Hidup yang Menua

hidup yang menua

Siang itu, saya dan sahabat lama makan siang bersama. Kami membicarakan banyak hal, mulai dari pekerjaan yang lagi hectic-hecticnya, rencana-rencana masa depan, sampai tentang keluarga.

Tiba-tiba saya terlempar ke masa lalu, saat kami masih bisa janjian keluar tanpa terikat pekerjaan atau digondeli anak dan pasangan. Saat pembicaraan kami masih seputar naksir si anu, si itu, ngambek karena dia begini, begitu, dan pulang tengah malem padahal besok masih harus kuliah tapi ternyata kami masih tetap prima.

Read more

#Familife: Resolusi Keluarga 2017

Resolusi Keluarga 2017

Sama seperti kebiasaan orang-orang di malam tahun baru, kemarin saya dan suami juga sama-sama melek sampe pagi. Meski hari-hari biasa udah kebiasaan melek sampe pagi, tapi khusus malam tahun baru harus beda. Jadi kami berniat bakar sate ayam di depan rumah sambil lihat kembang api. Sekalian mau ngenalin konsep tahun baru ke Luna, sambil bikinin dia aneka craft untuk new year eve.

Saking niatnya ya, saya udah cari referensi new year eve party for kids di Pinterest dan belanja di stationery store segala printilan DIY sejak 1 minggu sebelumnya.

Read more

Tradisi Natal Keluarga

Natal ini saya libur super-panjang. Sepanjang libur lebaran biasanya, sekitar 10 hari. Dan aku senang, hahaha.

Tapi di hari pertama libur udah diawali dengan debat sama suami. Liburan panjang ini mau kemana? Udah arrange schedule mau staycation di Solo, ternyata voucher-nya udah expired sejak 21 Desember lalu. Kirain masih 31 Desember, ternyata aku salah baca. Kzl.

Tradisi Natal Keluarga

Read more

Gaya Komunikasi dalam Keluarga

Gaya Komunikasi dalam KeluargaSemenjak Luna udah lancar bicara, jadi punya PR banget untuk lebih pintar mengatur omongan yang keluar. Bukan karena saya hobi misuh kayak Awkarin atau Young Lex. Biasanya anak remaja hobinya maki, tapi aku mah dari dulu anak baik-baik. Hobinya baca kitab suci.

*oke, yang ini pret banget*

Anak kan copycat orangtua banget ya. Enggak cuma tingkah laku kita aja yang ditirunya, tapi juga omongan. Kadang saya suka heran, kok dia bisa tahu kata-kata tertentu. Padahal ternyata saya sendiri yang sering enggak sadar ngomong itu. *plester bibir* Read more

Arti Berbagi

image

Lebaran kali ini, saya merasa jalanan di Jogja tidak semacet lebaran tahun lalu. Bisa jadi karena lebaran tahun ini berdekatan dengan tahun ajaran baru, dimana orangtua mengeluarkan biaya besar untuk mendaftarkan ulang anaknya sekolah. *trus jadi inget, biaya daftar ulang daycare Luna yang belum dibayar*

Seperti tahun-tahun sebelumnya, saya juga mudik. Pulang ke rumah orangtua yang jauhnya 35 kilometer, tetep bisa dibilang mudik kan..

Beberapa hari kami di rumah mertua dan beberapa hari di rumah orangtua. Meskipun di hari-hari weekend biasanya, sebulan sekali-dua kali kami juga pulang sih.. Tapi setiap lebaran dan natal, selalu menyempatkan diri pulang dan menginap lebih lama.

Read more

When My Parents Tell Me About Money

 photo ferris wheel quote_zpsbkpcm8rf.jpg

Semua kebiasaan kita, pasti ada kebiasaan orangtua di dalamnya. Bahkan pemilihan merk produk-produk rumah tangga, secara enggak sadar saya pilih yang biasa dibeli mama saya.

Semua karakter kita, pasti ada karakter orangtua di dalamnya. Jadi tiap saya curhat ke Si Bapak, tentang mama yang kadang ngeselin, dia cuma bilang, “Lha kamu itu ya kayak gitu sifatnya. Persis!”

Trus cuma bisa cengengesan. Kalo gitu, berarti saya kesel sama diri sendiri dong. :)))))

Termasuk urusan finansial, saya belajar banyak banget dari orangtua saya. Dari Bapak yang gigih dan pekerja keras, dan dari Mama yang sederhana, hemat, dan pintar atur keuangan.

Melihat saya yang boros dan suka belanja, enggak heran kalau Mama dan Bapak khawatir luar biasa. Gaji pertama dipake foya-foya, traveling ke sana-kemari, beli baju, tas, dan sepatu ter-heitz. Pernah saking khawatirnya, Mama dulu minta saya print buku tabungan, buat cek keuangan saya. :))))

Dan setelah saya menikah, sekalipun mama sudah tidak terlalu cerewet lagi urusan keuangan, tapi mama tetap mewanti-wanti saya untuk mengatur keuangan rumah tangga sebaik mungkin. Sudah punya suami, sudah punya anak, sudah punya keluarga yang lebih besar lagi, sudah punya tetangga yang biaya sosialisasinya lumayan, dan sudah punya tanggung jawab yang lebih besar lagi. Read more

Two Become One

step0003

Foto di atas adalah foto wefie pertama yang kami ambil setelah punya anak. Diambil saat Lunski masih berusia sebulan, dan di malam hari sebelum ngeloni dia tidur.

Keliatan gelap ya.. Huks.. Waktu itu masih pake BB yang pernah hits pada masanya tapi enggak ada lightnya. Kalau dari dulu udah jatuh cinta duluan sama Android, pilihan pertamanya mungkin sama henpon Smartfren. Harga terjangkau dan fitur keren. Sayang, cinta pertama smartphone saya dulu jatuh ke yang lain.

Mungkin foto itu tampak biasa saja. Semua keluarga pasti punya foto wefie. Entah difotoin orang lain, atau penuh perjuangan dengan pakai timer ataupun tongsis/tongbro (tolong dong sis.. tolong dong bro..)

Tapi buat kami─terutama saya, foto itu sangat bermakna. Bisa nikah sama suami saya itu aja udah Puji Tuhan banget, apalagi punya anak seaktif (baca: ngglidig) Lunski, jelas itu anugerah yang luar biasa.

Read more

Stop Laughing Please.. Can you?

Apa perasaanmu ketika pesan yang kamu maksudkan tidak tersampaikan?

Berteriak di depan orang-orang itu secara langsung?

Atau mencurahkan itu melalui status BBM, Facebook, ataupun Twitter? Di mana 140 karakter itu tidak cukup untuk menampung semuanya, karena rawan kesalahpahaman.

Dan sayang, saya bukan orang yang seperti itu. Saya lebih memilih untuk menuliskan semua ini di tempat ini.

Tempat yang bisa mendengar cerita saya tanpa banyak protes.

Tempat yang bisa mendengar cerita saya tanpa banyak tanya.

Tempat yang bisa mendengar cerita saya tanpa didengar sambil tertawa.

Tempat yang bisa mendengar cerita saya tanpa ada kesalahan maksud.

Tempat yang bisa mendengar cerita saya tanpa tanggapan sinis.

Awalnya, dan sesungguhnya. Saya adalah perempuan yang tidak bisa membiarkan “ketidakjelasan” itu terus berjalan. Saya akan berbicara dan mengungkapkan, supaya semua menjadi jelas, dan tidak ada pembicaraan diam-diam di belakang. Tapi sepertinya, hari ini telah mengubah saya untuk lebih baik diam dan membiarkan “ketidakjelasan” itu terus berjalan.

Karena hari ini, ungkapan saya ke mereka, ke forum itu, tidak ditanggapi dengan serius. Read more