Belajar Food Photography Bersama Ika Koentjoro

Belajar Food Photography Bersama Ika Koentjoro

Ika Koentjoro, sosok perempuan aktif yang saya kenal dari Komunitas Emak Blogger. Saya baru mengenalnya 1 tahun yang lalu, saat pertama kali kami bertemu di Sharing Ilmu di Gendhis Bag, Januari 2015. Selanjutnya saat kantor saya mengundang blogger untuk datang di acara workshop menulis bersama Dee Lestari, Mak Ika salah satu pesertanya. Juga saat talkshow bersama Andrea Hirata, Mak Ika juga salah satu peserta yang hadir di sana.

Lama saya mengenal sosok Mak Ika, ternyata ibu dua anak ini adalah seorang yang mencintai dunia fotografi, terutama fotografi makanan. Hasil jepretannya selalu mengundang selera, dan bikin keder karena hasil jepretan sendiri enggak sebagus dia. Hahaha..

Makanya saat Arisan Ilmu bulan Desember 2015 lalu, Mak Ika mengisi dengan temanya Food Photography dengan kamera ponsel, dengan semangat 45 saya ikutan. Menembus hujan deras dan bermacet-macet ria di jalan. Demi sharing ilmu-nya yang kalau saya belajar dari orang lain, pasti bayarannya berkali-kali lipat.

Lalu hasilnya saya jadi jago motret kah? Hahaha.. Beluumm.. Saya mah masih jauh sama Mak Ika. Masih perlu belajar lagi. Tapi at least, jadi tahu tentang hal-hal teknis yang diperlukan untuk motret makanan, juga memaksimalkan kamera ponsel untuk jepret hasil masakan.

Penasaran sama kegemarannya ini, saya melanjutkan tanya-tanya lagi japri langsung ke Mak Ika, via whatsapp. Read more

Sakit di Depan Anak

Sakit di Depan Anak

Warning, postingan ini bakal banyakan curhatnya. Kalian mungkin enggak bakal dapat pengetahuan apa-apa, selain cerita kekonyolan saya.

Jadi, minggu ini adalah minggu apes dan ketidakbersahabatan saya dengan kendaraan bermotor. Setelah hari minggu, nyetir mobil sendiri bareng Luna, mau ke Alive Fusion Dining, acara Arisan Ilmu KEB, tiba-tiba mobil mogok di jalan karena overheat.

Lalu hari Kamis, mau berangkat kerja pake motor, dianter suami, dan ban luarnya sobek. Seharusnya ban diganti tapi karna itu bengkel kecil jadi enggak punya stok ban. Mau nyari di bengkel lain, masih pada tutup.

Dan hari Senin sorenya, saya kecelakaan. *zoom in, zoom out ala reality show*

Read more

Hidup Itu Tentang Memberi Arti

hidup-itu-tentang-memberi-arti
“Mbak Noni, mau tanya-tanya tentang parenting dong. Bisa kan? Kantorku mau bikin seminar parenting nih..”

“Noni, sharing dong, gimana biar produksi ASI banyak meskipun ditinggal kerja?”

“Saya rajin baca blognya Bu Noni lho.. Silent reader. Kalau urusan teknik parenting, ah saya yakin Bu Noni pinter.”

“Aku tu pembaca blogmu. Karena parentingnya praktik langsung dan enggak idealis-idealis gitu. Jadi pas sama kenyataan.”

 

Ahh sekalipun hanya percakapan biasa, atau saling bertukar message sederhana. Itu sudah mampu membuat hati saya bahagia. Senang ketika apa yang sudah saya tulis dan bagi itu bisa menginspirasi orang-orang. Padahal sebelumnya, siapa sangka Noni yang anaknya slengean, berantakan, enggak telaten, enggak sabaran, ternyata bisa juga nulis bertemakan parenting.

Yah, anak itu mengubah segala. Dan karena anak saya belajar sabar dan lebih kreatif. Serta kembali menulis, kembali ngeblog, kembali berbagi. Berusaha untuk menginspirasi. Read more

#SimplyCooking: Resep Mommade Cookies

Resep Mommade Cookies

Helloss… Its me, Nadia again! Guestpost tetap tiap Selasa di blog Ibuknya Luna. Hohoho…

Tapi kali ini Selasa Sehat non-smoothie ya.. Sengaja pake hestek #SimplyCooking, hestek yang biasa dipake si empunya blog ini tiap posting foto-foto masakannya di Instagram. :)))))))

Jadi, tahun 2016, saya mencanangkan akan ikut kelas untuk melatih life skill. Minimal satu kelas dalam satu bulan. Alhamdulillah, tengah Januari saya berkesempatan ikut kelas membuat cookies lewat workshop #LearnmeLoveme yang diselenggarakan @eatme.loveme sebuah cake artistan yang lagi naik daun di Jogja.

