Sejak di kelas B, Luna mulai menunjukkan ketertarikannya sama baca-tulis. Masih berupa kata-kata pendek, dan lama-lama membentuk kalimat pendek.

Awalnya, saya mengenalkan huruf per huruf. Saya pikir, akan lebih baik kalau dia belajarnya runut. Hafal dulu huruf A sampai Z. Tapi ternyata, itu lebih kiamat (buat yang ngajarin). Apalagi kalau udah ketemu huruf b, d, p, q. Atau m dan n. Atau v, w, z. Semenit yang lalu bisa, semenit kemudian lupa. -_____- *telen pil*

Kemudian jadi mikir, apa sih tujuan ngajarin calistung ini? Biar anak hafal huruf A sampai Z atau biar anak bisa baca-tulis? Akhirnya, saya coba ikutin tips dari temen untuk langsung mengenalkan ke suku kata. Menurut pengalamannya, ini jauh lebih efektif.

Karena penasaran, saya langsung searching toko mana yang jual Flash Card suku kata. Ya ampun, ternyata susah banget. Kebanyakan jual kartu huruf, A sampai Z. Huruf kecil dan huruf kapital. Trus di belakangnya ada gambar benda yang diawali huruf itu. A for Apple, B for Book.

Ya kalau gitu mah, sama aja ngenalin huruf, bukan ngenalin cara bacanya.

Belum lagi, di kartu itu penuh ornamen di tepi-tepinya. Buat hiasan, khas anak-anak sih.. Tapi menurut saya itu mengganggu banget. Baru ngenalin cara baca, anak bisa banget terdistract dengan hiasan di sekitar huruf. “Ini warnanya apa?”, “Kok bentuknya kayak gini?”, “Ini lingkaran ya namanya?”

Kita, orang dewasa mah bisa cuek banget sama printilan-printilan enggak penting di sekitar buku. Tapi anak-anak itu jauh lebih curios, ceriwis, dan rese (in a good way) dibanding kita.

Dalam proses pencarian panjang ini, akhirnya suatu hari saya nemu satu website yang jual printables kartu baca suku kata. Langsung beli dan bayar 10 ribu. Tapi setelah printables itu dikirim, hasilnya zonk banget. Cuma 2 lembar PDF doang, hurufnya kecil-kecil, yang kalau digunting-gunting jadinya bakal segede price tag.

Nggg… ini mah bukan kartu. Huruf seuplik gitu, bikin anak-anak susah bacanya.

Emang ya, ngerasa sok punya duit dan sok sibuk, jadi mager untuk bikin sendiri. Kalau bisa bayar, kenapa harus bikin? Minta ditoyor kok, emang ibuk satu ini.

Baru setelah kepentok, korban duit 10 ribu yang dapetnya kartu baca zonk. Dan waktu yang tadi katanya sibuk, sebenernya sibuk dipake untuk browsing di Tokopedia, Shopee, Bukalapak. Tapi ya, enggak nemu juga.

Akhirnya, Dewa Rajin nyetrum saya. Malam minggu itu, di saat orang tua pada ngajakin anak-anaknya untuk family time di mall. Saya pilih di rumah aja, beli beberapa kertas buffalo atau kertas warna potongan ukuran A4. Saya nyalain laptop dan buka MS.Word. Enggak pake Corel Draw atau Photoshop, bukan karena enggak bisa, tapi karena di laptop enggak ada.

Thank you, Canva you save my life. Lol

Ternyata bikin kartu baca suku kata seperti ini cepet banget. Serius. Bukan karena saya yang canggih ya.. Ya elah, ini cuma pake Ms. Word aja, anak SD mah juga bisa. Tapi, proses bikin sampai ngeprintnya itu bahkan lebih cepet ketimbang seharian browsing segala macam ecommerce untuk beli kartu baca.

Lha terus kemana kamu selama ini… -____-

Oke, setelah diprint dan digunting. Sebenernya bisa dilaminating kalau kalian pengin. Tapi saya enggak serajin itu untuk jalan ke fotocopyan dan minta dilaminating-in. Inget, darah ibu mager dan mau yang cepet aja masih mengalir hangat di tubuh ini. Lagian, udah susah-susah dilaminating tapi enggak dipake, ya sami mawon. *huu… alesan, padahal excuse karena mager aja luu*

Dan gimana efeknya setelah belajar pakai Kartu Baca Suku Kata ini?

Wow. Beneran, ternyata cepet banget yaa.. Ini jauh lebih efektif ketimbang memasangkan per huruf konsonan ke huruf vokal. Atau tahu ‘a-i-u-e-o’ dulu, lanjut ke ‘ba-bi-bu-be-bo’, sampai akhirnya ‘za-zi-zu-ze-zo’.

Ketika saya mengacak kartu dan menyodorkan huruf ‘pu’. Dia akan mengingat pasangannya ‘pa-pi-pu-pe-po’. Trus langsung inget, bahwa itu huruf ‘pu’.

Yasss.. Senangnya hati ibu, ketika perjuangannya membuahkan hasil.

Lama-lama, kalau suku kata ini udah mayan lancar, bisa mulai disisipi huruf mati. Misalnya ‘pak’, ‘sip’, ‘lir’, ‘bal’. Atau kalau udah tingkat tinggi, udah mulai kehuruf ‘ng’, ‘ny’, ‘pra’. Tapi Luna belum sampe situ.

Meski dia udah bisa baca dikit-dikittt banget, dan untuk kata-kata yang simpel. Tapi menurut saya ini kemajuan banget. Yang penting dianya hepi melalui proses belajar baca ini. Yang terpenting, saya juga harus hepi. Karena ngajari anak baca-tulis itu emang beneran menguji kesabaran.

Ini jauh lebih sulit, ketimbang dulu ngajarin dia jalan atau naik sepeda roda dua. Dan lebih sulit ketimbang ngajarin dia berhitung, penjumlahan atau pengurangan. Kalau perkalian dan pembagian, kutak tahu.. belum sampe tahap itu.

Karena saya enggak mau hasil perjuangan bikin kartu baca (yang gampang) ini sia-sia. Saya mau bagi ke kalian aja, untuk langsung bisa diprint, digunting, dan dilaminating (kalo rajin). For Free. Yoyoi.. Gratis. Bayar pakai doa.

Download Free Printables: Kartu Baca Suku Kata

Ohya, kertasnya bebas. Sebaiknya sih, pilih warna kertas kesukaan anak, asal jangan hitam. Plis deh.. nanti hurufnya enggak kelihatan. Dan kalian enggak bakal nemuin ornamen-ornamen atau hiasan di sekitar huruf. Jadi, ketika belajar anak bisa lebih fokus melihat hurufnya bukan mengamati gambarnya.

Tapi, kalau mata kalian terlalu awas untuk lihat bahwa huruf-huruf ini kurang presisi. Ya udah, dimaklumin aja yaa.. Namanya juga cuma pake Ms. Word.

Dan satu lagi, kalau kalian lagi praktekin ngajarin anak baca pake kartu baca ini. Plis-lah, upload dan tag aku yaa.. Kuenggak minta dibayar duit, tapi dimention aja di Instagram. *mamak haus mention* Lol