Dengan Cara Apa Kita Memprotect Anak Kita

Dengan Cara Apa Kita Memprotect Anak Kita

Lama sekali ternyata saya enggak ngisi blog ini. Bukannya sibuk-sibuk amat sih.. Tapi badan cukup capek, dan tiap ngelonin Luna pasti bablas ketiduran. Padahal tengah malam adalah satu-satunya waktu senggang saya buat me time, salah satunya dengan nulis blog. Nyatanya, me time saya beberapa minggu terakhir ini malah cuma browsing sosmed mulu. >.< Blogwalking pun tak pernah. Read more

Parenting Without Yelling, Possible or Not?

Parenting Without Yelling
Dari awal nulis judul ini, langsung bikin kesimpulan sendiri. Parenting without yelling? Imposibruuuuuu.

Ya itu buat saya sih, yang punya gaya komunikasi meledak-ledak dan bukan tipe calm parent.

Baca juga: Gaya Komunikasi dalam Keluarga

Punya anak usia toddler yang kata orang lain lagi lucu-lucunya sedangkan kata orangtuanya lagi ngeyel-ngeyelnya, rasanya hampir tiap hari saya selalu berteriak ke dia. Saya ngomong biasa aja kayak orang teriak kok. Apalagi menasihati atau marah, makin tinggi kekuatan suaranya.

Read more

Belajar Gaya Parenting ala Ayah

Belajar Gaya Parenting ala Ayah

Akhir-akhir ini saya merasa (iya, saya mah orangnya perasa), bahwa sebenernya suami saya punya gaya parenting yang lebih hebat daripada saya. Dia lebih sabar dan telaten ketimbang saya. Padahal saya yang paling rajin baca-baca artikel parenting dan koleksi buku parenting. Sedangkan dia, yang paling rajin dibaca cuma berita olahraga, politik, dan nonton Doraemon di Youtube.

Eh lupa, ada 1 buku parenting yang dibaca dia, yaitu “AyahASI”. Itu pun karena dibeliin sama temen dan dibaca sekali doang sebelum Luna lahir.

Trus saya coba inget-inget lagi gaya parenting bapak saya dulu. Sebelas-duabelas dengan suami saya. Mereka sama-sama tidak baca buku parenting, apalagi artikel parenting. Boro-boro dateng seminar parenting, nonton talkshow parenting aja males. Mending nonton F1 atau laga tinju internasional. Read more

Mengasuh Banyak Anak

Mengasuh Banyak Anak

Kalian pengin punya anak berapa? Satu, dua, atau tiga?

Kalau saya pengin punya anak 2, syukur-syukur bisa cowok-cewek. Tapi kalaupun enggak, ya nggak pa-pa. Rejeki dari Tuhan harus diterima dan dijaga. Termasuk kalau-kalau Tuhan mau kasih saya anak lebih dari 2. Berarti saya dianggap mampu kan.. Baik secara mental juga finansial.

Enggak kebayang deh kalau saya punya anak lebih dari 3. Kayaknya kok repot banget ya… Tiap mau pergi, persiapannya selalu lama karena harus memastikan perlengkapan yang dibawa komplit semua. Balita di rumah enggak abis-abis, trus kapan istirahatnya ya..

Tapi temen saya satu ini anaknya 5. Serius. 5. Lima. L-i-m-a.
Read more

When Mother vs Mother

when mother vs mother

Jadi, maksudnya mother di sini adalah ibu kita (ibu kandung atau ibu mertua) yang prinsip-prinsip parentingnya biasanya beda sama kita yang udah jadi ibu.

Hayoo.. Siapa yang prinsip parentingnya enggak beda dan enggak pernah ngerasain konflik dengan ibu? Sekecil apapun itu, sekecil biji sesawi, pasti pernah dong..

Nih, list hal-hal yang biasanya jadi pertentangan antara ibu dengan ibu.

 

– Udah enggak usah susah-susah perah ASI. Kasih sufor aja beres kan.. Di kantor kamu enggak repot, di rumah anak tenang.