Saya adalah penggemar berat cookies! Berat berat berat! Dulu saya bisa beli Goodtime (eits, sebut merek buat contoh gapapa ya :p) hampir setiap hari. Standard saya ya itu, cookies pabrik. Nggak ada yang salah dengan itu, terjamin higienis kok tulisannya. Hanya aja, setelah saya coba rasa cookies rumahan yang baru selesai dipanggang. Rasanya seperti surga, and I won’t go back.

Saya jadi punya cita-cita baru, kalau anak-anak saya kelak, akan lebih sering dibekali makanan dan kue yang dibuat sendiri sama ibunya. Sesekali boleh jajan, tapi mereka sudah punya standard tinggi, kalo buatan ibu mereka di rumah lebih surgawi. Hihi… Aamiin aamiin. *calon suami mana calon suami*

Dan ternyata bikin cookies itu gampang pake bangettt. *Oh My God, kemana aja, Nadddd* Read more

Prosedur Klaim Kacamata dengan BPJS

Prosedur Klaim Kacamata dengan BPJS

Satu minggu yang lalu, saya pamer di sosmed kalau kacamata saya baru. Yahh… maklum lah, udah lama enggak ganti kacamata. Makanya begitu punya kacamata baru langsung norak.

Kacamata itu hasil perburuan dari BPJS. Per tahun ini, kantor saya full pake BPJS sebagai asuransi kesehatannya, terutama untuk rawat inap dan biaya melahirkan. Kalau rawat jalan masih bisa klaim biasa tanpa prosedur harus ke faskes 1. Tapi kalau kacamata dan melahirkan, diutamakan pake BPJS dulu, tar kelebihannya baru klaim ke kantor.

Jadi, setelah tahu berapa plafon saya untuk klaim kacamata ke kantor, segera saya kumpulin niat untuk memproses semuanya mulai dari dokter faskes 1.

Awalnya, ngiranya pasti ribet. Tapi, kalau kita ikutin prosedurnya dengan benar, semuanya lancar. Tapi emang butuh kesabaran dan keniatan untuk kesana-kemari.

Read more

Menciptakan Peluang bersama Tokopedia

tokopedia roadshow jogja

Hari Sabtu kemarin (31 Oktober), saya dan temen-temen KEB kloter Jogja memenuhi undangan Tokopedia Roadshow di Hotel Santika. Awalnya udah heboh di grup; pake dress code apa, dateng jam berapa, jangan lupa bawa kartu nama, tag-in tempat karena agak terlambat, dan macem-macem.

Kenyataannya, acara Tokopedia Roadshow ini ruame buangett. Semua kehebohan yang direncanakan di grup bubar jalan. Mana Santika Hotel Jogja ini parkirannya agak kecil. Ada kalik 15 menit digantungin sama petugas hotel. Hingga akhirnya saya memilih parkir di luar hotel.

Saking ramenya, niat wefie sama mereka kandas. Masih beruntung temen-temen lain ada yang bisa saling ketemu. Lah saya, cuma ketemu sama Mak Diba yang langsung menggeret saya ke meja presensi abjad N. Trus sliweran say hi sama Mak Ima. Udah gitu aja. Mata saya cari temen-temen KEB lain yang pake dress code toska. Tapi enggak nemu. Karena yang pake toska juga banyak. T___T

Dan apesnya, saya enggak dapet kursi. Alamat bakal berdiri 2 jam inih. Mana pake high heels pula. Untungnya panitia insiatif untuk meminta yang muda-muda duduk lesehan di bawah. Trus saya yang merasa muda (karena nggak bawa anak dan di tengah kerumunan mahasiswa), pilihduduk bawah rame-rame. Depan sendiri deket panggung pula.

Keapesan saya ternyata masih mendingan. Karena adabeberapa temen lain yang telat dateng, bener-bener enggak boleh masuk karena tempat udah penuh. *puk-puk virtual*

Semoga ceritaku ini nanti tetep bisa nambah ilmu kalian ya… *muahhh* Read more

Tipe Pengendara di Indonesia

traffic light
[sumber foto]
Tiap kali berkendara, saya selalu berdoa, “Jauhkanlah kami dari pelanggar lalu lintas.” Mungkin kita udah tertib berkendara, tapi pengendara lain yang asal itu bisa aja mencelakakan kita. Duh, serem!

Padahal ya, semua rambu-rambu lalu lintas yang dibuat sama Polisi itu pasti ada tujuannya. Kenapa di perempatan ini, belok kiri harus ikutin traffic light. Kenapa di jalan itu, garisnya lurus dobel. Kenapa razia polisi pun sekarang sudah masuk ke jalan kampung.

Polisi itu kerjanya enggak cuma nangkepin pelanggar lalin trus kita sering umpatin “Polisinya cari-cari duit ituu..” Yah kalo emang enggak mau ditangkep polisi ya taatlah sama rambu-rambu.

