Luna’s Perform Weeks

luna's perform weeks

Dua minggu terakhir ini, aktivitas saya lagi sering-seringnya nganterin Luna pentas. Enggak banyak sebenernya, tapi untuk waktu yang berdekatan. Belum anter-jemput latihannya juga, bikin lumayan sibuk jadi macan ternak.

Dari tempat lesnya, perform 2 kali. Di Lippo Mall dan Kids Fest di JEC. Dance dan nyanyi. Dari sekolahnya, perform 1 kali. Di Malioboro Mall. Nyanyi dan Angklung.

Saat anak pentas gini, rasanya seneng banget. Ya ampun! Anakku bakal tampil di depan umum, ditonton banyak orang! Lalu buru-buru maju ke depan panggung. Angkat hape untuk mengabadikan momen berharganya. Karena anak pentas itu sangat membanggakan.

Mau ada hujan deras sekalipun, atau jadwal pentasnya tabrakan sama jam kerja. Bhay… Kid always be the first.

Ninggalin kantor untuk anter-jemput anak latihan. Dan hari Jumat kemarin, sengaja buru-buru nyelesaiin pekerjaan, dan geser jadwal meeting sama tim. Supaya bisa pulang lebih awal karena mau nyusul anak di mall. Hujan deres saat itu. Tapi berkat Ovo, jadi bisa cuma bayar Grabcar 1 rupiah. Padahal lokasinya mayan jauh.

Besoknya diulang lagi, tapi udah tarif normal. Hahaha…

Anaknya udah semangat mau tampil, harus didukung sama semangat orangtuanya yang nungguin dan nonton penampilannya. Walaupun yaa.. ternyata Luna beda banget antara latihan dan perform.

Saat latihan di rumah, dia bisa nunjukin gerak dan lagunya dengan full energy. Senyumnya merekah. Suaranya lantang. Gerakannya mantap. Giliran udah di depan panggung, ternyata langsung diserang virus grogi. Senyumnya malu-malu. Malah masih mending senyum, seringnya malah berwajah lempeng tegang. Suaranya pelan, sekalipun mic udah dideketin ke mulutnya. Dan gerakannya ragu-ragu.

Jadi, kalau di sosmed saya selalu upload Luna yang perform tampak penuh percaya diri. Aslinya, keliatan grogi dan malu-malunya. Dan jauhhh.. lebih full energy saat latihan, ketimbang di panggung.

Suka gemes deh.. Di mobil, perjalanan pulang latihan, dia bisa nyanyi dan dance dengan mantap. Di rumah, dia tunjukin hasil latihannya dengan sangat bersemangat. Giliran udah waktunya tampil di depan, langsung mbleret. Kayak kompor yang gasnya udah hampir habis.

luna's perform weeks

Tapi, kalau diinget-inget jaman masih kecil dulu. Uwow! Ini sudah sangat amat kemajuan sekali.

Kalian pembaca lawas blog ini pasti sudah tahu, kalau saya ini #TeamDaycare. Sejak usia 8 bulan, Luna sudah di daycare sampai usianya 4,5 tahun. Di daycare itu, ada beragam kegiatan, internal dan eksternal. Dan misal untuk kegiatan semacam parenting pun.. anak-anak diminta untuk tampil di depan orang tuanya. Nyanyilah, narilah, atau untuk anak yang gedean dikit, mereka main akustikan.

Tapiii.. Luna selalu nangis dan lari meluk ibunya tiap giliran kelasnya tampil. Temen-temennya udah pada rapi baris siap-siap naik panggung, dia pegang tangan ibunda erat-erat kayak mau dilepas ke hutan Wanagama. Temen-temennya maju ke depan, dianya mbleret di pangkuan ibunda.

Sampai tahun terakhir di daycare itu, terhitung cuma 2 kali dia berhasil tampil mandiri tanpa mbok-mboken.

Bahkan, ya Tuhan! Sudah pindah sekolah ke TK pun.. Saat tampil drumband pertama kalinya. Dia langsung mbleret saat mau maju ke panggung. Lari balik badan nyari jalan keluar menuju ibunda tercinta.

Jadi, gimana enggak bangga dan norak akutu.. Kalau liat Luna tampil di depan umum. Langsung bom IG stories, IG feed, dan Whatsapp stories dengan video-videonya. Biarin! Anak sendiri juga. Lol

Mengingat-ingat perubahan tingkat kepedean Luna ini tu enggak cepet atau singkat. Ada anak kecil yang enggak punya rasa malu sama sekali. Mau tampil di depan 1000 orang sekalipun, tingkat pedenya selalu full speed. Tapi Luna beda.

Dan menuju kepedean yang full speed seperti anak-anak lain, jelas butuh waktu. Dia berani tampil tanpa tiba-tiba lari ke pelukan ibunda aja udah patut diapresiasi.

Anak-anak yang seperti Luna ini saya yakin ada banyak. Salaman sama orang lain aja takut, apalagi ditanya nama jawabnya malu-malu. Gemes banget ya pasti rasanya. Geregetan. Kenapa sih, kamu beda sama anak-anak lain. Ayo dong berani. Ayo dong yang sopan kalau ditanya orang itu dijawab. Dll.

Tenang ibu.. Kamu tak sendirian.

Sampai detik ini, Luna kadang juga masih seperti itu. Padahal di rumah jagoan gang. Giliran harus tampil di tempat umum, atau berinteraksi dengan orang baru, langsung sembunyi di bawah kaki ibunya.

Ya sudah, gak papa ibu.. Mereka bukan anak pemalu. Yuk, stop labelling mereka dengan sebutan pemalu.

Mereka ini anak-anak observer. Mereka butuh waktu untuk mengamati dan beradaptasi dengan sekitar. Meskipun waktu yang dibutuhkan agak lama dan sering bikin kita gemes. Tapi anak-anak observer ini adalah anak-anak yang penuh rasa hati-hati dan perhitungan dalam melangkah. Enggak gedabrusan atau grusah-grusuh ketika mengambil keputusan.

Jadi, jadi.. yuk. Kita dukung mereka untuk mau tampil di depan umum. Keberaniannya perform itu pelan-pelan jelas akan melatih kepedeannya. Tapi kalau masih malu dan takut, ya udah gak papa. Semua butuh proses.

Yang penting kita selalu memberi support, enggak cuma material aja. Justru yang lebih penting itu support waktu dan tenaga. Aturlah kerjaannya.. Because kids always be the first.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *