Begini Caranya Menciptakan Keluarga yang Sadar Gender

Begini Caranya Menciptakan Keluarga yang Sadar Gender

Mumpung masih gres nih, saya mau berbagi cerita event yang saya hadiri 6 hari yang lalu.

Jadi, sejak sebelum lebaran saya dapat undangan dari Kementerian Perlindungan Perempuan dan Anak (KPPA) untuk ikut Pelatihan Pemahaman Kesetaraan Gender bagi Penulis dan Penerbit Buku Ajar Sekolah.

Dari judulnya udah wow banget ya.. Khas pemerintah. Acaranya juga wow. Wow capeknya karena 2 hari dikarantina di Hotel Inna Garuda. Mulai 11-12 Agustus, full day dari jam 8 pagi sampai 10 malam.

Diisi oleh 3 fasilitator, Bu Ikhlilah dari Program Magister Kajian Gender UI, Pak Wawan dari Departemen Agama, dan Bu Ida dari KPPA. Duh… maaf enggak hafal nama lengkapnya. Read more

Envy itu Public Enemy

Cek hati, karena diam-diam kita pasti pernah iri hati.
Cek hati, karena diam-diam kita pasti pernah iri hati.

Envy itu pembunuh hati nomor satu.

Ya, ya, ya… I know… Tapi siapa sih yang enggak pernah ngerasa iri hati. Lihat sahabat nikah duluan, iri. Lihat teman dapat suami sukses dan kaya raya, iri. Lihat anak teman sudah bisa ini-itu, iri. Lihat teman bisa beli rumah dan mobil, iri.

Ahh… Sadar enggak sadar. Diakui enggak diakui. Diem-diem, perempuan itu gudangnya menyimpan iri hati.

Meski sejujurnya kita ikut bahagia atas pernikahan sahabat, tapi denger sahabat nikah duluan, rasanya itu… “Duh, kok keduluan.”

Meski cinta setengah mati dan tidak pernah menyesal menikahi suami yang enggak tajir-tajir amat, tapi tetep aja mikir…. “Andai suamiku sekaya suami dia. Bisa beli tas Louis Vuitton enggak usah mikir.” Read more

Hello, My Name is Aluna!

Setelah 1,5 bulan beradaptasi dengan status baru, ibu beranak satu, sekarang saya mau nyempetin diri untuk ngeblog lagi. Hore!

Setiap registrasi sesuatu, pasti ada kolom “Nama Ibu Kandung”. Dan besok, anak saya bakal tulis nama saya di setiap registrasi administrasinya. “Nama Ibu Kandung: Noni Rosliyani” Rasanya… Bangga dan bahagia luar biasa. 🙂

Just call me Luna!

Btw, kenalan dulu ya sama anak saya ini. Namanya “Sabiandra Faustin Aluna Gantari”. Dari nama yg (super) panjang itu, cukup panggil dia dengan sapaan, “Luna”. Cantik kan? Sang anak pertama ini besok bakal jadi jagoan yang ngayomi adik-adiknya. Seperti saya… *uhuk-uhuk*

Penamaan anak ini melalui proses yang panjang. Sang bapak lebay harus menunggu selama 32 tahun untuk bisa memberi nama anak, dan saya harus nunggu selama 27 tahun. Jadi, karena waktu menunggu kesempatan ini sudah cukup panjang, kami tidak mengijinkan orang lain untuk menyumbang nama. Sekalipun itu orangtua kami. Read more