Read more

Tentang Kesetiaan

tentang kesetiaan

Kriteria calon suami-mu apa? Setia dan pekerja keras.

Kriteria calon karyawan perusahaan-mu apa? Setia, tekun bekerja, dan jujur.

Betapa kata “setia” itu jadi kriteria pertama yang dicari orang-orang. Semakin banyak orang yang abai pada makna “kesetiaan”, maka semakin banyak pula orang-orang mencari sosok yang “setia”. Dan betapa banyak kehidupan yang kacau ketika kata “setia” itu dikhianati.

Setia pada pasangan, setia pada pekerjaan, setia pada proses pembelajaran, setia pada tugas dan tanggung jawab yang diberikan, setia pada masalah kecil, setia pada segala macam halang rintangan hidup. Dan masih banyak lagi hal-hal yang membutuhkan kesetiaan.

Sepasang suami-istri akan langgeng dan bahagia, ketika masing-masing bisa menjaga komitmen dan kesetiaannya. Sebuah karyawan akan bekerja sepenuh hati, lalu naik gaji, dapat bonus yang berlimpah, ketika dia setia pada pekerjaan dan segala tantangannya. Seorang pengendara mobil atau motor akan selamat sampai di rumah, ketika dia setia melewati semua jalanan dengan segala kemacetannya dan setia mematuhi semua rambu-rambunya. Seorang anak akan tumbuh besar, dewasa, dan sukses, karena ada sepasang orangtua yang selalu setia mengingatkannya.

Read more

Memaksimalkan HP untuk Ngeblog

wpid-photogrid_1443365761003.jpg
credit foto

Sejujurnya, saya ngeblog sudah lama. Persisnya, sejak Friendster dan Multiply masih booming. Lalu setelah dua sosmed terkenal itu tutup, hijrahlah ke Blogspot. Sampe akhirnya kena racun untuk bikin domain sendiri. Biar kelihatan keren gituu.. Nonirosliyani dot com. Trus alamat emailnya juga bukan et gmail atau et yahoo, tapi et nonirosliyani dot com. Wuiii…

Apalah arti blog kalau jarang diisi. Perpanjangan domain tiap tahun, tapi ngisi tulisan sebulan sekali. Dasar #horangkaya

Trus suatu saat, iseng gabung komunitas blogger. Dan baru tau, kalau dunia blogger itu sibuk dan prestigius banget. Asik ya ternyata. Duduk santai, nulis satu-dua postingan, rekening lancar. Foto-foto pake brand tertentu, nongkrong di tempat asik, klik post ke sosmed. Kelihatan gaul dan keren, aslinya semua diendorse dan dapatnya gratis!

Aduhh.. Nyesel enggak nekunin dunia blog dari jaman dulu. Enggak papa-lah, ketimbang nggak sama sekali. Belum terlambat buat saya untuk jadi blogger emak gaoel 2016. *karena 2015 berakhir sebentar lagi, jadi targetnya dipanjangin* :))) Read more

Generasi Sok Tahu

generasi sok tahu

Temen laki-laki saya dulu pernah bilang gini, “Perempuan tu paling males baca manual book.”

Maksudnya?

“Iya, tiap pegang alat elektronik baru, langsung asal colok, asal pencet, tanpa baca manual booknya dulu.”

Eh emang iya??

Lalu setahun kemudian setelah saya menikah, baru berasa disadarkan sama percakapan dengan suami.

Ketika mesin cuci baru dateng, langsung saya sok-sokan pencet sana, colok sini. Setelah suami bilang, “Enggak usah sok tahu, ketimbang kenapa-napa. Mending manual booknya dibaca dulu.”

Atau ketika vacuum cleaner baru dibeli, suami langsung lancar makenya, dan saya tanya, “Kok tau yang ini buat itu?” Dan dia pun jawab, “Kan ada di manual booknya.”

Oke fine. Statement temen saya itu bener. At least buat saya. Tidak digeneralisir ke semua perempuan.

Trus itu jadi excuse? Permakluman? Heh! *minta digetok gagang vacuum cleaner*

Kalo temen dan suami saya itu sebel sama saya yang sok tahu padahal enggak baca manual book-nya dulu. Kali ini saya yang suka sebel sama orang-orang yang asal komen tanpa baca tulisannya dulu. Asal sebar tanpa baca beritanya. Asal menyimpulkan padahal cuma baca judulnya. Asal protes dan ikutan petisi tanpa tahu detil masalahnya. Asal bikin status judgement padahal cuma lihat satu sisi. Dan juga… asal komplain padahal semua sudah ditulis jelas di emailnya.

-________-

Persamaannya apa sama saya tadi? Sama-sama sok tahu! Read more