“Sayank, kita liburan ke Bali dong..”
“Besok ya, tahun depan.”
Setahun kemudian, kami enggak kemana-mana. Dan pertanyaan yang sama terulang lagi.
“Sayank, kita liburan ke Bali yuk..”
“Hhmm..,” responnya datar sambil tetap menatap layar ponselnya. Membaca… entahlah.
“Aku mintanya kan Bali, enggak ke Singapore apalagi Korea, buat nemuin sayangku yang satunya, Lee Jong-suk.”
“Iya, tahun depan ya. Siapa tahu di Bali kamu ketemu sama sayangmu siapa itu namanya? Lee Kuan-Yew?”
Sepertinya dia minta ditimpuk pake tablet yang sedang kupegang ini. Tapi janganlah. Sayang tablet-nya. Benda berharga untuk nonton drama korea sambil nyemil toppoki ala-ala (baca: cilok saus pedes).