Review: Klinik Peri Gigi Jogja

review klinik peri gigi jogja

Akhirnya yaa.. Setelah sekian abad, sekian puluh purnama, saya nulis ini juga. Padahal udah jadi pasien di Peri Gigi sejak lama. Keinginan untuk review juga sudah ada sejak dulu. Tapi giliran mau ngreview ada aja alasannya. Yang paling utama sih, fotonya. Review tanpa foto bagai makan bubur ayam diaduk. Enak, tapi estetika keindahannya sirna. #timbuburtidakdiaduk Lol.

Tapi yaudahlah ya.. Di postingan ini kalian akan menemukan foto-foto yang biasa aja. Enggak spektakular ala-ala jepretan mirrorless. Karena tiap kontrol gigi selalu lupa bawa kamera.

Oke, cerita dikit pada mulanya kami kenalan dengan Klinik Peri Gigi.

Suami saya (yang saat itu masih pacar) mendapat orderan untuk ngerjain sistem di Klinik Peri Gigi, yang saat itu masih di daerah Klitren, Jl. Dr. Wahidin, depan Universitas Kristen Duta Wacana. Tempatnya kecil, biasa aja. Enggak glamour apalagi mevvah.

Pekerjaan berjalan lancar. Hubungan berlangsung baik. Hingga sekarang.

Sampai suatu ketika, Luna kecil usia 2 tahun mengeluh mulutnya sakit. Kami bingung mau kemana. Ya sebenernya banyak banget sih, klinik gigi yang ada di Jogja. Tapi yang paling ramah anak, mana yang tahu..

Lalu mendadak inget, Peri Gigi itu kan taglinenya Kids and Aesthetic Dental Clinic. Coba ajalah kesana.

E, ternyata lokasinya udah pindah. Gesernya enggak jauh sih.. Enggak sejauh kantor saya besok (teteup dibahas ceuu). Cuma beberapa ratus meter ke utara doang. Dari Klitren depan UKDW, geser ke Sagan, persisnya di belakang Galeria Mall.

Setelah diperiksa oleh salah satu dokter di sana (FYI, sekian tahun ke sana enggak pernah diperiksa ke ownernya. Lol), ternyata Luna bukan sakit gigi, tapi sariawan besar. Hoalah… Ini pengalaman pertamanya kena sariawan, yang kemudian menjurus ke gejala Flu Singapura.

Baca juga: Mengenal Flu Singapura

Setahun kemudian, saya mau scalling. Gigi udah berasa tebel, minta dibersihkan. Penebalan ada di karang gigi dan jigongnya. Lol. Lagi-lagi, referensi utamanya ya di Klinik Peri Gigi. Balik lagilah kami ke sana.

Selanjutnya, selanjutnya. Saat kesadaran pentingnya merawat gigi anak mulai membuncah. Tiap saya ajak Luna kontrol gigi, SELALU ke Peri Gigi. Segitu sukanya kami sama Peri Gigi, sampai enggak pernah ada niatan nyobain klinik lain.

Tawaran review di blog dari klinik gigi lain, pernah ditolak. Lebih baik ngreview Peri Gigi aja, sekalipun ini bukan sponsored post.

review klinik peri gigi jogja

Semua Petugas Ramah Anak

Ini salah satu alasan kenapa saya enggak pernah berniat coba klinik lain. Bukan karena kenal ownernya. Tapi karena semua petugas di Peri Gigi, ramah anak. Bahkan pianist yang tiap sore selalu mainin piano di lobby, juga rajin senyum ke anak-anak.

Kenal pemiliknya pun tidak memberi keuntungan lebih, karena tiap kontrol belum tentu bisa ketemuan. Toh yang menemui sehari-hari, ya para petugas ini.

Jadi, keramahan petugas-petugas ini yang paling bisa bikin Luna betah banget tiap kontrol di Peri Gigi.

Kalau anak sudah betah, enggak tegalah saya coba-coba ke klinik lain. Penyesuaian lagi.. Repot amat.

review klinik peri gigi jogja

Dokter Gigi Spesialis Anak

Saya baru tahu ada dokter gigi yang spesialis anak (Sp.KGA). Dokter gigi aja kan udah spesialis ya, ini makin spesifik lagi, spesialis gigi anak.

Semua dokter gigi di Peri Gigi, semuanya ramah anak. SEMUANYA, meskipun beberapa bukan spesialis gigi anak.

Tapi, setelah tahu bahwa drg. Liza ini spesialis gigi anak. Tiap kontrol SELALU nyarinya dokter Liza. Mau antrinya panjanglah, enggak papa. Yang penting ketemu beliau.

Karena drg. Liza enggak pernah judging. Bagian ini yang paling bahagia banget. Banyak dokter-dokter yang hobinya judging atau nyalah-nyalahin orang tua si anak. Iya sih, tahu salah karena sebelumnya kurang care tentang kesehatan gigi anak. Tapi sudah cukuplah, enggak perlu disalah-salahin amat.

Dengan memberi wejangan do and dont’s aja itu sudah cukup untuk membuat saya jera dan lebih aware lagi.

review klinik peri gigi jogja

Fasilitas Ramah Anak

Karena namanya juga Dental Kids yaa.. Jelas interiornya juga menyesuaikan. Warna hijau emang dominan, tapi yang paling disukai Luna adalah… Tiap diperiksa bisa sambil nonton kartun favoritnya.

Layar di atas kursi periksa bisa disetel mau muter film apa. Sofia The First, Frozen, Upin Ipin, Mickey Mouse, Pooh, apapun. Ampuh untuk membuat perhatian anak sedikit teralihkan. Nonton film, sambil buka mulut. Tau-tau udah kelar.

Horee..

Yang lain lagi, toys corner yang sebenernya mainannya itu-itu aja. Tapi kok ya anak enggak bosen-bosen juga. Mungkin karena enggak tiap hari ke sana sih..

Tapi, alangkah lebih baiknya kalau koleksi di toys corner ini mulai diperbaharui. Bukunya ditambah lagi, puzzle yang enggak utuh diganti yang baru, dan enggak cuma balok kayu atau lego aja.

Enggak harus selengkap Kidzoona. Tapi sedikit diperbaharui, pasti bikin anak makin betah lagi.

Dan.. fasilitas terakhir yang jadi favorit anak adalah.. FREE ICE CREAM.

Anak mana sih yang enggak suka es krim? Udah dikasih tahu dokter sih, kalau abis ditambal, baru boleh makan setelah 1 jam. Tapi tetap aja ngrengek untuk ambil free es krimnya. Jadilah pilih es krim cup, yang pasti meleleh dalam perjalanan pulang. Dan harus dimasukin freezer dulu, biar beku lagi.

Kalau orang tua atau penunggunya, harus bayar sendiri. Ada roti, teh botol, dan pizza. Uwow! Pizzanya sih, kerja sama dengan ruko sebelahnya yaa..

Baca juga: Melatih Anak Berani Periksa Gigi

Saking sukanya dengan Peri Gigi, tiap ditanya orang referensi klinik gigi yang bagus apa. Saya selalu jawab: KLINIK PERI GIGI di Sagan.

Sekali lagi, bukan karena suami saya pernah ngerjain sistem di sana. Atau karena itu kemudian kami jadi kenal dengan sepasang suami-istri ownernya. Karena mereka pun enggak pernah promoin secara langsung dan gencar klinik giginya. Dan selama saya periksa di sana, enggak pernah dapet rate khusus. Semuanya sama aja. Tahu karena pernah compare dengan nota punya temen.

Kami udah jadi pasien di sana selama beberapa tahun, dan enggak berniat nyobain klinik lain. Udah sobs banget sama CSnya. Dan Luna sudah feel so homey, begitu masuk langsung jalan ke atas menuju toys corner di sebelah ruang periksa.

Kalau experience-nya sudah semenyenangkan ini. Faktor XYZ lainnya, udahlah.. bhayy aja. Lol

 

Kalian, sudah kontrol gigi rutin belum?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *