraga tiap hari. Maka berat badan bisa turun sebanyak 1 kg tiap minggu atau 4-6 kg selama 1 bulan.

Saya sendiri, karena masih kurang konsisten dan enggak rajin olahraganya, jadi belum sampai sebanyak itu turunnya. Dari berat awal yang dulu sempat 55 kg, selama 1 bulan masih stabil di angka 52-53 kg. Yah gimana, olahraga belum bisa tiap hari, karena rutinitas kerjaan jadi enggak memungkinkan. Tapi ya udah lumayan bangetlah ya.. Turun 2 kg itu anugerah. Kalau anak yang turun berat badannya baru disaster. Lol

Why berat badan anak susah naiknya, tapi sakit bentar cepet turunnya. Sedangkan kita berat badan cepet naiknya, tapi susah turunnya. Whyyyy…

kenapa harus diet

Perjalanan saya nurunin berat badan masih panjang. Targetnya berat badan jadi 50 kg. Enggak muluk-muluk sampai ke berat zaman dulu kala sebelum hamil juga sih, yang sampai di angka 48 kg. Justru di berat segitu, saya ngerasanya kok kecil amat ya.. Mending di berat 50 kg, lebih terlihat segar dan berisi.

Asalkan, tumpukan lemak di perut ini hilang. Emang butuh perjuangan keras banget, enggak cuma rutin minum susu Slim & Fit aja, tapi juga rajin olahraga tiap hari. Enggak boleh mager, harus banyak gerak. Kerasa banget deh, sejak lama kerja kantoran yang harus ngadep komputer berjam-jam, jadi males kalau harus gerak. Mau ambil sendok di lantai bawah aja, nitip sama teman yang lagi di dapur.

Enggak harus di awal tahun kan, untuk bikin resolusi? Jadi, resolusi sehat & diet saya kali ini adalah..

  • Rutin olahraga tiap hari
  • Konsisten mengurangi porsi makan karbo (bukan menghilangkan ya.. lemes dah, kalo enggak makan karbo)
  • Tertib mengurangi gula, micin, dan soda
  • Tahan diri enggak ngemil apalagi jajan unfaedah
  • Rajin minum susu Slim & Fit tiap 2x sehari

kenapa harus diet

Ohya, kalau kalian pengin cobain susu Slim & Fit juga, bisa beli di Kalbe Store (www.kalbestore.com). Dengan masukin kode unik dari saya, bisa dapet diskon 20% untuk pembelian minimal 3 box susu Slim & Fit varian apa saja. Saya sih, suka yang rasa cokelat. Diminum selagi dingin, makin enak lagi. Asal abis itu enggak makan kue tart dengan whipped cream aja. Lol

[su_highlight background=”#f7d2ee” color=”#e20671″]Kode Unik: noni20[/su_highlight]

Yuk, hidup sehat dengan diet. Diet itu enggak musti untuk nurunin berat badan kok. Diet bisa juga untuk menstabilkan berat badan. Karena dengan berat badan yang ideal, pola makan yang seimbang, dan kebiasaan hidup yang sehat. Paling enggak kita sudah berusaha menjaga tubuh ciptaan Tuhan.

4 thoughts on “Kenapa Harus Diet?

  1. Hihi aku lucu bacanya pas di awal paragraf. Sama aku juga sering disinggung suruh hamil lg. Benar sekali sehat itu gak mesti kurus ua, tp bb tidak ideal juga tidak bagus. Yg penting tubuh dpt asupan gizi seimbang. Susunya bs diganti sama slim n fit biar terkontrol bb nya ya.. Wah Jadi penasaran sama slim n fit ini.. Tks sharingnya

  2. Saya lebih suka rasa vanilla sih. Mungkin karena aroma vanilla lebih cocok sama saya.
    Sekarang saya minumnya dibarengin dengan jogging juga. Lumayan, bikin laper pasca jogging itu jadi tertunda. Tapi kalau pun nggak dituruti makan, juga nggak jadi emosian. Susu ini juara sih, menurut saya 🙂

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *