Minimalist Habits yang Patut Dicoba

Kebiasaan Seorang Minimalist yang Patut Dicoba

Gaya hidup minimalis sebenarnya tidak ada pakemnya. Tidak ada aturan harus punya berapa pasang sepatu, berapa buah baju, atau punya wardrobe warna tertentu. Kebutuhan dan preferensi tiap orang berbeda-beda. Jadi, kita sendiri yang bisa menentukan standarnya.

Namun, buat kalian yang baru pertama kali pengin mencoba gaya hidup ini, ada sedikit kebiasaan yang bisa dicoba. Menurut saya, ini adalah kebiasaan yang lazim bahkan wajib dilakukan seorang minimalis. Seberapa sedikit pun barang yang kita punya atau tone warna dekorasi rumah kita, kita pasti akan melakukan hal ini.

[su_highlight background=”#f7d2ee” color=”#e20671″]1. Budgeting[/su_highlight]

Budgeting akan membantu kita spending money on track. Enggak semuanya bisa kita beli dalam sekali waktu. Bahkan, se-YOLO kita, tetep harus mikirin masa depan. Itulah kenapa perlu banget budgeting.

Budgeting itu sesederhana balancing income dengan outcome. Lalu, menyeimbangkan kebutuhan present dengan future. Makanya, kalo udah ngomongin budgeting pasti kita bakal jadi aware dengan menabung. Nabung untuk beli kebutuhan tertentu, untuk biaya pendidikan anak, untuk pensiun, dll.

[su_highlight background=”#f7d2ee” color=”#e20671″]2. Think before buy something[/su_highlight]

Berawal dari budgeting tadi, itu bakal ngerem kita untuk enggak impulsive buying. Makanya kita jadi selalu think before buy something. Kenapa? Karena dengan menyusun budget, kita bakal mengatur pengeluaran supaya enggak overbudget.. Nah, enggak jadi impulsive deh tuh..

Kita akan selalu mikir, beneran butuh enggak ya? Kalau aku enggak beli apakah hidupku akan kacau? Apakah barang ini tidak bisa tergantikan dengan barang lain yang udah ada?

[su_highlight background=”#f7d2ee” color=”#e20671″]3. Buy quality not quantity[/su_highlight]

Ketika kita sudah memutuskan untuk membeli sesuatu, kita juga akan lebih mementingkan quality not quantity. Pernah enggak beli sesuatu dengan alasan cute, tapi abis itu baru sebulan cepet rusak. Atau beli sesuatu yang penting murah, tapi sampai di rumah ternyata ringkih.

Nah, seorang minimalist tidak melakukan itu. Jadi, stop nyinyirin seorang minimalist, “Barang-barangnya mahal semua, apanya yang minimalist tuh!”

Padahal ya, dengan membeli barang berkualitas, kita akan lebih bisa mengirit pengeluaran loh. Enggak ada budget maintenance yang lebih atau sedikit-sedikit belanja lagi karena cepet rusak.

[su_highlight background=”#f7d2ee” color=”#e20671″]4. Make shopping list[/su_highlight]

Setiap akan berbelanja, even itu grocery shopping, seorang minimalist akan selalu membuat shopping list-nya. List itu akan membantu kita untuk keep on track. Enggak impulsive buying dan beli barang yang kualitasnya bagus.

Itulah kenapa muncul “meals plan” supaya membantu seorang minimalis berbelanja tiap minggunya. Waktunya akan lebih hemat dan uangnya on budget.

Saya sendiri juga punya kebiasaan bikin wishlist barang-barang yang pengin dibeli. Saya share wishlist itu selalu ke suami supaya lebih semangat ngumpulin cuannya. Lalu, wishlist itu saya urutkan dari yang ter-urgent untuk dibeli. Meski pada akhirnya, urutan ini berubah-ubah sesuai situasi atau ada juga yang dicoret. Dan itu enggak pa-pa.

[su_highlight background=”#f7d2ee” color=”#e20671″]5. Choose multifunction things[/su_highlight]

Ketimbang membeli barang banyak dan macem-macem yang menuh-menuhin rumah, mungkin kita bisa mempertimbangkan untuk membeli barang multifungsi. Misalnya, rice cooker yang bisa sekaligus dipakai slow cooking, masak bubur dan bikin sup. Atau ada juga blender yang bisa dipake untuk juicer atau chopper. Selain itu, ada juga microwave oven yang bisa dipakai untuk memanggang ataupun memanaskan makanan.

Semua barang-barang multifungsi tersebut bisa kita pertimbangkan asalkan kita bisa memastikan bahwa setiap fungsinya akan kita gunakan dan bermanfaat. Sama aja kan, beli rice cooker canggih, tapi kita butuhnya cuma buat masak nasi doang. Mending beli rice cooker biasa ajalah kalo gitu.

Anyway, saya sekarang berhenti membeli maskara dan eyeliner secara terpisah. Ada satu merek dari Madame Gie yang menjual maskara dan eyeliner jadi satu. Ringkes banget! Enggak menuh-menuhin rak make up. Toh, saya bukan beauty blogger yang harus review dan dandan terus kan..

[su_highlight background=”#f7d2ee” color=”#e20671″]6. Reuse repurpose resell[/su_highlight]

Selain tentang buying something, ada hal lain yang juga selalu dilakukan oleh seorang minimalis, yaitu reuse, repurpose, resell. Dari barang yang sudah ada, apakah bisa diolah lagi menjadi barang lain yang bermanfaat. Misalnya, kaleng susu disulap jadi pot cantik atau wadah barang-barang pakan makanan pet.

Kalau misal kita enggak mengolahnya lagi, at least bisa dikumpulkan untuk nantinya dijual ke bank sampah. Yang dibutuhkan cuma kekonsistenan kita untuk mengumpulkan, bukan asal membuangnya ke tempat sampah. Lalu, tengok lagi gudang atau lemari kita. Siapa tahu ada baju, sepatu, atau stuff yang bisa dijual lagi.

Ketika suatu barang tidak kita gunakan, bukan berarti barang tersebut tidak berguna. Siapa tahu jauh lebih bermanfaat ketika di tangan orang lain.

[su_highlight background=”#f7d2ee” color=”#e20671″]7. Decluttering stuff[/su_highlight]

Nah, berhubungan sama menjual lagi barang-barang, seorang minimalis juga pasti rajin decluttering isi rumahnya. Setiap ruangan enggak luput dibereskan. Dari lemari kamar, akan dicek mana aja baju, tas, sepatu, atau jaket yang akan disimpan, didonasikan, atau dijual.

Termasuk juga barang-barang koleksi yang berhubungan sama hobi kita. Seperti saya yang suka baca, bukan berarti isi rumah saya penuh buku juga. Saya akan menyortir buku secara berkala. Sebagian didonasikan ke rumah baca, sebagian lagi di-preloved.

Yang partut diingat dari decluttering adalah bukan untuk “membuang” dan menggantinya dengan barang baru. Balik lagi ke self control. Kalau kita “menyingkirkannya” artinya kan sudah tidak membutuhkannya. Jadi, ngapain beli barang baru lagi?

[su_highlight background=”#f7d2ee” color=”#e20671″]8. Digital declutter[/su_highlight]

Bukan cuma stuff aja yang perlu di-declutter, tapi juga isi handphone dan laptop. Untuk satu objek aja kita bisa motret banyak. Video enggak penting yang mungkin enggak sengaja kepencet atau durasinya terlalu pendek. Buat apa disimpan untuk menuh-menuhin memory Icloud.

Selain foto dan video yang paling banyak menyita memory. Ada juga aplikasi yang mungkin enggak pernah kita pakai. Mungkin dulu kita download untuk keperluan sesaat, lalu didiemkan enggak pernah dibuka selama berbulan-bulan. Bisa jadi ini waktunya kita untuk menghapusnya.

Ohya, sampai sekarang saya langganan Icloud cuma yang 50 GB aja dan tidak berniat untuk nambah. Sayanglah uangnya dipake untuk nyimpen foto, video yang sebenernya bisa kita pindahkan ke laptop. Atau download macem-macem aplikasi yang kepakenya cuma sekali aja.

[su_highlight background=”#f7d2ee” color=”#e20671″]9. Put things back in their places[/su_highlight]

Kalau sudah decluttering isi rumah, rasanya lihat rumah sudah rapi dan menyenangkan ya.. Semua tertata apik di wadahnya masing-masing. Tapi, sama aja bohong kalau besoknya kita asal naruh barang sembarangan di atas nakas, meja, atau drawer. Kunci yang sebenernya ada wadahnya, karena buru-buru asal diletakkan di atas drawer.

Bukan cuma bikin rumah jadi berantakan lagi, tapi ujung-ujungnya kita bakal kesulitan nyari barangnya ketika dibutuhkan. Permukaan bukan tempat menyimpan barang. Jadi, letakkan kembali semua barang yang abis dipakai, ke tempatnya.

[su_highlight background=”#f7d2ee” color=”#e20671″]10. Dare to say “no”[/su_highlight]

Terakhir nih, seorang minimalis harus berani untuk bilang “tidak” pada tawaran-tawaran yang tidak sesuai dengan value-nya. Kalau ditawarin barang-barang yang enggak akan kita pakai, ngapain diiyakan. Contohnya deh, macem-macem jenis investasi bukan harus diikutin semua kan.. Tidak semua barang jualan temen-temen juga harus kita beli. Kalau memang sebenarnya kita enggak pakai, enggak cocok, ya buat apa dipaksain beli.

Kalau diajak jalan nongkrong di cafe, padahal waktu kita berharga untuk quality time sama keluarga atau malah me time yang bener-bener sendirian, bukan ngobrol sama teman. Memiliki gaya hidup minimalis itu bukan cuma barang-barangnya lebih sedikit, tetapi waktu 24 jam sehari ini bisa dipergunakan dengan lebih maksimal. Bukan memaksakan diri meladeni teman yang mungkin kita enggak cocok atau scrolling sosial media tanpa batas.

 

Saya juga lagi belajar untuk memiliki habit semua itu, kok.. Rasanya jadi lebih mindful dan hidup lebih ringan. Karena fokus kita bukan ke apa kata dunia, tetapi ke diri kita sendiri.

One thought on “Minimalist Habits yang Patut Dicoba

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *