Akhir Tahun Tanpa Libur Tambahan

Akhir tahun 2014 mau ambil cuti ah… Atau mending cuti natalnya aja dipanjangin ya? Uhmm… Pilih yang mana ya.. Cuti tahun baru atau cuti natal.

Tapi, semua keinginan itu sirna sudah. Gara-garanya, jatah cuti saya sudah habis-bis permisah. Malah udah minus 4. Alhasil jatah cuti 2015 besok udah kepotong 4, belum lagi cuti bersama dari pemerintah ada 2, trus cuti bersama tambahan dari kantor buat lebaran ada berapa tuh. Silakan ditotal sendiri, jatah cuti saya tahun 2015 tinggal berapa. Kayaknya enggak ada 5 deh.

Haduh.. Apes-apes.

keep-calm-although-cuti-dah-habisNasib buruh itu, selain harus pinter-pinter kelola keuangan, juga harus pinter-pinter kelola hari libur. Mana yang perlu cuti, mana yang hanya butuh ijin masuk terlambat atau masuk setengah hari.

Eits tapi, minusnya jatah cuti saya ini bukan berarti manajemen cuti saya jelek loh yah.. *enggak terima dikira begitu*. Tapi karena 2014 kemarin, saya sering menghabiskan waktu di rumah sama Aluna, karena dia sakit. Huhuhu… Maklum yah, newbie mommy. Anak panas sedikit aja udah panik. Dan memilih untuk enggak masuk kerja demi nungguin anak dan nyusuin dia seharian.

Kapan yah, UU Ketenagakerjaan memperbolehkan ibu pekerja menggunakan “Surat Ijin Sakit” anaknya sebagai surat ijin ibunya juga. Kalau kita sakit, trus masuk kerja bawa surat keterangan ampuh dari dokter itu, kan jatah cuti kita enggak akan berkurang tuh. Nah, kalo anaknya sakit? Otomatis emaknya ikutan rempong dan memilih untuk enggak masuk kerja juga kan..

Plis, Pak Hanif Dhakiri, dengarkan jeritan hati ibu pekerja ini… *mulai lebay* Read more