In My Control

In My Control

Dulu, saya pernah kesel sama postingan seorang public figure. Menurut saya, postingannya toxic positivity yang tidak mencerminkan personal branding yang dia bangun. Lalu, saya memilih untuk unfollow akunnya dan berpikir bahwa hidup saya tenang.

Beberapa bulan kemudian, saya kembali follow dia dengan pikiran yang sudah berubah. Yang menurut saya toxic positivity,ternyata saya sendiri yang beranggapan begitu. Saya yang membangun pikiran itu. Pokoknya hal positif yang enggak cocok akan saya labeli toxic positivity.

Setelah itu, saya mengirim DM ke orang tersebut. Minta maaf karena pernah berpikiran demikian. Padahal kenal aja (waktu itu) belum. Bahkan, mungkin hilang satu follower enggak penting ini juga mungkin dia enggak sadar. Tapi setelah itu malah jadi kenal baik dan bisa saling bertukar pikiran dengan santai.

Ternyata, banyak hal di sekitar kita yang tidak bisa diubah. Postingan orang, cara pikir orang, pilihan mereka, apa yang mereka kirim ke kita, apa yang mereka rasakan, apa prinsip hidup mereka, bagaimana cara mereka menghabiskan uang dan waktunya. Waktu, aging, cuaca, dantraffic yang kadang bikin sensi juga enggak bisa kita kontrol.

Tapi ada satu yang bisa kita kontrol, yaitu cara kita menanggapi semuanya itu. Dan itu lebih bisa bikin hati tenang, no baperan. Tidak menganggap bahwa setiap komentar orang adalah doa buruk. We are what we think. Kalau kita mikir reaksi orang terhadap kita adalah doa negatif, ya itu yang akan terjadi.

Dan enggak dikit2 melabeli toxic positivity hanya karena sikap positif orang lain menganggu kita. Jangan-jangan kita sendiri yang sebenernya denial dan toxic untuk diri kita sendiri.

Happy new year!

Punya resolusi apa di tahun ini?

One thought on “In My Control

  1. Halo.. lagi browsing2 tentang Charlotte Mason saya malah terdampar di blog mbak ini. 🙂 setuju dengan tulisan mbak ini. Yg bisa kita kendalikan adalah respon kita 🙂

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *