Aturan Main Nonton Youtube

Hari gini menjauhkan anak sama gadget itu susah bow…

Kalau mau bener-bener saklek, berarti kita enggak boleh megang hape, tablet, ipad, pc, atau laptop saat mereka ada. Karena rasa penasaran mereka sangatttt tinggi. Jadinya nanti pasti bakal ngerengek-rengek minta gadget itu. Trus setelah kenal, jadi ketagihan.

Kayak Lunski. Hahahaha…

Dulu saya masih bisa tuh nyusuin dia sambil mainan hape. Sekarang? Jangan harap. Dia bakal minta hape yang saya pegang, trus gantian dia yang pegang-pegang, lama-lama dikelonin sampe ketiduran. -____-

Lunski sukak banget nonton Youtube. Kalo udah nonton Youtube, dia bisa anteng. Trus bisa disambi-sambi deh. Ditinggal mandi sama bapaknya, juga pernah. Lunski duduk manis nonton Youtube sendirian, karena saat itu saya belum pulang.

santai nonton Caca (baca: Masha), sambil nunggu bapak pulang kerja.
santai nonton Caca (baca: Masha), sambil nunggu bapak pulang kerja.

Read more

Feeling Ibu Tidak Pernah Salah

fbfad52009ba8896359d6a9213a92baa

Satu setengah bulan lagi, Lunski ultah ke-2. Berarti sudah sekitar 3 tahun yang lalu saya menjalani proses kehamilannya. Rasanya ituu… Jadi pingin hamil lagi. *eh, enggak dulu dink*

Saya hamil tiga bulan setelah menikah. Jelas seneng, excited, dan enggak sabar menanti kelahirannya. Untungnya, Lunski bukan bayi yang rewel saat di kandungan. Jadi trimester pertama bisa terlewati tanpa tantangan yang biasanya dialami bumil-bumil.

Saya enggak anti masuk dapur. Saya jarangggg bangetttt morning sickness. Kalaupun muntah, biasanya itu kalau abis perjalanan jauh. Saya juga enggak pilih-pilih makanan, semuanya dilahap sampai ludes.

Tapiii.. sebanyak apapun saya makan, berat badan saya naiknya enggak signifikan banget. Sampai melahirkan, bb saya cuma naik 8 kilo. Trus yang dimakan lari kemana dong? Ke Lunski. Hahaha.. Makanya, bb Lunski saat di perut naiknya selalu ajaib. Seharusnya baru 1,3 kilo, eh dia udah 1,5 kilo. Seharusnya baru 1,7 kilo, eh dia udah 2 kilo.

Kayaknya cuma kelebihan 2-3 ons ya.. Tapi ternyata itu ngefek banget buat janin ya.. Akhirnya di kehamilan ke 34 minggu, saya disuruh diet. :(((

Enggak hamil aja males banget diet, apalagi pas hamil. Yaoloh, diet saat hamil itu menyiksa!

Read more

Belajar Sambil Jalan-Jalan

jalan-jalan ke taman pintar 1

Rasanya hampir semua orangtua ingin anaknya jauh lebih pintar, lebih hebat, dan lebih sukses ketimbang dirinya. Begitu pula dengan saya. Saya ingin Luna tumbuh jadi anak yang sehat, pintar, baik budi pekerti, dan taat pada Tuhan.

Dalam mendidiknya menjadi anak pintar, saya menyadari satu hal. Bahwa pintar bukan berarti seorang anak bisa meraih nilai akademik yang tinggi. Bukan berarti berhasil masuk kelas IPA, bukan berarti berhasil lulus UN, bukan pula berarti lolos SBMPTN dan masuk jurusan Kedokteran. Saya percaya, semua anak itu spesial dan istimewa. Begitu pula anak saya.

Kalau ikan bisanya berenang, kenapa dia harus dipaksa terbang? Kalau anak lihai kesenian, kenapa saya harus memaksanya les matematika sampai malam? Kalau belajar tidak hanya duduk manis sambil membaca dan mengerjakan soal, kenapa saya harus mengekangnya dengan tidak boleh main keluar? Read more

Mengajari Anak Menabung

CYMERA_20150129_222942
Celengan pertama Aluna. Iihh.. nggak konsen masukin koinnya, sambil liat TV sih..

Ini ide suami saya. Membelikan Aluna sebuah celengan, dan mengajarinya untuk menabung. Uangnya dari kami tentunya, dan hanya recehan 500 ke atas. Jika penuh nanti rencananya untuk membeli scooter atau mungkin sepeda.

Sebenarnya, bisa saja kami membelikannya sekarang. Tanpa perlu susah-susah Aluna masukin recehan demi recehan. Tapi dengan mengajaknya untuk menabung dulu, sepertinya bisa sedikit mengajari prinsip keuangan ke dia. Bahwa sesuatu tidak bisa didapatkan secara instan, harus bekerja dulu, bahkan harus menabung.

Berhubung Aluna masih 19 bulan, dan belum bisa saya suruh nyapu, ngepel, nyuci piring. Jadi saya ajarin aja dia untuk nabung dulu.

Padahal memasukkan logam ke dalam lubang kecil bagi anak seusia Aluna mungkin saja susah. Tapi, setau saya mengajari anak menjumput itu baik untuk merangsang otot-otot jari mereka. Sehingga nantinya mereka akan lebih siap untuk memegang pensil dan belajar menulis. Dan berhubung memegang logam dan memasukkannya ke lubang itu prinsipnya mirip seperti menjumput, jadi dapat dobel manfaat kan…

Asalkan.. ini dilakukan di bawah pengawasan orangtua. Karena sekalipun di seusia ini Aluna udah enggak apa-apa dimasukkin mulut, tapi demi mencegah terjadi hal yang tidak-tidak, lebih baik tetap diawasi. Read more

Saat Anak Sering Sakit Batuk (2)

Sebelumnya saya pernah cerita di sini, bahwa Aluna itu sering batuk. Dibanding demam atau pilek, frekuensinya lebih sering batuk-nya. Kalau demam, paling lama 2 hari udah normal. Kalau pilek, paling lama 3 hari udah reda ingusnya. Nah, kalau batuk bisa sampe seminggu, dua minggu, bahkan lebih!

Dan kalau udah batuk, bisa sampe muntah. Udah susah-susah nyuapin, eh.. pas tidur terus batuk-batuk, langsung deh dimuntahin semua yang dimakan barusan. Aduh-aduh, stres berat rasanya. Naikin bb anak itu susah, ini turunnya gampang banget.

Belum lagi, efek batuknya Aluna itu bisa sampai ke telinganya.

Suatu hari, saya melihat telinganya Aluna keluar cairan seperti nanah dan berbau. Langsung deh, saya bersihin sampai habis cotton bud berbatang-batang. Ilang sih, tapi beberapa jam kemudian muncul lagi. Setelah saya bawa ke dokter THT, barulah saya tahu bahwa itu adalah infeksi telinga. Karena saluran tenggorokan dan telinga anak bayi itu pendek, jadi batuk yang berkepanjangan efeknya bisa seperti ini. Harus segera diobati, kalau enggak lama-lama saluran pendengaran ini bisa tertutup, lalu pendengaran anak bisa terhambat.

Ckckck.. Kayaknya “cuma” batuk ya.. Tapi buat anak kecil, batuk itu menyiksa banget. Tidur enggak nyenyak, makan enggak enak, bb turun drastis.

Sampai di suatu titik, saya capek. Capek ngobatin terus. Kasian Aluna juga batuk dikit diminumin obat. Satu sisi saya pingin minta ke dokternya untuk ngasih antibiotik aja biar cepet sembuh. Tapi di sisi lain, sekarang kan lagi santer “bijak antibiotik” ya. Saya pun jadi ragu untuk minta antibiotik. Nurut dokter aja deh, mau ngasih apa enggak. Saya enggak mau minta-minta. Enggak mau sotoy. Bukan lulusan kedokteran juga. Hehehe…

Sampai suatu hari, saya nemu poster ini dari bijak-antibiotik.

10524650_10152938990974577_2406477254463552062_n Read more

Saat Anak Sering Sakit Batuk (1)

Kalo anak sakit itu pasti bikin hati emak-bapaknya kebat-kebit. Rasanya pingin mentransfer sakit itu ke tubuh emaknya aja, dan membiarkan anak sehat dan ceria terus.

Aluna termasuk anak yang sering batuk. Kalau udah batuk, sembuhnya lama, bisa sampe berminggu-minggu. Persis kayak saya.

Kalau kata bapaknya Aluna, “Batuk kalian itu tipe batuk lebay.”

Lha habis gimana lagi, kalau enggak dibatukin lebay, gatel di tenggorokan ini susah ilang.

repotnya, kalau udah batuk bisa sampai muntah! setelah muntah, baru bisa tidur nyenyak. :(
Repotnya, kalau udah batuk bisa sampai muntah! Setelah muntah, baru bisa tidur nyenyak.

Awal-awal Aluna sakit batuk, saya obatin pake obat batuk biasa yang bisa dicari di apotek terdekat. Katanya artikel-artikel kesehatan itu kan, batuk biasa akan sembuh dalam 2-3 hari dan enggak perlu antibiotik. Karena kalau anak kebanyakan antibiotik, enggak baik juga buat tubuhnya.

Saya jadi takut ke dokter. Karena menurut saya, dokter-dokter suka ngasih antibiotik. Katanya kan, harus cari dokter yang RUM (Rational Use Medicine). Dan menurut saya, itu sama aja seperti mencari jarum dalam jerami. Dunia kedokteran udah dimainkan sama dunia farmasi.

Akhirnya, saya gelontori Aluna sama obat batuk biasa itu. Sembuh sih… Tapi lama. Dan, seminggu kemudian muncul lagi.

Haduh!

Padahal saya enggak ngasih Aluna antibiotik loh. Bukannya artikel-artikel itu nulis bahwa kalau anak dikasih antibiotik, maka dia bakal sering sakit.

Gimana ini, mana yang bener?

Panik semakin mendera saat tiba-tiba mendapati di belakang telinga Aluna, ada benjolan kecil. Pikiran aneh-aneh muncul. Akhirnya saya putuskan untuk ke dokter saat itu juga. Read more

Saat Harus Tinggal Dengan Orangtua/Mertua

Kenalin, ini kakungnya Aluna, bapak mertua saya. Aluna jelas yang mungil itu, sedang sebelahnya itu sepupunya, mbak Cadence. :)
Kenalin, ini kakungnya Aluna, bapak mertua saya. Aluna jelas yang mungil itu, sedang sebelahnya itu sepupunya, mbak Cadence.

Dua minggu terakhir tahun 2014 ini saya menghabiskan waktu dengan tinggal di rumah mertua dan orangtua.

Seperti yang pernah saya ceritakan di sini. Sekalipun kami tinggal di kota yang sama, tapi saya dan suami memilih untuk tinggal di rumah sendiri semenjak menikah. Saya tinggal di Jogja barat, mertua di Jogja timur, orangtua di Jogja utara. Jelas repot kalau setiap mau berangkat kerja saya harus mampir ke rumah orangtua/mertua, untuk menitipkan anak. Jadi, selama kami tinggal kerja Aluna kami titipkan di daycare terpercaya dan terdekat dengan rumah.

Berhubung akhir tahun adalah libur semester sekaligus libur natal, maka aktivitas daycare dan playgroup di Bintang Bintang diliburkan. Padahal saya dan suami kan harus masuk kerja. Jadi, solusi terbaik adalah mengungsi sementara ke rumah orangtua/mertua.

Pembagiannya adalah 6 hari di rumah mertua, 10 hari di rumah orangtua saya.

