Halo 2020!

Flashback sedikit, tahun 2019 lalu. Saya mengawali tahun 2019 dengan sedikit kecemasan, akankah tahun itu jadi tahun terakhir jadi wanita kantoran. Tapi setelah dijalani, malah semakin mantap dan tenang. Kelak, ketika waktunya tiba, adalah waktu terbaik yang sudah dipersiapkan Tuhan.

Justru ketika kerjaan lagi banyak-banyaknya, jadi mikir. Ini kenapa aku masih bertahan di sini sih.. Tapi setelah terima bonus, mikir lagi. Semoga masih ada kesempatan untuk mengabdi di sini. Lol. Labil emang. Read more

Just Another Phase

just another phase

Dulu, saya sering heran dengan mama, kenapa sih, apa-apa harus disembunyikan dan dilakukan diam-diam. Misalnya, ketika adik saya masuk RS, mama enggak mau cerita-cerita ke tetangga, karena enggak mau ditengokin. Trus ketika saya ulang tahun dan minta dirayakan, mama menyebar undangan 2 jam sebelum acara dimulai, supaya mereka enggak ada yang sempet beliin kado. Padahal apa sih, yang diharapkan anak-anak dari acara ultah, kalau bukan kadonya. Tapi mama beralasan, enggak pengin ngerepotin mereka dengan membelikan saya kado. Kalau mau dateng ultah ya udah dateng aja, enggak perlu terbeban musti bawa kado. Read more

Tentang Rejeki

tentang rejeki

Jujur yaa.. saya ini aslinya orang yang gampang baper. Bahasa alusnya, mungkin.. kompetitif. Ketika melihat seseorang mendapatkan pencapaian tertentu, trus kelimpungan, baper, dan hasrat kompetisinya terbangun. Penasaraannn, kok dia bisa.. Kira-kira aku bisa juga enggak ya? Sampai setelah nyoba sendiri dan hasilnya beda, trus baper lagi.. Baper kok ra uwis-uwis. Lol
Read more

Mendefinisikan Cantik

Mendefinisikan Cantik

Mendefinisikan Cantik. Cantik itu tidak harus mainstream. Sekalipun menurut ukuran media seseorang dianggap tidak cantik, tapi kalau dia menghibur, berprestasi, kontroversi, dan punya nilai lebih, bisa banget jadi terkenal. Yes atau yes? 🙂

Jadi, beberapa hari yang lalu, instagram @nitajunita85 yang terkenal dengan “Diet ala Eike”-nya, memposting DM-annya dengan salah satu follower. Follower itu bilangnya “ngasih saran” untuk mempermak muka, percuma badan kurus tapi muka gak dipermak, kusam pula. Apalagi (dia lalu kirim salah satu foto di postingan Nita) fotonya dia sok kecantikan.

What???? Read more

Demi Pencitraan

demi pencitraan

Beberapa waktu yang lalu di timeline saya sempet heboh bahas tentang seorang traveler yang ngutang demi biayain gaya hidup travelingnya. Sebenernya saya enggak begitu ngikutin beritanya sih.. Follow request akun IG-nya aja enggak diaccept-accept. Kasian amat yak aku.. 🙁 Tapi ya kurang lebih, sekilas yang saya pahami adalah tentang pencitraannya di publik sebagai orang yang hobi traveling, jadi ya pokoknya gimana caranya harus bisa traveling.

Baca juga punya Isti: Berhutang Demi Pencitraan

Lalu berlanjut, beberapa waktu yang lalu, Mbak Lusi juga bahas tentang eksis di sosial media yang bikin bangkrut. Di situ aku langsung merasa tertampar-tampar. Sekalipun (puji tuhan) sampai sekarang keeksisanku di sosial media adalah tanpa ngutang, tapi itu bikin saya mikir, sebenernya segala yang saya inginkan itu gara-gara sosmed kah? Read more

Untuk Intan Olivia, Dari Aluna Gantari

Untuk Intan Olivia, Dari Aluna Gantari

Hai Intan Olivia Marbun,

Apa kabarmu di surga? Pasti asyik sekali ya di sana. Damai, tenang, tidak merasakan sakit sama sekali, dan tidak ada orang-orang ribut seperti di sini.

Eh iya, aku lupa memperkenalkan diri. Aku Luna, Aluna Gantari. Kita seumuran loh.. Lebih tua aku sedikit sepertinya. Hanya tua beberapa bulan. Jadi kamu tidak perlu memanggilku “kakak”. Andai kamu besok masuk SD, kita sepertinya bakal seangkatan.

Read more

Belajar Berdamai dengan Perbedaan

Belajar Berdamai dengan Perbedaan

Dulu saat masih SMA, siswa yang mau masuk klub debat itu ada seleksinya. Tidak cuma pintar, cerdas, dan punya nilai akademik yang tinggi aja, tapi juga mampu mengendalikan emosi dan mampu menyampaikan pendapat dengan baik. Tanpa terkesan ngotot, tanpa adu ketegangan urat leher, dan tanpa nada bicara yang tinggi. Melainkan semua pendapat tersampaikan dengan santun, lugas, dan bernas.

Tapi sekarang, kelompok debat sepertinya tidak perlu ada seleksi ya… Semenjak TV mulai menayangkan acara debat bertajuk talkshow. Semenjak internet merasuk ke sendi-sendi kehidupan kita. Dan semenjak sosial media mulai mengambil alih kontrol hidup kita. Lalu semua orang seakan berlomba-lomba menyampaikan pendapatnya masing-masing. Read more