Akhir tahun kemarin adalah libur natal saya terpanjang. Sudah berencana staycation ke Solo, tapi voucher hotel ternyata sudah expired 2 hari sebelumnya. Dan untuk meredam rasa kecewa karena enggak teliti baca, saya ngotot ngajak liburan ke luar kota, yang jauh sekalian.
Dieng adalah tujuannya. Sudah sejak pertengahan tahun 2016 saya memendam rasa pengin ke sana, akhirnya kesampaian juga di penghujung tahun 2016. Read more
Ada yang masih inget enggak, curhat tentang saya yang butuh banget staycation. Kerjaan di kantor lagi penat-penatnya dan deadline yang kalau diturutin tidak ada akhirnya. Pengin liburaann… tapi enggak usah jauh-jauh. Jogja tetap bisa menghibur kok. Asal dinikmati dari sisi yang berbeda.
Alam semesta benar-benar mendukung. Rejeki itu datang dari Pesona Jogja Homestay, yang mengundang saya untuk menikmati me time semalam. Sambil wedangan cantik dengan teman-teman blogger dan dimanjakan oleh segala fasilitas di dalamnya. Read more
“Sayank, kita liburan ke Bali dong..”
“Besok ya, tahun depan.”
Setahun kemudian, kami enggak kemana-mana. Dan pertanyaan yang sama terulang lagi.
“Sayank, kita liburan ke Bali yuk..”
“Hhmm..,” responnya datar sambil tetap menatap layar ponselnya. Membaca… entahlah.
“Aku mintanya kan Bali, enggak ke Singapore apalagi Korea, buat nemuin sayangku yang satunya, Lee Jong-suk.”
“Iya, tahun depan ya. Siapa tahu di Bali kamu ketemu sama sayangmu siapa itu namanya? Lee Kuan-Yew?”
Sepertinya dia minta ditimpuk pake tablet yang sedang kupegang ini. Tapi janganlah. Sayang tablet-nya. Benda berharga untuk nonton drama korea sambil nyemil toppoki ala-ala (baca: cilok saus pedes).
Bagi saya Jogja itu bukan kota wisata. Gimana saya bisa bilang kota wisata, kalau saya mengais rejeki di kota ini setiap hari.
Macet dimana-mana. Ribuan motor melaju kencang, semuanya buru-buru supaya tidak terlambat sampai tujuan. Ratusan mobil memenuhi jalanan, menunjukkan eksistensinya bahwa kota ini dipenuhi oleh orang-orang mampu, tidak kalah dengan ibukota.
Lantas bagaimana saya bisa menikmatinya dengan santai, seperti yang orang-orang selalu elu-elukan, “Hidup di Jogja itu santai…”
Santai mbahmu koprol! Kami ini diburu waktu kerja, janjian ketemu klien di ujung selatan sementara kantor di ujung utara, dan nanti harus balik ke rumah di ujung barat. Belum lagi kebutuhan hidup di Jogja yang semakin meningkat. Dengan menjamurnya mall di sini, menuntut kami untuk berpenghasilan lebih. Paling tidak, supaya tetap bisa jajan dan nongkrong kekinian, tanpa ngutang dan tanpa jatuh miskin. Read more
Suatu hari, saat lagi belanja sayur di warung, Luna ditanya, “Kamu enggak jalan-jalan? Biasanya kan mumpung Bapak-Ibuk libur, kamu jalan-jalan.”
Pernah juga, saat siang hari saya di teras depan ditanya oleh tetangga yang kebetulan lewat, “Enggak pergi, Bu? Biasanya Sabtu-Minggu keluar.”
Huahahaha. Ketauan banget ya, saya ini hobi jalan-jalan.
Entah cuma main ke mall, nyobain restoran baru, meet up sama temen-temen komunitas, jalan-jalan ke pantai atau gunung, traveling ke luar kota, juga grocery shopping sambil mampir ke game center. Read more
Perasaan saya sering banget ya, jalan-jalan ke candi. Hahaha. Habisnya gimana dong. Kalau punya 2 ortu yang rumahnya deketan sama candi. Padahal dulu saya jarang banget main ke candi loh, seringnya nge-mall atau pokoknya gaul ke kota-lah. Tapi semenjak menikah dengan makhluk yang tidak begitu menyukai mall, jadinya malah ketularan. Dan libur lebaran yang hampir 2 minggu ini, kami sama sekali belum main ke mall. Tapi aku kangen mall, pokoknya di sisa-sisa libur lebaran minggu ini, harus main ke mall. *kode keras, karna tau blog ini dibaca suami*
Di hari yang sama, setelah kami main ke Tebing Breksi, suami ngajak kami untuk main sekalian ke Candi Barong. Temennya bilang, candi ini lebih bagus ketimbang Candi Ijo. Oke, we’ll see.. Read more
“Nanti siang kita ke Tebing Breksi yuk.. Sama bapak ibu sekalian, deket rumah masa enggak pernah main kesana. Biar enggak kalah sama anak-anak muda dari kota.”
Pertama kali saya tahu Tebing Breksi adalah saat beberapa bulan lalu kami ke Candi Ijo. Rutenya searah, lewat Jl. Raya Prambanan-Piyungan, lalu belok ke selatan sekitar 1 kilometer setelah Candi Boko. Tenang, di kanan atau kiri jalan ada papan penunjuk jalannya kok.
Dari Jl. Raya Prambanan-Piyungan itu, masih menempuh jarak 2,5 kilometer lagi untuk sampai ke Tebing Breksi. Sedangkan kalau ke Candi Ijo, masih 3 kilometer lagi.
Liburan ke Bali masih jadi highlight liburan keluarga saya tahun depan. Selain menikmati Kintamani, kami juga harus menikmati pariwisata terhits di Bali, yaitu Pantai Kuta.
Anyway ngomongin Pantai Kuta, tahukah kalian di kabupaten Badung (lokasi Pantai Kuta), terdapat banyak sekali tempat wisata ter-heitz lainnya. Garuda Wisnu Kencana, Pantai Jimbaran, Sangeh, Waterboom Kuta, Tanjung Benoa, Pantai Dreamland, Pantai Nusa Dua, Pura Uluwatu, dan masih banyak lagi. Read more
Sudah lama saya pengin liburan sekeluarga ke Bali. Luna belum pernah ke Bali, makanya saya pengin banget ajak dia liburan ke pulau terkenal itu. Dan suami saya menjanjikan kami untuk liburan ke Bali, tahun depan. Horee!
Wish it come true, ya..
Bali emang identik banget sama pantai-pantainya yang cantik. Tapi kalau tiap ke Bali mainnya selalu ke pantai terus, lama-lama bisa bosen juga. Padahal ya, di Bali itu ada daerah yang enggak kalah mempesonanya. Dan saya sudah menyimpan satu wishlist itinerary untuk kami ke Bali besok. Yaitu Kintamani.
Terakhir kali saya kesana saat masih mahasiswa. Duhh kangen banget, pengin ke sana lagi. Read more