Tapi…. Baru sebentar tinggal di rumah mereka, saya sudah merasa enggak betah. Mungkin karena sudah terbiasa tinggal sendiri ya, jadi ketika harus tinggal seatap dengan orangtua/mertua, saya merasa enggak bebas, enggak sreg, tertekan, dan bete kuadrat pokoknya. Hahaha… Boleh dipertanyakan kok, salah siapa ini. Saya atau mereka. Sepertinya sih, saya… Hihihi… Read more

Akhir Tahun Tanpa Libur Tambahan

Akhir tahun 2014 mau ambil cuti ah… Atau mending cuti natalnya aja dipanjangin ya? Uhmm… Pilih yang mana ya.. Cuti tahun baru atau cuti natal.

Tapi, semua keinginan itu sirna sudah. Gara-garanya, jatah cuti saya sudah habis-bis permisah. Malah udah minus 4. Alhasil jatah cuti 2015 besok udah kepotong 4, belum lagi cuti bersama dari pemerintah ada 2, trus cuti bersama tambahan dari kantor buat lebaran ada berapa tuh. Silakan ditotal sendiri, jatah cuti saya tahun 2015 tinggal berapa. Kayaknya enggak ada 5 deh.

Haduh.. Apes-apes.

keep-calm-although-cuti-dah-habisNasib buruh itu, selain harus pinter-pinter kelola keuangan, juga harus pinter-pinter kelola hari libur. Mana yang perlu cuti, mana yang hanya butuh ijin masuk terlambat atau masuk setengah hari.

Eits tapi, minusnya jatah cuti saya ini bukan berarti manajemen cuti saya jelek loh yah.. *enggak terima dikira begitu*. Tapi karena 2014 kemarin, saya sering menghabiskan waktu di rumah sama Aluna, karena dia sakit. Huhuhu… Maklum yah, newbie mommy. Anak panas sedikit aja udah panik. Dan memilih untuk enggak masuk kerja demi nungguin anak dan nyusuin dia seharian.

Kapan yah, UU Ketenagakerjaan memperbolehkan ibu pekerja menggunakan “Surat Ijin Sakit” anaknya sebagai surat ijin ibunya juga. Kalau kita sakit, trus masuk kerja bawa surat keterangan ampuh dari dokter itu, kan jatah cuti kita enggak akan berkurang tuh. Nah, kalo anaknya sakit? Otomatis emaknya ikutan rempong dan memilih untuk enggak masuk kerja juga kan..

Plis, Pak Hanif Dhakiri, dengarkan jeritan hati ibu pekerja ini… *mulai lebay* Read more

Neverending Parenting

Hari Sabtu kemarin adalah pertama kalinya saya datang diskusi parenting yang diselenggarakan oleh daycare, tempat Luna bermain selama saya tinggal bekerja. Sengaja Bunda Cici, pemilik sekaligus kepala sekolah Bintang Bintang Daycare & Preschool, memilih hari Sabtu itu karena bebarengan dengan anak-anak field trip ke Kebun Agro. Jadi, sembari orangtua menunggu anak-anaknya, bisa sambil diskusi tentang parenting masa kini.

learning-to-read-with-phonics-21705020Tema parenting saat itu adalah “Mengajarkan Anak Membaca”. Duh, kayaknya masih jauh banget ya sama Luna di usia sekarang ini. Dan memang benar, saya adalah orangtua dengan anak termuda, yaitu 14 bulan. Otomatis, saya lebih banyak diam dan menyimak. Belum banyak hal berkenaan dengan topik itu, yang bisa saya share.

Kesan 15 menit pertama setelah mengikuti diskusi parenting itu adalah… Masalah anak ternyata enggak sebatas, susah makan. Makin dia tumbuh besar, makin kompleks permasalahannya. Ngg.. buat kita orangtua, mungkin itu masalah. Tapi buat anak-anak, masalahnya mereka cuma satu: kalau keinginannya enggak diturutin orangtuanya. *tepok jidat* Read more