Kampanye ASI itu emang kenceng banget ya di lingkungan kita. Tapi belum tentu kenceng juga loh di ibu-ibu kita. Makanya ada konselor ASI, karena buat saya konselor ASI itu gunanya buat ngasih tau ibu-ibu kita. Biasanya, ibu-ibu baru sadar ketika yang ngasih tau dari pihak ketiga. Tapi kalo yang ngasih tau anak sendiri. Mungkin mikirnya, “Iihh.. anak baru kemarin sore jadi ibu aja udah mau ngajarin ibunya tentang ASI.”

Lagian, benernya pumping di kantor itu enggak repot bin ribet kok. Apapun yang dilakukan dengan senang hati pasti bakal dinikmati kan ya. Tantangannya itu biasanya tempatnya, waktunya, atau cibiran dari rekan kerja yang enggak paham pentingnya ASI.

Iya, masih ada banyak loh, kantor-kantor yang tidak memfasilitasi karyawannya untuk bisa pumping di jam kerja. Kalo saya sih ya, pumping aja di ruang meeting atau di mushola (kalo enggak dipake), pilih jam-jam di luar jam biasanya meeting (lagian pumping itu paling cuma 30 menit), dan… cuekin aja kalo ada cibiran dari mereka yang nyinyir sama perjuangan kita. Mungkin dia belum pernah punya anak, atau.. mungkin dia butuh liburan. :))

(Baca: Semangat NgASI, Bunda!)

Read more

Neverending Parenting

Hari Sabtu kemarin adalah pertama kalinya saya datang diskusi parenting yang diselenggarakan oleh daycare, tempat Luna bermain selama saya tinggal bekerja. Sengaja Bunda Cici, pemilik sekaligus kepala sekolah Bintang Bintang Daycare & Preschool, memilih hari Sabtu itu karena bebarengan dengan anak-anak field trip ke Kebun Agro. Jadi, sembari orangtua menunggu anak-anaknya, bisa sambil diskusi tentang parenting masa kini.

learning-to-read-with-phonics-21705020Tema parenting saat itu adalah “Mengajarkan Anak Membaca”. Duh, kayaknya masih jauh banget ya sama Luna di usia sekarang ini. Dan memang benar, saya adalah orangtua dengan anak termuda, yaitu 14 bulan. Otomatis, saya lebih banyak diam dan menyimak. Belum banyak hal berkenaan dengan topik itu, yang bisa saya share.

Kesan 15 menit pertama setelah mengikuti diskusi parenting itu adalah… Masalah anak ternyata enggak sebatas, susah makan. Makin dia tumbuh besar, makin kompleks permasalahannya. Ngg.. buat kita orangtua, mungkin itu masalah. Tapi buat anak-anak, masalahnya mereka cuma satu: kalau keinginannya enggak diturutin orangtuanya. *tepok jidat* Read more

First Day Luna in Day Care

Hari ini adalah hari pertama saya nitipin Luna di Day Care. Enggak terlalu pusing nyari day care-nya sih.. Cari yang searah sama jalan ke kantor, bisa pegang baby under 1 tahun, harganya terjangkau, metode pengasuhannya sesuai, dan bunda-bunda pengasuhnya baik.

8900_199010080255621_2106403529_nAkhirnya dapet di daerah Pedes, Jl. Wates km 10. Namanya Bintang-Bintang.

Rencananya, di bulan Februari usia 7 bulan, Luna akan mulai main-main di day care. Tapi, ini baru sama-sama belajar 1 hari main-main di sana dulu. Mumpung hari Senin ini kejepit, jadi sepanjang weekend pulang ke rumah sendiri, sekalian belajar melepas anak di day care.

Dua bulan sebelumnya, kami selalu ajak Luna main ke Bintang-Bintang setiap hari Sabtu. Dengan harapan dia lebih familiar sama tempat itu, lebih kenal sama calon teman2nya dan bunda pengasuhnya.

Dan setiap hari sebelumnya, saya selalu bilang sama Luna. “Besok ibuk-bapak kerja, Luna main sama bunda di Bintang-Bintang ya.. Jadi anak pinter ya.. Berani. Nurut sama bunda. Baik sama temen2nya.”

Kalimat itu saya ulang-ulang setiap dia mau tidur, pas lagi nenen, sambil elus-elus rambutnya. Ceritanya, ini sedang mempraktikkan hypnoparenting. Read more