Feeling Ibu Tidak Pernah Salah

fbfad52009ba8896359d6a9213a92baa

Satu setengah bulan lagi, Lunski ultah ke-2. Berarti sudah sekitar 3 tahun yang lalu saya menjalani proses kehamilannya. Rasanya ituu… Jadi pingin hamil lagi. *eh, enggak dulu dink*

Saya hamil tiga bulan setelah menikah. Jelas seneng, excited, dan enggak sabar menanti kelahirannya. Untungnya, Lunski bukan bayi yang rewel saat di kandungan. Jadi trimester pertama bisa terlewati tanpa tantangan yang biasanya dialami bumil-bumil.

Saya enggak anti masuk dapur. Saya jarangggg bangetttt morning sickness. Kalaupun muntah, biasanya itu kalau abis perjalanan jauh. Saya juga enggak pilih-pilih makanan, semuanya dilahap sampai ludes.

Tapiii.. sebanyak apapun saya makan, berat badan saya naiknya enggak signifikan banget. Sampai melahirkan, bb saya cuma naik 8 kilo. Trus yang dimakan lari kemana dong? Ke Lunski. Hahaha.. Makanya, bb Lunski saat di perut naiknya selalu ajaib. Seharusnya baru 1,3 kilo, eh dia udah 1,5 kilo. Seharusnya baru 1,7 kilo, eh dia udah 2 kilo.

Kayaknya cuma kelebihan 2-3 ons ya.. Tapi ternyata itu ngefek banget buat janin ya.. Akhirnya di kehamilan ke 34 minggu, saya disuruh diet. :(((

Enggak hamil aja males banget diet, apalagi pas hamil. Yaoloh, diet saat hamil itu menyiksa!

Read more

Jangan Panggil Saya Bunda

IMG_20131130_114317Geng pumping kantor saya beranggotakan 3 orang; saya, Dila, dan Ani. Kami pumping di mushola kantor 2x, jam 11 dan 14.30. Di luar jam2 crowded orang sholat.

Enggak seru kalo selama pumping kami cuma diem2an. Dan kalo udah begitu, pasti salah satu dari kami akan berceletuk, “Ada cerita apa nih?”, “Ayo dong kalian cerita sesuatu.”

Cerita2 Geng Pumping memang selalu beragam. Mulai dari obrolan absurd, enggak penting, curhatan, gosip, tapi enggak dikit juga yang infomatif-inspiratif.

Nah kalo siang ini, pembicaraan kami agak enggak penting. Yaitu tentang panggilan orangtua oleh anak.

Saya manggil orangtua saya, Mama dan Bapak. Tapi saya mau membahasakan Luna untuk manggil kami orangtuanya, Ibuk dan Bapak. Alasannya, karena enggak mau ikut-ikut tren manggil Ayah-Bunda (bahasa kerennya, anti-mainstream #halah!), dan enggak mau terlalu kekotaan, manggil Papa-Mama. Apalagi keminggris, Mommy-Daddy. Kami cuma keluarga kecil yang tinggal di desa dan meniti karir di kota. #oposih? Read more